Kiprah Amartha Hangtuah Jakarta memang sudah berakhir di IBL 2022. Mereka tersingkir di babak playoff setelah dikalahkan oleh Satria Muda Pertamina Jakarta. Hangtuah disapu bersih Satria Muda 2-0. Mereka kalah 86-88 (13/8) dan 75-82 (14/8).
Disisi lain hasil ini sudah cukup melegakan bagi Hangtuah. Sebab, target mereka adalah lolos ke babak playoff. Hangtuah sendiri lolos ke playoff dengan status sebagai unggulan ketujuh. Mereka hanya satu tingkat diatas RANS PIK Basketball.
Pada musim reguler itu Hangtuah mencetak rekor 12 kemenangan dan 10 kekalahan. Karena finis diurutan ketujuh itu, Hangtuah pun berhadapan dengan Satria Muda, yang menjadi unggulan kedua.
Meski gagal melewati Satria Muda, pelatih Hangtuah Antonius Ferry Rinaldo meminta anak asuhnya untuk tetap bangga. Apalagi hasil ini sudah lebih baik dari musim sebelumnya.
“Saya meminta anak-anak tetap bangga dan pulang dengan kepala tegak. Pencapaian mereka sudah merupakan peningkatan dari musim lalu yang berada di urutan dua terbawah,” kata pria yang akrab disapa Inal dalam sesi jumpa pers pada Minggu (14/8) itu.
Pada IBL 2021 lalu Hangtuah finis di posisi buncit klasemen Divisi Putih. Mereka hanya lebih baik dari Pacific Caesar Surabaya yang berada di Divisi Merah. Pada IBL 2021 itu Hangtuah hanya menang dua kali dari 16 gim. Mereka mengumpulkan total 18 poin saja.
Dalam kesempatan yang sama Coach Inal menyatakan bahwa dirinya tetap menjadi pelatih Hangtuah pada IBL musim depan. Dia menjadi pelatih Hangtuah sejak 2021 lalu.
“Kami mengalami perkembangan dibandingkan musim lalu. Kerja keras sepanjang musim ini berhasil dan bisa memberikan perlawanan kepada tim sekelas Satria Muda,” ujarnya.
“Target kami memang membawa Hangtuah ke playoff. Fase tersebut sudah terlewati. Untuk musim depan tentu kami berharap lebih tinggi lagi. Pada babak reguler kami harus bisa mencapai peringkat lebih tinggi agar tidak langsung bertemu tim seperti Satria Muda,” imbuh Coach Inal.
Pada dua gim playoff tersebut Hangtuah sudah bermain cukup bagus. Mereka hanya kalah dua poin pada gim pertama. “Pada gim kedua, SM mendominasi rebound, mereka memang memiliki size lebih dibanding kami. Keunggulan rebound mereka menghasilkan 25 angka dari second chance,” kata pria berusia 50 tahun itu. (rag)
Foto: IBL