Katon Adjie Baskoro melompat tinggi. Ia mencoba menghentikan Aaron Jones, center BBM Pontianak Warriors. Terlambat, Jones sudah lebih dulu mengambil tolakan elevasi. Sebuah slam dunk keras di muka Katon terjadi.
Beberapa pemain GSBC CLS Knights lain yang ikut bekerja keras adalah Jan Misael Panagan dan Moh. Saroni. Jan bertugas menjadi pengatur serangan, sementara Saroni ada di posisi center bertugas membantu Sampson D’Untrey. Dalam laga melawan BBM Pontianak Warriors itu, Katon, Jan dan Saroni yang memperkuat GSBC CLS Knights Jakarta kalah 88-76.
Di malam sebelumnya (18/11), bertempat di GOR Kertajaya Surabaya, Saroni bekerja tak kalah kerasnya. Saroni menjadi pelapis Duke Crews dan Brian Williams saat CLS Knights Indonesia menang 94-73 melawan Formosa Dreamers Taiwan di ajang ASEAN Basketball League (ABL). Saroni (dan Firman Dwi Nugroho) menjadi tumpuan CLS Knights di bawah ring, khususnya di kuarter empat saat Crews dan Williams absen karena cedera.
Katon, Jan dan Saroni adalah tiga pemain yang namanya tercantum di roster CLS Knights Indonesia yang berkompetisi di ABL dan juga GSBC CLS Knights Jakarta yang berlaga di Jawa Pos-Honda Pro Tournament 2017 (Jawa Pos Pro) yang berlangsung di DBL Arena Surabaya dari tanggal 18 hingga 26 November.
“Coach Koko (Heru Setyo Nugroho, kepala pelatih CLS Knights Indonesia) sering bilang kepada kami semua bahwa tempat di ABL itu terbuka untuk semua. Jadi, di setiap latihan di setiap turnamen jadi ajang saya untuk membuktikan bahwa saya layak untuk masuk roster ABL,” ungkap Jan Misael setelah GSBC CLS Knights Jakarta mengalahkan D-Mix Surabaya hari ini (20/11) dengan kedudukan 72-67.
Hal senada juga dikatakan Katon. Katon dan Jan Misael masuk daftar pemain ABL namun tidak dimainkan saat CLS Knights menjamu Formosa Dreamers di Kertajaya. “Coach Koko minta agar saya mengaplikasikan apa yang saya terima saat berlatih bersama di Kertajaya. Ini bagus untuk menambah jam terbang saya karena pertandingannya (Jawa Pos Pro) banyak. Ini kesempatan baik bagi saya untuk bisa menyaingi teman-teman yang kemarin main di ABL (melawan Formosa Dreamers),” ungkap Katon Adjie.
“Di sini (Jawa Pos Pro) ada pemain impor. Ini adalah turnamen lokal yang pemain impornya juga luar biasa. Ini jadi bekal bagus untuk saya main di ABL nanti,” tambah Moh. Saroni.
Bermain di dua kompetisi pada saat bersamaan bukanlah hal terlarang bagi ABL. Hal ini ditegaskan oleh Jericho Ilaban, COO ABL yang kami hubungi melalui aplikasi pesan singkat.
“Liga tidak melarang (pemain bermain di dua kompetisi), kecuali kami sudah memiliki kesepakatan dengan liga itu sebelumnya,” jelas Jericho tentang mengapa ia tidak ambil pusing ada pemain ABL yang juga tampil di Jawa Pos Pro.
Hal serupa tidak berlaku bagi pemain ABL yang ingin main di IBL atau sebaliknya. Awal Oktober lalu, ABL menandatangani kesepahaman dengan Indonesian Basketball League (IBL). Dalam kesepakatan antara IBL dan ABL disebutkan bahwa para pemain yang telah didaftarkan oleh klubnya di salah satu liga, tidak dapat didaftarkan pada liga lainnya pada saat yang bersamaan dan musim yg sama.
IBL akan memulai musimnya pada tanggal 8 Desember mendatang dan berakhir pada bulan Februari 2018 (musim reguler). Sementara ABL dimulai pada bulan November 2017 dan berakhir pada bulan April 2018.
"Kerjasama dengan ABL, memastikan kedua liga mendapatkan pemain terbaik untuk setiap klub peserta, di saat yang bersamaan. Ini menunjukkan bahwa kami saling menghargai kalender liga masing-masing," komentar Hasan Gozali, Direktur IBL melalui situs resminya.
Selain tiga pemain CLS Knights di atas, ada beberapa pemain lagi atau tepatnya dua tim yang memiliki cerita serupa. Kali ini adalah dua tim yang mengikuti Jawa Pos Pro dan juga terdaftar di IBL musim 2017-2018. Mereka adalah pemain-pemain di tim Pacific Caesar Surabaya dan Stapac (sebelumnya bernama Aspac) Jakarta.
Dalam aturannya, IBL tidak memperkenankan para pemainnya untuk bermain di kompetisi atau turnamen lain saat musim kompetisi IBL bergulir. Batas tenggat waktu masuknya nama-nama pemain ke IBL ternyata bersinggungan dengan waktu penyelenggaraan Jawa Pos-Honda Pro Tournament 2017.
Kondisi ini sempat membuat tiga tim IBL Pacific, Stapac dan Bima Perkasa Jogja gusar. Mereka hampir batal mengikuti Jawa Pos Pro.
“Kami kirim surat kepada Perbasi untuk meminta izin ikut (Jawa Pos Pro). Karena Perbasi Cup beberapa waktu lalu kami anggap tidak cukup untuk pemanasan dan persiapan menghadapi musim reguler 2017-2018,” kata Gagan Rachmat, manajer tim Stapac Jakarta. “Perbasi kemudian memberi izin kepada kami.”
Menurut Gagan, Perbasi hanya memberi izin kepada timnya dan Pacific. Gagan mengatakan bahwa izin ini ditembuskan ke IBL, namun ada satu syarat yang harus dipenuhi yaitu dua pemain asing mereka di IBL tidak boleh tampil di Jawa Pos Pro.
Di IBL, Stapac akan menggunakan jasa guard Dominique Williams dan Nate Barfield. Keduanya sudah pernah bermain di IBL 2016. Di Jawa Pos Pro, Stapac memasang Steven Thomas dan Marcus Morrison untuk mengisi skuat pemain asing mereka. Kedua pemain tersebut sama-sama pernah bermain di ABL. Marcus memperkuat Satria Muda di 2010-2011 dan Steven Thomas menjadi bagian saat Indonesia Warriors juara ABL 2012.
“Bima Perkasa tidak kirim surat (ke Perbasi),” tambah Gagan tentang kenapa tim itu tidak hadir di Jawa Pos Pro. Bima Perkasa kemudian digantikan oleh tim LH-Extreme Surabaya.
Tanggal 26 November nanti, CLS Knights Indonesia akan bertandang ke rumah Singapore Slingers. Belum ada kabar apakah Jan Misael, Katon dan Saroni akan ikut terbang ke Singapura. Karena bila tampil konsisten dan tangguh, maka boleh jadi GSBC CLS Knights Jakarta tampil di final atau perebutan tempat ketiga Jawa Pos-Honda Pro Tournament 2017.
Sementara untuk Pacific dan Stapac, memasuki IBL 2017-2018 yang akan mulai bergulir tanggal 8 Desember di Semarang, mereka seharusnya sudah cukup panas. (*)
Foto: Yoga Prakasita, Dite Surendra, Dika Kawengian