Pemilik klub Bima Perkasa pasti kecewa dengan penampilan timnya di IBL 2021. Bima Perkasa hanya menang tiga kali dari 22 pertandingan di musim reguler. Masalah demi masalah menghampiri, sehingga tidak bisa fokus pada kompetisi. Kali ini, klub Bima Perkasa mencoba mengurai benang kusut tersebut. Dimulai dengan merekrut presiden klub dan pelatih baru. 

Sekadar mengingatkan kalau Bima Perkasa musim lalu adalah salah satu kontestas liga yang berhasil menembus babak playoff. Tapi setelah itu, performa mereka terjun bebas. Padahal setelah kepala pelatih David R. Singleton keluar, Bima Perkasa merekrut Dean Murray. Pelatih yang sempat berjaya di ASEAN Basketball League (ABL) bersama tim Formosa Dreamers. Dia menyabet gelar Coach of the Year ABL 2019. 

Keputusan yang diambil Bima Perkasa kurang tepat. Karena coach Dean Murray ternyata tidak cocok dengan gaya permainan mereka. Kemudian, dia juga melakukan perubahan besar di tim inti Bima Perkasa, yang notabene sudah bagus sejak dipegang David Singleton. Perubahan tersebut membuat permainan Bima Perkasa kacau. 

Bima Perkasa mengalami empat kekalahan beruntun di awal musim. Sehingga manajemen memutuskan untuk mengganti Dean Murray dengan Kartika Siti Aminah, pada 27 Januari 2022. Pergantian tersebut awalnya terlihat bagus, karena Bima Perkasa berhasil memetik kemenangan 3 kali dari lima pertandingan di awal coach Kartika bertugas sebagai kepala pelatih. Ternyata hanya itu jumlah kemenangan yang dicetak oleh Bima Perkasa. Selebihnya mereka kalah 14 pertandingan beruntun. 

Tak ingin mengulang kegagalan tersebut, Bima Perkasa akhirnya memutuskan untuk membuat rencana yang matang sejak awal. Minggu, 7 Agustus 2022, Bima Perkasa memperkenalkan presiden klub dan kepala pelatih baru. Kali ini semuanya orang-orang lokal. Bima Perkasa tidak ingin membeli kucing dalam karung, seperti saat mendatangkan Dean Murray. 

Foto: Media Bima Perkasa

Kursi presiden klub Bima Perkasa diisi oleh Dr. Hady Efendy. Doktor yang sempat menjadi dosen di Universitas Hasanuddin lalu dosen senior di Fakultas Teknik University of Malaysia itu bukan sosok baru di dunia basket Indonesia. Hady juga pernah menjadi bagian dari manajemen Satya Wacana Salatiga. 

"Misi saya pribadi ingin memperbaiki prestasi klub musim lalu. Musim depan playoff lalu ketika sudah sampai sana, baru kita pasang target selanjutnya. Untuk musim depan, saya tegaskan semua pemain harus main dengan hati. Demi Yogyakarta," kata Hady, dikutip dari rilis resmi Bima Perkasa. 

Fransisca Juniati masih akan menemani tim sebagai manajer. Kemudian, di kursi kepala pelatih, Bima Perkasa merekrut Efri Meldi. Pelatih yang identik dengan Satya Wacana, dan musim lalu memimpin Tangerang Hawks. 

"Latihan akan berat. Ada try-out, entah di dalam atau luar negeri agar mereka benar-benar siap menghadapi musim. Latihan juga sudah kami mulai tiga pekan lalu," kata coach Meldi. 

Sementara itu, pemilik Bima Perkasa, dr.Edy Wibowo berharap timnya bisa kembali ke jalur yang benar. Artinya bisa lebih kompetitif di IBL. "Hari ini adalah lembaran baru untuk Bima Perkasa. Kami berharap dengan dukungan kawan-kawan media, stakeholder, serta pecinta basket di Yogyakarta Bima Perkasa akan kembali ke jalurnya, tim bandel yang menyulitkan dan tidak mengenal kata menyerah. Tip-off bagi kami sudah datang," tutup dr. Edy Wibowo. (*)

Komentar