Selandia Baru menjadi tim ketiga yang lolos dari babak playoff. Mereka menumbangkan Suriah 97-58 pada Selasa, 19 Juli di Istora Senayan, Jakarta. Pada perempat final FIBA Asia Cup 2022 pada lusa nanti, Selandia Baru akan bertemu dengan Korea Selatan.

Keduanya bertemu pada perebutan juara ketiga FIBA Asia Cup 2017. Saat itu Korea Selatan berhasil mengalahkan Selandia Baru dengan skor 80-71.

“Korea Selatan adalah tim yang sangat tangguh. Saya berharap kami bisa bermain dengan kuat. Ini akan menjadi pertandingan yang menarik dan menjadi tantangan tersendiri bagi kami,” kata pelatih Selandia Baru Pero Cameron usai pertandingan.

Selandia Baru tanpa kesulitan meladeni Suriah pada laga playoff. Tim asuhan Pero Cameron itu unggul sejak awal. Mereka mencatat 41 poin sebagai margin terjauh sepanjang gim. Sebaliknya Suriah tidak bisa lepas dari tekanan pertandingan.

Suriah membuat 24 turnover yang membuat Selandia Baru mencetak 38 poin. Sementara Selandia Baru sendiri sebenarnya membuat 27 turnover. Tapi hanya dimanfaatkan menjadi 12 poin oleh Suriah.

Pada paruh kedua Suriah tampil sedikit lebih baik. Mereka mengumpulkan total 37 poin. Tetapi masih kalah jauh dibanding Selandia Baru yang secara keseluruhan mencatat 36 dari 71 tembakan. Sementara Suriah hanya bisa mencetak 22 dari 62 tembakan.

Dari perolehan rebound keduanya hampir sama. Selandia Baru hanya unggul tiga rebound lebih banyak dari Suriah yang mencetak 36 rebound.

Kedalaman skuad ditunjukkan oleh Selandia Baru. Semua pemain mereka mencetak angka. Bahkan 55 dari 97 poin yang mereka cetak disumbangkan oleh pemain dari bangku cadangan.

Taine Murray memberikan 16 poin dan Sam Trimmin 12 poin. Flynn Cameron 14 poin dan delapan rebound. Sam Mennenga 11 poin. Taylor Britt menyumbang 10 poin dan enam asis.

Sementara itu Anthouny Bakar dan Omar Idelbi mengkombinasikan 20 poin untuk Suriah. Nadim Isa dan Hani Adribe masing-masing mencetak delapan poin. Serta Amer Alsati delapan rebound.

“Kami membuat banyak turnover dengan persentase yang sangat buruk. Dalam level kompetisi tinggi tidak boleh membuat banyak kesalahan. Sangat sulit melawan dengan kondisi mental yang tidak siap. Kami mempersiapkan ini dengan baik tapi tidak menyelesaikan tugas kami dengan bagus,” kata Anthouny Bakar. (rag)

Foto: FIBA

Komentar