Timnas Indonesia telah melakukan tur Australia pada 9-24 Juni lalu. Mereka mengadakan laga uji tanding melawan tim-tim dari NBL1 Australia. Dari 10 gim tersebut, Arki Dikania Wisnu dkk menang tujuh kali dan tiga kali kalah.

Pelatih Rajko Toroman mengaku cukup puas dengan hasil tersebut. Pelatih asal Serbia itu menyebutkan bahwa uji tanding tersebut merupakan kesempatan yang baik bagi anak asuhnya.

“Kami melawan tim dari divisi kedua. Tetapi mereka memiliki pemain yang kuat. Ini kesempatan yang besar bagi kami karena mereka memiliki postur yang bagus. Permasalahan kami memang tidak punya cukup pertandingan karena liga (di Indonesia) terlalu pendek,” ungkap Toroman.

Pada tur Australia itu Marques Bolden sempat absen karena masalah kesehatan. Dia hanya bermain empat gim. Begitu juga dengan Derrick Michael Xzavierro yang bermain empat gim. Derrick baru datang ke Australia pada 15 Juni karena harus mengurus visa ke Amerika Serikat.

“Jika Bolden dan Derrick bermain sejak pertama mungkin kami bisa mendapatkan rekor 9-1. Australia adalah salah satu negara dengan tim basket terbaik di dunia. Kami berlatih dalam banyak pertandingan. Ini sangat membantu bagi para pemain muda dan sekarang kami fokus ke FIBA Asia,” lanjut pelatih berusia 67 tahun.

Toroman juga menilai bahwa tim-tim NBL1 yang menjadi lawan latih tanding memiliki kualitas yang bagus. Dibandingkan dengan select team, yang merupakan kumpulan pemain asing IBL dan lokal yang menjadi lawan tanding sebelum SEA Games 2022 lalu, tim-tim NBL1 memiliki kemampuan tim yang lebih komplit.

“Mereka ada di tengah musim kompetisi. Pemain asing IBL bukanlah sebuah tim. Mereka (pemain asing IBL) memang memiliki kualitas individu yang bagus. Tetapi tim NBL merupakan tim yang utuh dan mereka punya sistem. Jadi, ini bagus buat kami,” imbuh Toroman.

Hal itu juga diakui oleh Abraham Damar Grahita. “Pemain asing IBL memang lebih jago secara individu. Mereka juga dari Amerika Serikat. Tapi secara kekuatan tim dan fundamental, NBL1 Australia lebih bagus. Secara teknikal juga,” ujar Bram. (rag)

Foto: Ariya Kuniawan

Komentar