Kami sudah membuat empat tulisan khusus untuk empat inti permainan Golden State Warriors dalam meraih gelar juara musim ini. Namun, empat pemain itu tentu saja butuh bantuan dari 13 pemain lainnya. 

Dari 13 nama tersebut, satu pemain sama sekali tidak turun berlaga musim ini. Ia adalah James Wiseman. Akan tetapi, musim depan, jika sudah pulih total, Wiseman saya yakini akan langsung mengisi posisi starter untuk Warriors (jika tidak ditukar ke tim lain).

Jordan Poole dan Kevon Looney bisa disebut sebagai dua barisan pendukung paling krusial di antara 12 nama lainnya. Looney adalah pemain yang paling banyak mengisi posisi starter di antara nama-nama lain, sedangkan Poole adalah barisan pendukung yang paling produktif. 

Looney adalah pemain aktif tertinggi kedua untuk Warriors. Dengan tinggi 6'9" (206 sentimeter), Looney hanya kalah dari Nemanja Bjelica yang lebih tinggi satu inchi (Wiseman 7'0", tapi tidak tampil di musim ini). Namun, Looney adalah pemimpin Warriors untuk rebound, apalagi offensive rebound. 

Looney setara dengan Draymond Green untuk total rebound dengan 7,3 rebound per gim. Namun, Looney memimpin Warriors untuk offensive rebound dengan catatan 2,5 rebound per gim. Jumlah ini sangat jauh dari pengumpul offensive rebound terbanyak kedua Warriors di musim reguler yakni Otto Porter Jr. dengan 1,4 rebound per gim. 

Di playoff, Looney meningkatkan agresivitasnya dan mendapatkan rataan 2,9 offensive rebound per gim. Beruntungnya, Warrriors juga punya Andrew Wiggins yang sama agresifnya dengan 2,5 offensive rebound per gim. 

Looney juga bisa dibilang cukup cerdik saat menyerang. Meski menjadi pilihan terakhir serangan Warriors, Looney selalu siaga mencari tempat terbaik di bawah ring (dunker spot). Terakhir, Looney adalah satu-satunya pemain Warriors yang memainkan seluruh laga Warriors musim ini. 

Berbeda 180 derajat dengan Looney, Jordan Poole adalah pemain yang hampir selalu butuh bola di tangannya. Hampir sepanjang kariernya sejak SMA berperan sebagai shooting guard, Poole musim ini juga menikmati peran sebagai garda utama (point guard). 

Total 33 persen waktu bermain Poole di musim reguler ia mainkan sebagai point guard. Di playoff, jumlah itu naik 34 persen. Poole pun memiliki sumbangsih luar biasa dengan catatan 18,5 poin, 3,4 rebound, dan 4,0 asis per gim. 

Di playoff, rataan Poole turun di angka 17,0 poin, 2,8 rebound, dan 3,8 asis per gim. Hal ini tak lepas dari berkurangnya menit bermain Poole dari 30,0 menit per gim di musim reguler menjadi 27,5 menit per gim di playoff. Keputusan Steve Kerr cukup masuk akal mengingat ini adalah playoff pertama Poole sepanjang kariernya. 

Pun begitu, Poole tetap memberikan performa luar biasa utamanya secara akurasi tembakan jarak jauhnya. Poole menembak 36 persen tripoin di musim reguler dan meningkat jadi 39 persen di playoff. Tripoin-tripoin Poole juga kerap datang di waktu yang krusial untuk menghentikan momentum lawan atau melanjutkan momentum Warriors.

Secara menit bermain di playoff, pemain pendukung selanjutnya yang dipercaya cukup banyak adalah Otto Porter Jr.. Peran penting Porter sudah sempat saya singgung di atas. Ia adalah pengumpul offensive rebound terbanyak kedua Warriors untuk musim reguler. 

Di playoff, perannya lebih berbeda. Fokus utama Porter adalah memberikan bantuan pertahanan saat ada lawan yang cukup kuat. Di sisi serangan, Porter lebih krusial karena ia membuat Warriors bisa turun dengan skema five out dan spacing semakin terbuka lebar. 

Hal ini pula yang membuat Kerr memasukkan Porter sebagai starter di tiga gim final terakhir. Keberadaannya membuat Celtics kesulitan melakukan penyesuaian. Mereka butuh Robert Williams III untuk rebound dan menjaga area kunci, namun ia tentu harus keluar jika Porter ada di lapangan, menempati posisi sebagai power forward atau senter. 

Di antara pemain Warriors yang melepaskan setidaknya 15 tripoin di playoff ini, Porter adalah pemain dengan akurasi terbaik kedua dengan 40,4 persen. Gary Payton II jadi pemain terbaik untuk klasifikasi di atas dengan 53 persen. 

Gary Payton II adalah pemain selanjutnya. Sempat harus absen karena cedera retak tangan di semifinal Wilayah Barat melawan Memphis Grizzlies, Gary pulih tepat waktu saat final. 

Pun begitu, Kerr memutuskan untuk tidak memainkan Gary pada Gim 1 final. Ia baru melantai di Gim 2 dan langsung memberikan dampak dalam bertahan. Ia ditugaskan untuk mengambil Jaylen Brown dan bergantian menjaga Jayson Tatum bersama Wiggins. 

Terakhir, ada nama Nemanja Bjelica. Bjelica adalah tipikal bigman Eropa yang juga tajam dari tripoin. Namun, Bjelica tidak cukup cepat dalam mengikuti pace dari Warriors. Oleh sebab itu, jika Bjelica tampil, maka tujuan Warriors adalah memperkuat pertahanan dan mencoba lebih banyaj set play di serangan. 

Bjelica sendiri cukup sering diremehkan oleh lawan. Namun, mereka lupa bahwa Bjelica adalah MVP EuroLeague 2015 yang menunjukkan kapasitasnya. Dari sana, Bjelica sering mencuri poin dalam kondisi yang bebas karena lawan terlalu fokus pada pemain-pemain agresif lainnya.  

Masih ada nama Andre Iguodala, Jonathan Kuminga, Moses Moody, Damion Lee, dan Juan Toscano-Anderson di komposisi skuad playoff ini. Namun, bisa dibilang seluruhnya tampil di menit-menit akhir yang tak berguna. 

Selain Iguodala, empat pemain ini bisa dibilang masih tidak cukup familiar dengan final. Ini adalah final sekaligus playoff perdana seluruh empat pemain ini. Jadi, sangat wajar mereka tidak punya banyak kesempatan. 

Sebaliknya bagi Iguodala, ia lebih mengambil peran sebagai mentor di final kali ini. Usianya yang sudah tak muda, membuatnya tak perlu turun banyak. Ia biss dibilang lebih membantu para pemain menyiapkan mental mereka untuk mengejar juara. 

Pemandangan sesungguhnya terlihat di Gim 6 lalu. Ia memanggil Wiggins yang melakukan foul kepada Tatum. Ia coba mengingatkan Wiggins atas apa-apa saja yang sudah mereka siapkan untuk menjaga Tatum dan lebih fokus lagi. 

Sebenarnya ada dua nama pemain lain di Warriors yakni Chris Chiozza dan Quinndary Weatherspoon. Namun, status keduanya adalah Two-way Player yang membuat keduanya tak tampil di playoff sama sekali. Pun demikian, keduanya sangat penting dalam persiapan Warriors utamanya saat berlatih. 

Ini adalah sebuah perjalanan bersejarah bagi Warriors. Tak hanya mematri nama mereka sebagai dinasti teranyar sejak Chicago Bulls yang mampu juara empat kali dalam delapan tahun, ini juga jadi gelar dengsn cerita heroik. 

Kalah di final 2019, babak-belur di 2020, dan gagal di 2021, Warriors membalik segala situasi dengsn komposisi pemain yang solid ini. Kini, 17 pemain ini bisa menikmati istirahat mereka sembari membiasakan diri untuk menambahkan "NBA Champion" sebagai julukan mereka. 

Foto: NBA

Komentar