"Mau omong apa lagi mereka sekarang?"

....

Retorika itu keluar dari mulut Draymond Green usai menjadi juara NBA 2022. Golden State Warriors menang 103-90 atas Boston Celtics di Gim 6 yang membuat skor menjadi 4-2. 

Draymond mengungkapkan perasaannya itu kepada Shaun Livingston dan di hadapan kepala pelatih Warriors, Steve Kerr. Livingston adalah mantan pemain Warriors yang kini bekerja di jajaran manajemen. Livingston ada di tiga gelar juara pertama Warriors dan Draymond. 

Retorika Draymond ini merujuk pada semua ucapan minor dan bisa dibilang meremehkan Warriors dalam dua musim ke belakang. Berdasarkan pernyataan Draymond, banyak sekali pihak yang meyakini bahwa dinasti Warriors telah berakhir usai mereka kalah atas Toronto Raptors 2019. Namun, musim ini, Draymond dan Warriors sekali lagi membungkam para peragu tersebut.

Membungkam para peragu bukanlah hal baru untuk Draymond. Sebagai pilihan ke-35 NBA Draft 2012, setidaknya lebih dari 20 tim NBA ragu atas kemampuannya, ragu untuk memilihnya sebelum Warriors mendapatkan hak pilih tersebut. 

Untuk Warriors sendiri, di NBA Draft 2012, Draymond adalah pilihan ketiga mereka. Warriors lebih dulu mengambil Harrison Barnes di urutan ketujuh dan Festus Ezeli di urutan ke-30. Keduanya hanya merasakan satu gelar juara yakni pada 2015. Setelahnya, dua pemain tersebut dilepas oleh Warriors. Ezeli bahkan sudah tak lagi bermain basket secara profesional sejak 2016 karena masalah cedera.

Dari pilihan ke-35 tersebut, Draymond berkembang menjadi sosok penting tak hanya untuk Warriors, namun untuk perkembangan basket secara global. Draymond mematahkan segala stigma yang ada dengan caranya bermain, setidaknya itu yang saya dapatkan dari melihatnya. 

Biasa bermain sebagai power forward, Draymond bisa dibilang adalah pemain undersized, pemain yang lebih kecil dari rata-rata pemain di posisinya. Draymond tercatat memiliki tinggi badan 198 sentimeter (6'6"), setara dengan Jamarr Johnson dan Galank Gunawan di IBL.

Namun, Draymond membuktikan bahwa ada banyak aspek yang bisa lebih dikedepankan ketimbang memandangnya dari sisi tinggi badan saja. Bahkan, untuk saya, Draymond adalah nyawa sesungguhnya dari dinasti Warriors ini.

Oh tentu saja, Stephen Curry dan Klay Thompson adalah dua bintang utama, dua pencetak angka, dua penembak jitu terbaik sepanjang masa. Akan tetapi, tanpa Draymond, saya ragu keduanya bisa mendapatkan segala predikat di atas.

Draymond yang melakukan "pekerjaan kotor" untuk mereka. Ia bertahan dengan baik, terbukti dengan satu gelar pemain bertahan terbaik (DPOY) dan empat kali terpilih di All-NBA Defensive First Team. Saat menyerang, Draymond adalah fasilitator utama tim ini. Saya pribadi lebih senang menyebut Draymond sebagai motor dari tim ini.

Tinggi badannya yang di bawah rata-rata membuatnya unggul dalam kecepatan untuk memimpin transisi serangan. Silakan lihat tayangan ulang final kemarin saja, lihat berapa banyak transisi serangan Warriors yang dimulai dari Draymond. 

Bahkan, maraknya permainan small ball di beberapa tahun ke belakang bisa dibilang ada andil dari Draymond pula. Steve Kerr acap kali menurunkan Draymond sebagai senter sejak ia menangani tim. Bahkan di final kali ini, di tiga gim terakhir, Warriors tidak memulai gim dengan Kevon Looney. Draymond yang mengisi posisinya. 

Eksplorasi Kerr ini membuat basket secara global tertarik mencoba melakukan hal serupa, small ball di mana-mana. Namun, satu hal yang banyak orang lupakan, alasan utama Kerr berhasil adalah karena Draymond sendiri. Kemampuannya menjadi rim protector dan lebih lagi mengatur sistem pertahanan di lapangan membuat Kerr tak perlu khawatir bermain tanpa senter. 

"Tapi kan, Draymond kasar mainnya! Tapi, Draymond kan tukang rusuh!"

Saya tidak ingat Draymond pernah terlibat adu jotos dengan pemain lain. Kalaupun friksi, bukankah itu adalah hal yang sangat wajar? Draymond untuk saya adalah seorang trash talker murni. Ia menikmati itu entah sebagai cara untuk merusak konsentrasi lawan atau justru untuk membuatnya semakin "meresap" ke dalam gim.

Di lain sisi, Draymond juga bisa dibilang sudah membayar tuntas perilakunya tersebut dengan denda dari NBA. Kabar terbaru menyebutkan bahwa Draymond kini nyaris menyentuh total denda AS$1 juta selama kariernya. Mungkin ini adalah salah satu jumlah terbesar di sejarah NBA. 

Tidak akan ada ulasan statistik di artikel ini. Artikel kali ini saya khususkan untuk menyadari betapa besarnya peran Draymond dan mungkin sering tertutup oleh banyaknya hal-hal kontroversi baik yang ia ucapkan ataupun yang diberitakan media.

Draymond adalah tipikal pemain yang Anda benci saat menjadi musuh Anda, namun akan sangat Anda sukai saat ia menjadi rekan satu tim Anda. Dan percayalah, setiap tim butuh pemain seperti ini untuk menjaga level komeptitif di tim.

Kini, suka tidak suka, mau tidak mau, Draymond adalah pemain yang sangat penting (jika bukan terpenting) untuk Warriors. Suka tidak suka, mau tidak mau, Draymond Jamal Green adalah juara NBA empat kali. 

Foto: NBA

 

Komentar