Menuju Final NBA 2022, Duel Tim Bertahan Terbaik Musim Ini

| Penulis : 

Selamat datang di Final NBA 2022! 

 

 

Setelah berlangsung kurang lebih delapan bulan, NBA kini memasuki babak akhir. Maksimal, NBA hanya tersisa tujuh gim sebelum bergerak ke jadwal untuk menyambut musim baru. Maksimal, tujuh gim menuju sebuah kejayaan. Maksimal, tujuh gim untuk Golden State Warriors mengukuhkan diri mereka sebagai sebuah dinasti NBA. Maksimal, tujuh gim untuk Boston Celtics kembali menjadi organisasi paling sukses di sejarah NBA. 

Sebelum membahas kekuatan masing-masing tim. Saya ingin menggunakan momen ini untuk memberikan apresiasi kepada Gregg Popovich, pelatih legendaris dan juga sekarang masih menjabat sebagai Kepala Pelatih San Antonio Spurs. Tanpa Pops (sapaan akrab Gregg Popovich), saya rasa final ini sulit terwujud. 

Ya, Steve Kerr yang memimpin Warriors dan Ime Udoka yang menahkodai Celtics adalah dua dari sekian banyak “buah” dari pohon kepelatihan Pops. Keduanya pernah measakan sentuhan kepelatihan Pops baik sebagai pemain atau setelah pensiun. Ime bahkan masih menjadi asisten Pops tiga tahun lalu. Kerr sendiri tak pernah bersanding dengan Pops di barisan kepelatihan. Namun, musim terakhirnya bermain pada 20002—2003, Kerr berhasil membantu Spurs juara. 

Keduanya pun membawa aroma kuat Spurs dalam gaya melatihnya. Pertama, keduanya dikenal sebagai pelatih yang sangat “player coach.” Mereka melakukan pendekatan secara humanis kepada para pemainnya. Hal ini membuat para pemain merasa mereka juga punya pendapat untuk strategi permainan tim dan semakin memperkaya tim itu sendiri. 

Di lain sisi, secara permainan di lapangan, keduanya membawa gaya bermain indah Spurs. Sejak menangani Warriors pada 2014, Kerr sudah langsung terlihat mengimplementasikan gaya bermain dengan banyak pergerakan bola di Warriors. Permainan ini pula yang sukses membawa Warriors lolos ke final sebanyak enam kali dalam delapan musim terakhir.

Untuk Ime, gaya bermain Spurs yang kuat ia bawa adalah pertahanan solid. Selain “cantik” dalam menyerang, Pops selalu dikenal dengan gaya bertahannya yang sulit ditembus. Utamanya di playoff ini, Ime membuat Celtics mematri nama mereka sebagai salah satu tim bertahan terbaik (jika bukan yang terbaik). 

Warriors pun sebenarnya menekankan hal yang sama. Bahkan, Warriors dan Celtics adalah dua tim bertahan terbaik di musim reguler. Namun, citra yang melekat lebih lama dengan Warriors adalah citra mereka sebagai tim menyerang yang mematikan. Tim yang dipenuhi penembak-penembak jitu tripoin yang sangat akurat. 

Menariknya, Warriors sekarang bukanlah Warriors yang semata hanya bergantung dengan tripoin. Sebaliknya, di antara seluruh tim yang lolos ke semifinal playoff, Warriors adalah tim kedua dengan rataan poin in the paint terbanyak melalui 47,6 poin per gim.

Dengan rataan poin per gim Warriors sejauh ini yang ada di angka 114,5 poin per gim, maka 41,6 persen poin Warriors datang dari paint area. Hal ini menunjukkan bahwa Warriors tak hanya mengancam dari belakang garis tripoin, namun juga kerap memanfaatkan “citra” lama mereka sebagai jalan untuk mencari celah di paint area lawan. 

Ini akan menjadi ujian tersendiri untuk Celtics. Sebagai tim bertahan terbaik sekarang, di antara tim yang lolos ke semifinal, ternyata Celtics adalah tim keempat dengan pertahanan paint area terbaik. Mereka berhasil menahan lawan hanya mencetak 42,2 poin per gim di paint area sejauh ini. Sayangnya, Warriors juga tak jauh beda dalam hal itu. Warriors ada tepat di bawah Celtics dengan catatan kecolongan 42,3 poin in the paint per gim. 

Di sisi sebaliknya, Celtics ternyata bukanlah tim yang produktif di paint area. Celtics rata-rata hanya memasukkan 39,7 poin in the paint per gim. Catatan ini hanya lebih rendah dari Dallas Mavericks di barisan tim yang lolos ke semifinal. Bahkan, secara keseluruhan 16 tim yang lolos ke playoff, catatan ini menempatkan Celtics di lima terbawah. 

Dari sini, Warriors mungkin bisa mulai menyiapkan bagaimana cara mereka mengatasi tripoin Celtics. Pasalnya, persentase poin Celtics bahkan lebih banyak dari tripoin ketimbang di paint area. Jika dihitung, 37,7 persen poin Celtics per gim datang dari tripoin sedangkan di paint area hanya 36,2 persen.

Sisa sebaran poin Celtics adalah 18,4 persen datang dari tembakan gratis dan sisanya, 7,7 persen hadir dari area mid-range. Dalam hal ini, opsi bertahan terbaik Warriors untuk Celtics adalah mengganggu tripoin, mengunci paint area tanpa pelanggaran, dan mengarahkan tembakan Celtics ke area mid-range saja. 

Situasi terbaik dihadapi oleh Celtics. Sebanyak 41,6 persen poin Warriors datang dari paint area sedangkan tripoin memiliki porsi 35,4 persen. Warriors benar-benar fokus pada paint lebih dulu. Memphis Grizzlies yang di musim reguler adalah tim terbaik untuk urusan poin in the paint bahkan kalah dari Warriors di subjek yang sama pada Semifinal Wilayah Barat lalu. 

Ketersediaan Robert Williams III akan sangat dibutuhkan oleh Celtics di final ini guna menghentikan tekanan ke paint area Warriors. Jikapun harus mengimbangi komposisi small line up Warriors, maka peran Robert harus bisa dimainkan dengan baik oleh Al Horford ataupun Grant Williams yang biasa mengisi posisi tersebut. 

Gim 1 Final NBA 2022 akan digelar esok hari. Besar kemungkinan, gim ini akan terlihat sangat membosankan di awal gim. Kedua tim akan coba melihat penyesuaian apa yang dilakukan masing-masing, baik dari cara menyerang maupun bertahan. Saya pribadi percaya bahwa Gim 1 akan jadi ajang uji coba cara bertahan terbaik. 

Warriors tampaknya akan berupaya melakukan pertahanan zona (zone defense) guna meredam tripoin Celtics dan mencegah upaya matchup hunting untuk mencari Stephen Curry. Celtics pun besar kemungkinan akan melakukan hal serupa, utamanya saat Warriors sedang menemukan ritme tembakan mereka. Namun, upaya pertama Celtics tampaknya adalah mematikan Draymond Green dengan memasang Al Horford atau Grant Williams untuk mencegahnya mendapatkan bola.

Sekarang, kita tinggal menanti duel dua tim bertahan terbaik di final. Lebih dari sekadar aksi saling serang, final kali ini rasanya lebih akan jadi aksi saling setop antartim. Tim yang bisa menurunkan akurasi tembakan lawan akan jadi pemenanganya. 

Foto: NBA

Populer

Rating NBA Menurun, Shaquille O’Neal Salahkan Revolusi Stephen Curry
Duo Bapak-Anak Scottie Pippen Raih Tripel-dobel Pertama NBA
Jason Kidd Marah-marah ke Pemain Cadangan Mavericks
Bucks Tertinggal 30 Poin, Giannis: Sebaiknya Kami Tidak Usah Bertanding Saja
KD yang Berbahagia, KD Jadi Berbahaya
Kenny Atkinson: 10-0 adalah Angka Ajaib
Cavaliers 10-0 Lewat Performa Dominan atas Warriors
Main di G-League, Apakah Kontrak Bronny Berubah?
Yuki Kawamura Jadi Pemain Kelahiran Jepang Keempat yang Mencetak Poin di NBA
Semua Pemain Spurs Tidak Tahu Kabar Gregg Popovich