Di satu titik dalam musim ini, Chicago Bulls sempat menjadi sorotan semua mata. Mereka tampil solid baik menyerang maupun bertahan. Cara bermain mereka pun cukup menghibur dan berhasil membawa mereka memuncaki klasemen sementara Wilayah Timur.
Namun, dengan satu gim lagi tersisa di musim reguler, Bulls terdampar jauh dari sana. Tim asuhan Billy Donovan ini ada di peringkat tujuh klasemen sementara Wilayah Timur dengan catatan menang-kalah (45-36).
Jika ditarik mundur, Bulls semakin babak-belur selepas jeda All Star. Bulls hanya menang tujuh kali dalam 22 gim. Bahkan rekor ini bisa menjadi lebih buruk lagi jika mereka kalah di gim terakhir melawan tim yang sedang panas, Minnesota Timberwolves.
Catatan di atas hanya lebih baik dari lima tim lain di NBA. Buruknya, lima tim tersebut memang tak ada di zona playoff atau bahkan Play-in Tournament. Bulls benar-benar kehilangan kendali atas permainan mereka.
Tak berhenti di situ, jika ditelaah lagi catatan-catatan Bulls, mereka juga punya rekor yang bisa berbahaya untuk playoff. Saat menghadapi tim delapan besar NBA (klasemen keseluruhan), Bulls hanya menang dua kali dalam 22 gim. Secara klasemen keseluruhan, Bulls sendiri ada di peringkat 13.
Terakhir, Bulls juga harus menyalakan tanda bahaya karena mereka pun tak cukup tangguh di laga kandang. Di empat gim terakhir di mana mereka menelan kekalahan, semuanya terjadi di United Center. Buruknya lagi, seluruh kekalahan terjadi dengan selisih dua digit poin.
Rekor ini menyamai rekor terburuk ketiga dalam sejarah organisasi Bulls. Sepanjang musim ini sendiri, catatan itu juga jadi yang terburuk ketiga, hanya lebih baik daripada Oklahoma City Thunder (5 kekalahan beruntun), dan Houston Rockets (8).
Memang, segala catatan buruk ini tak lepas dari badai cedera yang menerpa. Bulls bahkan pernah ada di titik di mana mereka hanya menyisakan dua andalan Nikola Vucevic atau DeMar DeRozan di lapangan. Keduanya juga sempat absen.
Alex Caruso, Zach LaVine, Patrick Williams, dan Lonzo Ball bergantian absen dalam waktu yang cukup lama. Nama yang terakhir bahkan belum juga kembali bermain sejak Januari lalu. Bahkan, sangat mungkin Lonzo tak bermain lagi di playoff.
Pun demikian, di situasi seperti inilah kedalaman skuat sebuah tim harus diuji. Siapa yang akan menggantikan peran barisan pemain utama adalah pertanyaan terbesar. Jika Bulls tak kunjung menemukan jawaban, tanda bahaya ini akan benar-benar menjadi malapetaka dalam sekejap saja. (DRMK)
Foto: NBA