LeBron James meledak. Si Raja bermain selama 39 menit menghadapi Golden State Warriors, 6 Maret (5 Maret waktu AS). Selama itu, ia mencetak 56 poin, 10 rebound, dan 3 asis. Ada 19 tembakan masuk dari 31 kali percobaan. Termasuk 6 tripoin dari 11 kali percobaan. LeBron melakukannya di depan Stephen Curry, Raja Tembakan Tiga Angka yang hanya memasukkan 4 dari 9 percobaan tripoin. Dari tembakan gratis, LeBron nyaris sempurna dengan akurasi 12/13. Setelah cetakan 56 poin tersebut, LeBron tercatat sebagai pemain keempat tertua yang mampu mencetak 50 poin lebih dalam satu gim NBA. Plus, pemain tertua yang bisa mencetak lebih dari 50 poin bersama 10 rebound. LeBron kini berusia 37 tahun. Sebelumnya, Michael Jordan pernah mencetak 53 poin dan 11 rebound pada usia 33 tahun.
Terpenting, Los Angeles Lakers menang 124-116. Ini adalah kemenangan pertama setelah empat kekalahan berturut-turut sejak jeda All Star 2022 bulan Februari lalu. Kemenangan ini penting bagi LeBron James, jauh lebih penting daripada catatan fantastis 56 poinnya. LeBron sendiri yang mengatakan ini lewat nba.com.
Catatan-catatan performa LeBron James rasanya tak akan habis-habisnya. Hampir di setiap laga, beberapa catatan performanya adalah juga catatan rekor baru bagi NBA. Sedikit saja pemain lain yang pernah dan akan pernah menyentuhnya.
Total poin LeBron (musim reguler dan playoff) adalah yang terbanyak di NBA. Rekor ini akan semakin sulit dikejar karena terus bertambah di setiap gim yang ia mainkan dan entah kapan akan berhenti. Walau kita tahu gak akan lama lagi. Kumpulan poin musim reguler LeBron per saat melawan Warriors sudah di angka 36.776. Hanya menunggu beberapa waktu lagi untuk melampaui raihan Karl Malone (36.928) sebagai pencetak angka terbanyak kedua di musim reguler NBA. Raihan poin musim reguler terbanyak pertama, Kareem Abdul-Jabbar dengan 38.387 poin pun rasanya akan terlampaui. Hingga tulisan ini naik, LeBron musim ini rata-rata mencetak 29,4 poin, 8,1 rebound, dan 6,2 asis per gim. Akurasinya (FG) di angka 52,2 persen.
Menyaksikan aksi LeBron saat mengalahkan Warriors, bukan hanya angka-angkanya saja yang mengagumkan. Walau tentu saja angka-angka tersebut menggambarkan bagaimana determinasinya di lapangan. Menyaksikan aksi-aksi LeBron, kita akan menikmati lompatan-lompatan, terjangan-terjangan, dan aksi-aksi seorang pemain yang seolah “gak ingat umur”. Pemain lawan akan sangat sulit menahan dorongan tenaga LeBron saat melakukan penetrasi. Badan LeBron masih mampu melontar seolah ada pegas di sepatunya untuk kemudian menghempaskan tombokan (slam dunk) bertenaga. Baik dari depan, maupun dari belakang (reverse dunk). Belum lagi tembakan-tembakan fadeaway, atau juga tembakan jarak jauh yang dilepaskan dari nyaris setengah lapangan.
Di tengah kekaguman atas performa LeBron yang luar biasa, pemirsa NBA seolah terpecah dua. Tak sedikit yang membencinya. Selalu ada alasan untuk membenci LeBron. Jumlah gelar juara yang hanya empat kali, kondisi tim saat ini yang relatif terpuruk, selalu membutuhkan tandem yang hebat, sosok yang selalu berpindah-pindah tim, dan sebagainya, dan sebagainya. Tak habis-habis. Tak akan habis-habis. bahkan yang membenci akan selalu menemukan penguat bagi alasannya untuk membenci. Oleh karena, tentu saja, LeBron dan Lakers sedang langganan kalah.
Menurut LeBron, lewat obrolan di “The Shop” di Uninterrupted, ia justru kerap mencari pembencinya. Khususnya sebelum setiap pertandingan dimulai. LeBron akan memindai para penonton yang hadir di arena untuk menemukan cukup satu saja yang menunjukkan ketidaksukaan kepada dirinya. Selanjutnya, sosok tersebut dijadikan “penyemangat” oleh LeBron.
Sosok hebat seperti LeBron sangat wajar memiliki pembenci. Gw sendiri percaya bahwa seseorang belum bisa dikatakan hebat jika ia tak punya pembenci. Michael Jordan punya pembenci. Kobe Bryant punya pembenci. Oleh karena itu mereka jadi hebat.
Apakah para pembenci harus insyaf? Gw rasa gak perlu. Tetaplah jadi pembenci LeBron James. Namun bila boleh berharap, teruslah tonton aksi-aksinya. Materi-materi untuk menambah kebencian akan terus bertambah seiring waktu. Ini niscaya. Bahkan boleh jadi, ke depan, materi untuk membencinya akan lebih banyak daripada untuk mengaguminya. Faktor umur. LeBron akan kendur.
Namun jangan berharap LeBron akan menyerah. Ia sendiri mengatakan sangat menikmati permainannya. Investasi ke tubuhnya agar performa selalu terjaga mencapai jutaan dolar. Dalam kesempatan lain, LeBron mengatakan bahwa saat ini ia sedang memeras sisa-sisa kehebatannya. Ia tahu, bukan hanya pembencinya saja yang menjadi lawannya. Tetapi juga waktu. Hukum alam adalah lawan yang akan mengalahkannya.
Kapan LeBron akan berhenti main? Sebentar lagi. Gw pribadi merasa LeBron sudah tak perlu punya ambisi untuk juara. Empat kali juara dengan tiga tim berbeda saja, bagi gw sudah pencapaian luar biasa. Itu adalah pencapaian di kutub lain dari mereka yang mendewakan banyak juara dengan tim yang sama. LeBron pernah mengatakan bahwa ia tak akan pensiun sebelum menyempatkan diri bermain bersama putranya di NBA. Bila bisa masuk dalam satu tim dengan putranya, maka LeBron akan sangat bahagia. Setelah itu terjadi, masa bahwa LeBron akan pensiun sudah semakin dekat. Bronny James, putra LeBron kini berusia 17 tahun. Kalau lancar, setahun atau dua tahun lagi Bronny sudah bisa main di NBA.
Sebelum ke sana, kita masih akan terus menyaksikan aksi-aksi LeBron. Masih akan ada yang menakjubkan dan yang mengecewakan. Timnya akan mengalami kekalahan demi kekalahan. Kekalahan yang akan dirayakan terus oleh pembencinya. Berbeda dengan tim-tim lain yang mungkin baru akan resah setelah sepuluh tahun juara dan belum juara lagi, tim yang dibela LeBron akan selalu jadi sasaran caci bila bermain buruk. Walau kenyataannya, Lakers baru saja juara dua tahun lalu. Kembali lagi, biarlah begitu. Saat ini, kita sedang menyaksikan bersama sisa-sisa kehebatan LeBron James. Nikmati bersama. Sisa-sisa yang ini anomali. Pencilan. Ia tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan. Sebuah indikasi menyebalkan pastinya bagi para pembenci LeBron James. Selamat menikmati sisa-sisa.(*)
Foto: nba.com