Liga basket putri di tanah air terakhir digelar pada tahun 2020. Itu pun tidak tuntas, karena liga terpaksa dihentikan oleh pandemi covid-19. Ternyata setelah itu, liga yang dinamakan Srikandi Cup tersebut seperti mati suri. Federasi bola basket Indonesia (PP Perbasi) akhirnya turun tangan untuk mengatasi permasalahan ini. 

PP Perbasi menggelar rapat koordinasi pelaksanaan Liga Putri di Best Western Hotel Senayan, Jakarta Pusat, Selasa kemarin (1 Maret 2022) Hadir dalam rapat itu Ketum PP Perbasi Danny Kosasih, Sekjen Nirmala Dewi, Waketum Bidang Pembinaan dan Prestasi George Dendeng, serta pemilik klub juga pegiat bola basket putri.

"Kami kumpulkan pemilik klub dan insan basket yang berminat mengikuti liga putri dan hasilnya cukup menggembirakan karena semua yang hadir komitmen untuk memulai dengan satu pertandingan invitasi nasional antarklub. Itu adalah dasar bagaimana kami menuju liga putri sesungguhnya karena untuk memutar liga putri butuh hal-hal yang lebih detail, peraturan-peraturan yang lebih detail," terang Ketum PP Perbasi Danny Kosasih usai rapat koordinasi persiapan Liga Putri.

Sekjen PP PERBASI Nirmala Dewi menambahkan jika ide menggulirkan Liga Putri ini bagian dari upaya mewujudkan aspirasi dari daerah. Terutama untuk liga usia 19 dan 23 tahun. Gayung bersambut, dalam rapat koordinasi semua berjalan dengan baik.

"Kepada teman-teman pebasket putri tanah air, ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu. Mudah-mudahan segera kita akan umumkan kompetisinya, jadwalnya secara teknisnya seperti apa melalui klub. Terus saja berlatih mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi yang akan digulirkan PP Perbasi," jelas Nirmala.

Dari klub, pemilik Surabaya Fever Christopher Tanuwidjaja mengaku, senang dengan hadirnya kembali kompetisi putri setelah beberapa waktu vakum. Tapi ini memang bukan pekerjaan mudah karena banyak yang harus dipersiapkan agar kompetisi bisa berjalan.

"Saya mewakili Surabaya Fever senang sekali dan berharap menjadi liga yang sangat bagus. Dengan tim berlatar belakang juara yang banyak, kita tetap ingin menjadi yang terbaik di Indonesia," tukas Christopher.

Kalau liga tersebut bergulir, maka untuk pertama kalinya sejak 2017, PP Perbasi turun tangan mengurus liga putri. Sebab, sejak WIBL 2016 berakhir, liga putri kala itu sudah hilang. Untungnya semua pemilik klub putri membuat kompetisi dengan azas gotong royong. Hingga pada akhirnya muncul Srikandi Cup di tahun 2018. (tor)

Foto: Mei Linda dan Rilis PP Perbasi

Komentar