Pada tahun 2021, NBA harus menghadapi kasus baru, yaitu meningkatnya jumlah pemain yang mengalami Anxiety Disorder atau gangguan kecemasan. Ini dikarenakan liga harus berhadapan dengan pandemi covid-19, jadwal yang padat setelah penundaan kompetisi tahun 2020, serta gejolak politik. NBA mungkin berhasil menghadapi kondisi tersebut, namun dikhawatirkan kasus seperti ini bisa terjadi di tanah air. Oleh karenanya, lari bisa mencegah terjadinya anxiety disorder dan stres.

Meski musim 2020-2021 akhirnya bisa diselesaikan, namun banyak masalah yang terjadi. Para pemain banyak yang menderita gangguan kecemasan. Secara fisik mereka harus menghadapi jadwal 72 pertandingan yang padat. Cedera fisik yang berpotensi disebabkan oleh kelelahan juga dialami beberapa pemain. Contohnya cedera hamstring Kevin Durant , keseleo pergelangan kaki LeBron James atau robek ACL Jamal Murray. Tetapi yang jarang muncul ke publik adalah penyakit gangguan kecemasan yang dialami oleh banyak pemain NBA. 

"Meskipun kami memiliki karunia dan bakat khusus yang membuat kami tampak lebih baik, pada akhirnya kita hanyalah manusia biasa," kata pemain NBA Aaron Gordon, berkomentar soal anxiety disorder yang pernah dia alami. "Kecemasan dan rasa tidak aman mengganggu saya."

Ternyata trauma ini tidak hanya terjadi di NBA saja. Ada kekhawatiran penyakit ini juga muncul di Indonesia, karena kondisi pandemi covid-19. Oleh karena itu, perusahaan rintisan creative marketing, Creative Tribe bersama penyedia layanan kesehatan mental HatiPlong dan kolaborator lainnya seperti Dash Sports, SANA, Voltandfast, Syndicate TV, Runhood dan Vox Populi Publicists menggagas movement #pelarian yang digelar perdana pada Minggu pagi, 13 Februari 2022 hingga seminggu kedepan. Acara tersebut mengajak setiap orang untuk berlari tanpa aturan tertentu sambil mengenakan kaos putih tanda turut serta dalam kampanye dan sebagai bentuk apresiasi dan peduli terhadap diri sendiri dan orang lain.

Bergerak dalam kelompok-kelompok kecil dan berdisplin dengan prokes, ratusan pegiat komunitas lari dan peduli kesehatan mental di sejumlah kota di Indonesia turut serta. Terpantau dari jejak unggahan media sosial, partisipan yang terlibat mencapai lebih dari 500 peserta. Mereka tidak hanya berlari di Jakarta namun juga di berbagai kota lainnya seperti Bandung, Yogyakarta, Kediri, Surabaya, Bali, Palu, Bau-Bau, Toraja dan Mimika. (tor)

Foto: Rilis Vox Populi Publicists

 

Komentar