Dallas Mavericks membuat kejutan dengan menukar Kristaps Porzingis ke Washington Wizards dengan ganti Spencer Dinwiddie dan Davis Bertans. Pergerakan ini sama sekali tak tercium media dan tidak ada rumor sekalipun yang menyebutkan Mavericks akan melakukan kesepakatan yang cukup besar ini.
Yang ada justru sebaliknya. Narasi situasi tak akur antara Luka Doncic, bintang utama Mavericks dan Porzingis yang awalnya buruk, dikabarkan semakin membaik. Hal ini semakin didorong bukti nyata bahwa Mavericks berada di peringkat lima klasemen sementara Wilayah Barat.
Satu hari setelah pertukaran Porzingis, barulah terlihat ke mana arah yang Mavericks tuju. Manajemen memberikan perpanjangan kontrak maksimal untuk forwarda mereka, Dorian Finney-Smith. Kontrak senilai AS$55,5 juta selama empat tahun.
Ya, perpanjangan kontrak ini adalah sebuah pertanda jelas bahwa Mavericks ingin melangkah ke depan hanya dengan satu bintang, Luka Doncic, diiringi oleh barisan pendukung (role player) yang solid. Dan salah satu role player terpenting mereka adalah DFS (akronim Dorian Finney-Smith).
Selama enam musim berkarier di NBA yang semuanya ia habiskan dengan Mavericks, DFS memang menunjukkan peningkatan yang luar biasa. Utamanya di dua hal, efektivitas tembakan dan juga kemampuan bertahan.
DFS bisa dibilang adalah forwarda modern, two-way wing player, atau 3-D. Dalam tiga musim pertamanya di NBA (2016-2019), DFS hanya menembak tripoin dengan akurasi sekitar 30 persen. Secara keseluruhan pun, efektivitas tembakannya (eFG%) hanya tidak sampai 50 persen.
Namun, dalam tiga musim terakhir, ia mengubah cara bermainnya. Ia fokus mencari ruang tembak saat Luka membawa bola dan mengobrak-abrik pertahanan lawan. Anda akan sering menemukan DFS di sudut-sudut tripoin dalam posisi menyiapkan tangan untuk menangkap dan langsung menembak (catch n shoot).
Di tiga musim ini, akurasi tripoin DFS tak pernah lebih rendah dari 36 persen. Dan seperti yang sudah tertulis di atas, DFS tajam dari area sudut tripoin dengan rataan akurasi 41 persen di kurun waktu yang sama. Efektivitas tembakannya pun kini berada di kisaran 57 persen, di atas rata-rata liga.
Secara bertahan, DFS adalah salah satu sosok penting di balik keberhasilan Mavericks duduk di peringkat lima defensive rating NBA sekarang. Paket fisik yang ia punya membuatnya bisa menjaga seluruh pemain lawan, utamanya dari posisi 1-4.
Investasi sekitar AS$14 juta per tahun untuk role player dengan paket ketangkasan yang dimiliki oleh DFS adalah harga yang sangat wajar. Manajemen Mavericks dan kepala pelatih, Jason Kidd, tampaknya tahu betul bagaimana mereka seharusnya memanfaatkan kehebatan seorang Luka Doncic, ya salah satunya dengan memastikan DFS sampai empat tahun ke depan.
Mendatangkan pemain seperti Dinwiddie dan Bertans pun tidak merugikan untuk mereka. Jika Dinwiddie bisa paham posisinya di tim, dan mampu memberikan peran pendukung yang sesuai untuk Luka, mungkin ia akan dipertahankan untuk masa depan. Jika tidak, besar kemungkinan ia akan dilepas di jeda musim nanti.
Situasi Bertans tidak jauh berbeda. Namun, Bertans jelas sudah sadar bahwa pekerjaan pokoknya adalah menembak tripoin sebaik mungkin, bukan mengolah bola selayaknya Dinwiddie. Jika Bertans mampu mengembalikan akurasinya seperti dua musim lalu, ia pun akan bertahan untuk musim-musim selanjutnya. Jika sebaliknya, ia akan bergabung dengan Dinwiddie untuk pindah tim lagi.
Kedua pemain ini akan sangat disorot oleh manajemen Mavericks karena mereka butuh ruang gaji untuk memperpanjang kontrak Jalen Brunson. Brunson adalah sosok pelapis dan kadang duet yang dibutuhkan Luka saat ia sedang buntu atau kelelahan. Brunson pun menjawab peran ini dengan baik dan tentunya ia tidak perlu sungkan untuk meminta bayaran yang lebih baik.
Brunson, Luka, dan DFS adalah inti dari skuat Mavericks untuk sisa musim ini dan masa-masa yang akan datang. Sisanya, mereka akan terbuka untuk opsi bongkar pasang. Yang jelas, fokus utama mereka adalah memberikan bantuan sebanyak mungkin untuk Luka Doncic.
Hal seperti ini sudah pernah mereka lakukan pada 2011 dan berujung pada gelar juara. Kala itu, Dirk Nowitzki mendapatkan sokongan dari nama-nama seperti Jason Kidd sendiri, Jason Terry, Peja Stojakovic, Shawn Marion, Corey Brewer, Caron Butler, Tyson Chandler, hingga J.J. Barea.
Memang, secara kualitas individu, skuat sekarang masih jauh dari 2011. Namun, dengan cara perekrutan mereka, Mavericks berada di arah yang tepat. Kini yang perlu mereka lakukan adalah bersabar dan terus berkembang menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Berpusat ke Luka sampai jadi juara!
Foto: NBA