Kemenangan DNA Bima Perkasa Yogyakarta atas RANS PIK Basketball 57-53 di lanjutan Seri 2 IBL 2022 di Bandung, kemarin, 1 Februari adalah kemenangan penuh sejarah. Selain menjadi kemenangan perdana untuk Bima Perkasa, hasil itu juga menjadi kemenangan perdana pelatih perempuan pertama di liga profesional putra Indonesia, Kartika Siti Aminah. Ya, seperti kita tahu bersama, Bima Perkasa mengangkat pelatih yang akrab disapa Ika ini tepat sebelum Seri 2 Bandung digelar.

Pengangkatan Coach Ika sendiri cukup menarik mengingat dirinya sebenarnya tidak ada di tim untuk musim ini. Bima Perkasa mendapuk Dean Murray sebagai kepala pelatih dan Oleh Halim sebagai asisten. Setelah tak sekalipun menang dari empat gim di Seri 1 Jakarta dan bermain cukup buruk, manajemen pun memutuskan mengontak Ika yang musim lalu bertugas sebagai asisten David Singleton.

Menariknya, Singleton pula yang menjadi lawan perdana Ika sebagai kepala pelatih. Di gim perdananya itu, Ika harus mengakui ketangguhan Prawira Bandung yang tampak sangat bertenaga tampil di kandang mereka. Sehari setelah gim itu, kami pun berbincang dengan Ika. Berikut wawancara lengkap kami.

Assalamualaikum Coach Ika, apa kabar?

Alaikumsalam warahmatullah wabaraktuh, sehat alhamdulillah Mas.

Langsung saja ya Coach, boleh ceritakan sedikit latar belakang Coach Ika? Kebetulan data kami baru sebatas Coach Ika di Surabaya Fever pada 2012.

Oh iya Mas. Saya sebenarnya bermain basket sudah sejak kecil. Saya menjadi pemain sampai di level Kobanita bersama Rajawali Sakti. Setelah saya pensiun pada sekitar 2008, saya baru memulai karier sebagai kepelatihan. Saya memulai karier menjadi pelatih di DBL Mas.

Loh sungguh? Jadi mulainya melatih dari tim SMA?

Iyaa Mas, saya mulainya melatih SMA Frateran Surabaya. Setelahnya baru saya melanglang buana. Setelah Frateran, saya mendapat kesempatan melatih Universitas Airlangga, untuk tim putrinya. Kemudian ke Fever selama tiga musim, PON Jawa Timur putri, dan lalu Universitas Gadjah Mada (UGM), baru musim lalu saya akhirnya merapat ke Bima Perkasa.

Jadi Coach Ika ini aslinya dari Jawa Timur? Surabaya?

Oh bukan Mas. Saya aslinya Yogyakarta. Setelah saya kuliah di UGM dan kemudian dapat tawaran untuk bergabung ke Rajawali Sakti tadi. Di sana pula saya jadi student athlete dan akhirnya memulai perjalanan kepala pelatih saya di Surabaya.

Kalau di Fever, Coach Ika selalu jadi asisten?

Saya mulainya jadi kepala pelatih. Baru di dua tahun setelahnya menjadi asisten. Pertama jadi asisten pelatih asal Filipina dan tahun kedua menjadi asiten untuk Coach Risdianto Roeslan.

Lantas bagaimana proses bergabung ke Bima Perkasa?

Ini singkat sekali sebenarnya. Basket di Yogyakarta itu bisa dibilang cukup old fashion. Saya bisa dibilang banyak belajar tentang basket yang lebih modern di Surabaya. Kemudian, saya terapkan itu di UGM dan Bima Perkasa tertarik merekrut saya. Manajemen juga melihat saya kan sudah punya pengalaman dengan Fever, berada satu atap dengan CLS Knights. Jadi saya diharapkan mampu membantu Bima Perkasa untuk menjalankan tim ini lebih profesional lagi.

Fast forward, Coach Ika akhirnya bergabung dengan Bima Perkasa di “gelembung.” Musim yang menarik di mana Bima Perkasa punya banyak masalah cedera dan berbagai macam hal tapi masih bisa bertahan lolos ke playoff. Bagaimana melihat situasi musim lalu?

Itu memang benar-benar musim yang luar biasa, MasyaAllah. Banyak sekali hal yang mendewasakan kami sebagai tim musim lalu. Meski akhirnya belum bisa lolos ke babak yang lebih jauh, tapi itu musim pertama yang menarik.

Di pengalaman pertama terjun ke tim profesional putra dan langsung bertandem dengan pelatih asing, David Singleton, ada kesulitan?

Kalau kesulitan sih bisa dibilang tidak ada. Saya belajar basket memang kiblatnya lebih ke Amerika Serikat. Jadi, begitu Coach Dave (sapaan Singleton) merapat, secara garis besar kami masih sangat nyambung. Namun, bersama Coach Dave kami di Bima Perkasa bisa melihat permainan basket lebih luas lagi. Beliau membawa banyak pengetahuan baru untuk Bima Perkasa dan saya pribadi.

Bergeser ke musim ini. Di awal musim, Coach Ika ini kan tidak ada dalam susunan pelatih, terus kok bisa merapat lagi bagaimana prosesnya?

Wah prosesnya mungkin bisa dibilang hanya terjadi dalam hitungan jam. Saya dihubungi langsung oleh pemilik Bima Perkasa. Jujur saya kaget tahu bahwa pelatih sebelumnya tidak diteruskan. Beliau menganggap saya sudah cukup tahu situasi dan kondisi para pemain dan bisa membuat perbaikan. Di situ saya langsung memutuskan mengambil pekerjaan ini, sederhana sekali. I just take this crazy job. Semua orang di basket rasanya tahu bahwa ini adalah hal sulit. Masuk tidak dari awal musim dengan kondisi yang juga sedang tidak bagus. Namun saya yakin kita bisa bangkit.

Bersama dengan Coach Ika, hadir juga Coach Gogor Nugroho yang sebelumnya tidak ada di susunan tim pelatih. Ini apakah permintaan Coach Ika?

Iya benar, ini (perekrutan Coach Gogor) adalah salah satu syarat saya ke manajemen. Saya ingin memiliki staf pelatih saya sendiri dan kebetulan saya dan Coach Gogor punya frekuensi yang sama dalam melihat basket. Ini hal penting untuk membangun sebuah tim.

Sekarang, bagaimana Coach rasanya menjadi seorang pemimpin di tengah barisan pemain-pemain laki-laki ini?

Pertama, ada yang perlu saya sampaikan untuk semua pembaca. As a moslem, di agama yang saya anut ini, perempuan memang tidak boleh menjadi leader. Jadi, saya menganggap diri saya di Bima Perkasa bukan sebagai leader, melainkan sebagai chef. Para pemain ini adalah ingredients saya. Saya tak menampik saya punya batas keterbatasan dalam lingkungan ini atas keyakinan yang saya pilih. Oleh sebab itu, saya butuh sosok Coach Gogor, sosok asisten pelatih untuk menjembatani keterbatasan saya.

Tak sekadar sekumpulan pemain dan ofisial yang matoritas laki-laki, ada juga pemain asing. Ada kesulitan kah?

Alhamdulillah sih tidak ada. Dua pemain asing kami sangat baik dan sangat open mind, bahkan di beberapa situasi memang orang asing ini lebih open mind ya ketimbang orang kita. Serupa dengan Coach Dave yang juga cukup terbuka atas situasi ini. Tergantung pembawaan kita sih Mas. Ini kan dunia profesional, ya harus profesional dan insyaAllah tidak ada kesulitan.

Bicara kepelatihan, ada sosok yang dijadikan panutan?

Kalau secara khusus sih bisa dibilang tidak ada ya Mas. Saya mungkin kombinasi dari banyak sosok yang saya lihat. Ya semoga Mas dan tim Mainbasket serta publik bisa melihat siapa yang cukup menginspirasi saya dengan cara bermain Bima Perkasa di lapangan.

Setelah Coach Ika ada di posisi ini, apa target yang ditetapkan oleh manajemen Bima Perkasa?

Untuk sekarang sih lebih saya yang bicara realita kepada pemilik tim. Situasi memang sedang sulit jadi kami akan berupaya sekuat tenaga untuk terus bertarung di musim ini dan terus berkembang menjadi lebih baik dari hari ke hari. Selama kita terus berproses, harusnya tidak ada yang tidak mungkin. Untuk sekarang, kita harus bangkit dari keterpurukan ini.

Sedikit keluar dari topik, saya ingin bertanya kepada Coach Ika tentang basket putri sendiri. Bagaimana menurut Coach Ika?

Saya masih sering ngobrol dengan beberapa pemain timnas, termasuk pemain saya dulu Gabriel Sophia. Kompetisi masih jadi hal paling penting di sini Mas. Memang kemarin timnas putri kita masih bisa survive ya di level Asia, namun itupun saya melihat tak lepas karena banyaknya pemain berpengalaman. Mereka-mereka yang terbentuk karena adanya kompetisi. Kompetisi adalah hal penting dan kasian pemain muda kita kalau tidak ada hal itu. Ini bisa jadi bumerang buat basket putri ke depannya.

Terakhir Coach Ika. Entah Coach Ika sadari atau tidak, saat berita Coach Ika menjadi kepala pelatih naik, banyak sekali yang memberikan dukungan. Banyak pesan masuk ke kami yang turut bangga bahkan terinspirasi. Ada yang ingin disampaikan kepada pihak-pihak ini?

MasyaAllah. Saya punya prinsip bahwa hanya Allah yang bisa menggerakan hati seseorang untuk melihat hal positif dari sebuah kejadian. Alhamdulillah kalau banyak yang bisa merasakan itu. Pesan saya, lakukan apa yang kalian yakini kalian bisa. Cari ilmu, gali ilmu sebanyak-banyaknya di sana, terus belajar. Jangan sampai omongan orang lain mengubah cara kita bekerja, mengubah standar hidup kita. Saya percaya, jika kita kerja keras, apapun yang ada di depan adalah yang terbaik dari Allah buat kita. Jangan takut juga dengan keyakinan yang kalian pilih, di kasus saya, hijab pun bukanlah sebuah halangan.

Terima kasih Coach Ika atas waktunya. Semoga terus sehat dan lancar di musim ini bersama Bima Perkasa! Assalamualaikum

Sama-sama Mas, Aamiin. InsyaAllah terima kasih Mas. Alaikumsalam warahmatullah wabaraktuh.

Foto: Hariyanto

Komentar