Status sebagai peringkat ketiga di FIBA Women's Asia Cup 2021 Divisi B di Yordania menambah kepercayaan diri pemain. Prestasi itu menjadi modal berharga Timnas Bolabasket Indonesia Putri menatap SEA Games XXXI di Hanoi. Bahwa di pesta olahraga antarnegara Asia Tenggara nanti, timnas bisa lebih berprestasi.

"Tim yang akan main di SEA Games nanti memiliki kesempatan yang sama untuk meraih juara. Menariknya apakah nanti tuan rumah akan izinkan satu tim boleh memiliki seluruhnya pemain naturalisasi seperti peraturan sebelumnya atau pembatasan pemain naturalisasi. Itu akan mempengaruhi peluang dari masing-masing tim. Saat ini Indonesia sudah memiliki modal yang sangat baik setelah bermain solid di Yordania. Tinggal pembenahan sedikit-sedikit saja," ujar manajer timnas putri, Christopher Tanuwidjaja.

Timnas Bolabasket Indonesia Putri saat ini sudah kembali ke keluarga masing-masing. Ini setelah mereka menjalani masa karantina sekembalinya dari Jordania. 

"Kami sudah membubarkan tim yang kemarin turun di FIBA Women's Asia Cup 2021 Divisi B. Mereka sudah kembali ke tempat masing-masing setelah ada acara singkat dengan PP Perbasi. Saat ini kami liburkan dulu sampai dengan bulan Januari 2022," ungkap pria yang akrab disapa Itop tersebut. 

Christopher berharap Januari sudah ada kejelasan selanjutnya mau seperti apa program Timnas Bolabasket Indonesia Putri ke depan. Ini setelah dia menyerahkan program ke PP Perbasi. Dia juga optimistis menatap kejuaraan ke depan menyusul apiknya penampilan Henny Sujtiono dan rekan-rekan di FIBA Women's Asia Cup 2021 di Jordania lalu. Dengan persiapan dua bulan, para timnas bisa mengalahkan lawan-lawannya. Kazakhstan dua kali dilumpuhkan. Kemudian Iran juga dipaksa bertekuk lutut. Hasilnya, Indonesia mampu merebut peringkat ke tiga di ajang tersebut. 

Meski begitu, Christopher tetap melihat ada kelemahan yang perlu dibenahi pada permainan timnas. Terutama dalam kemampuan tim bermain sistem. Terlebih pada saat tertekan. 

"Misal dalam kondisi ketinggalan dan lain lain, kemampuan kita dalam menjalankan sistem itu mendadak hilang. Padahal sebelumnya bagus dalam menjalankan sistem. Mungkin nervous atau tegang. Banyak kejadian seperti itu. Kejadian itu yang kita benahi terutama," jelasnya.

Dari kaca mata Christopher, masalah ini terjadi karena timnas masih belum terbiasa jalankan sistem yang teratur. Pembenahan ini butuh waktu karena gak bisa cepat. "Saya yakin menjelang SEA Games atau even-even lain, saya yakin mereka lebih siap," tegasnya.(*)

Sumber berita: Rilis PP Perbasi

Foto: fiba.basketball

Komentar