Dua hari terakhir, Chicago Bulls mengalahkan dua tim Los Angeles. DeMar DeRozan jadi aktor utamanya. Ketika menang melawan Clippers, DeRozan mencetak 35 poin. Lalu saat menghajar Lakers, dia mencatatkan 38 poin. DeRozan memang punya keinginan untuk menghabisi tim-tim Los Angeles. Alasannya hanya satu, yaitu kedua tim tidak merekrutnya di bursa transfer musim ini.
DeRozan merupakan penduduk asli Comptoun, kota di selatan Los Angeles. Dia telah menghabiskan sembilan musim pertamanya bersama Toronto Raptors, lalu tiga tahun berseragam San Antonio Spurs. Setelah menjadi pemain "free agent" di tahun 2021, DeRozan ingin pulang. Dia ingin bermain di Los Angeles. Sayangnya, baik Clippers dan Lakers, tidak tertarik merekrutnya.
Kembali ke tahun 2018, ketika dia bermain di bawah asuhan Gregg Popovich, DeRozan tidak menemukan kecocokan. Manajemen Spurs membiarkan DeRozan terjun ke bursa pemain "free agent" pada tahun 2021. Padahal dalam tiga musim bersama Spurs, DeRozan selalu bisa mencetak rata-rata di atas 21 poin per pertandingan. Dan, itulah kesempatannya untuk pulang, ke Los Angeles. Tim yang punya peluang paling besar membawanya pulang adalah Lakers.
Setelah menjuarai NBA 2020, performa Lakers turun drastis. Dua bintang utamanya, LeBron James dan Anthony Davis, diganggu cedera. Lakers kalah dari Phoenix Suns di playoff 2021 putaran pertama. Lakers pun mencari alternatif bintang ketiga dalam timnya di bursa transfer tahun 2021. Pemain-pemain yang masuk radar saat itu adalah Damian Lillard, Bradley Beal, DeMar DeRozan, dan Russell Westbrook.
Saat ada wacana bahwa Lakers akan merekrutnya, DeRozan sangat gembira. Dia bertemu LeBron James dua kali di Los Angeles. DeRozan dalam sebuah wawancara juga sangat yakin bahwa dia akan segera mewujudkan mimpinya bermain untuk tim kampung halaman.
"Ya, itu kemungkinan yang sangat nyata. Maksudnya, saya tidak bisa berbohong kalau saya ingin pulang. Dengan semua yang sudah saya lewati, bermain untuk tim Los Angeles bakal segera terwujud," kata DeRozan.
Ternyata DeRozan hanya bisa berencana, dan Rob Pelinka sebagai manajer Lakers yang bisa menentukan. Menurut Shams Charania dari The Athletic, begitu Russell Westbrook meminta kepada manajemen Washington Wizards untuk ditukar ke tim lain, Rob Pelinka langsung berdiri di antrean pertama. Karena Lakers saat itu tidak menemukan kecocokan dengan Spurs.
Setelah Westbrook diumumkan menjadi pemain baru Lakers, Spurs sepakat menukar DeRozan dengan Thaddeus Young, Al-Farouq Aminu, dan beberapa tiket NBA Draft, dari Bulls. Meski kecewa karena tidak bisa membela tim Los Angeles, DeRozan justru menemukan rumah baru yang lebih baik.
"Butuh waktu 13 tahun bagi saya untuk sampai di titik ini. Kondisi mental, fisik, dan emosional saya sangat baik untuk menjalani musim. Bagi saya, ini saatnya untuk membuktikan diri," kata DeRozan, sebelum musim 2021-2022 dimulai.
Dipasangkan dengan dua garda muda terbaik di NBA, Zach LaVine dan Lonzo Ball, DeRozan malah tampil luar biasa. Dalam 14 pertandingan, DeRozan mencetak rata-rata 26,9 poin per pertandingan dengan akurasi tembakan 51 persen. Dan, ketika bertemu dua tim Los Angeles, dia benar-benar melampiaskan kekesalannya. Dua tim Los Angeles dihajar habis-habisan. Sementara Bulls sendiri sudah mengumpulkan 10 kemenangan dari 14 laga.
Bulls saat ini ada di peringkat ketiga klasemen sementara Wilayah Timur. Penampilan mereka menjanjikan sejauh ini. Seletah Bulls menang melawan Lakers, berita tentang DeRozan muncul lagi. Intinya, para pengamat berandai-andai kalau saja Lakers memilih DeRozan ketimbang Westbrook. Namun kenyataannya sekarang Bulls yang bersyukur bahwa kesepakatan antara Spurs dan Lakers tidak terwujud. Karena kini DeRozan menjadi milik mereka. (tor)
Foto: List23