Sudah 19 musim LeBron James berkarier di NBA. Sudah 19 musim pula ia membangun dan mempertahankan dominasinya sebagai seorang pemain NBA. Rekor demi rekor ia pecahkan dan sampai sekarang, rasanya belum ada tanda-tanda ia akan melambat.

Seiring dengan pencapaian yang semakin tinggi, semakin besar pula sorotan kepadanya. Di samping itu, dengan selalu menjadi poros utama untuk tim yang ia bela membuatnya bisa disebut sebagai faktor terbesar sebuah tim dalam menentukan perekrutan pemain.

Di awal-awal perjalanannya bersama Cleveland Cavaliers, jelas peran terakhir belum ada. Begitu ia pindah ke Miami Heat dan membentuk trio bersama Chris Bosh dan Dwyane Wade, LeBron tampak mulai paham dengan peran dan kapasitasnya sebagai daya tarik sebuah tim. Hal tersebut terus ia lakukan kala memutuskan kembali ke Cavaliers hingga kini bersama panji Los Angeles Lakers.

Karena besarnya peran LeBron dalam hal ini, bahkan beberapa penggemar di luar sana menyebutnya dengan julukan "LeGM". Julukan yang berefrensi pada GM, General Manager, sosok yang bertugas melakukan perekrutan pemain.

Namun, makin ke sini, ada sebuah pola yang tampak jelas dari perekrutan LeGM. Ia fokus pada pemain yang memang cukup akrab dengan dirinya dan lebih gemar mendapatkan pemain-pemain veteran. Tidak banyak pemain muda yang mampu berkembang bersama LeBron.

Hal ini sendiri baru saya benar-benar rasakan setelah membaca beberapa komentar di akun Instagram @mainbasket. Utamanya kala kami mengunggah cuplikan permainan tim yang melibatkan mantan pemain-pemain Lakers yang ditukar setelah LeBron datang ke sana.

Ambil contoh seperti Brandon Ingram, Lonzo Ball, Josh Hart, Ivica Zubac, dan terakhir ada Kyle Kuzma. Semuanya tampak berkembang pesat bahkan seolah jadi sosok yang berbeda saat masih bersama LeBron dan setelah berhasil keluar darinya.

Hal ini pun lantas membawa saya pada pencarian, siapa pemain muda yang mampu tumbuh menjadi lebih baik saat satu tim dengan LeBron? Utamanya setelah masa ia bergabung dengan Heat. 

Menariknya, setelah sibuk mencari di daftar rekan satu tim LeBron, jawabannya adalah tidak ada. Jika nama Kyrie Irving muncul di kepala Anda, saya bisa jawab bahwa Kyrie memang sudah spesial sejak masuk ke NBA dan LeBron datang setelah Kyrie sudah melewati tiga musim berkarier di NBA dan menjadi All Star.

Ya, mungkin Kyrie tidak akan pernah ke final atau bahkan menjadi juara NBA tanpa LeBron. Namun, apakah kehadiran LeBron otomatis membuatnya jadi lebih baik?. Secara statistik selama bersama LeBron, musim terbaik Kyrie terjadi pada 2016-2017, atau musim terakhirnya bersama Cavaliers. 

Apakah ini adalah dampak dari LeBron? Atau memang Kyrie berjalan sesuai dengan garis waktu yang tepat untuk berkembang? Untuk saya jawabannya adalah yang kedua. Pasalnya, setelah memutuskan keluar dari Cavaliers, seluruh catatan Kyrie pun jadi konsisten di statistik musim terakhirnya bersama Cavaliers.

Di musim itu, Kyrie menorehkan 25,2 poin, 3,8 rebound, dan 5,8 asis per gim. Setelahnya, bersama Celtics, rataan Kyrie di angka 24,1 poin, 4,4 rebound, dan 6,1 asis per gim. Di bawah panji Nets, Kyrie lebih super lagi dengan 27,0 poin, 4,9 rebound, dan 6,1 asis per gim.

Selain Kyrie, benar-benar tidak ada pemain yang berada di level tersebut. Bahkan, LeBron tak pernah membuat seorang pemain yang tidak pernah terpilih All Star lalu terpilih saat bermain bersamanya. Hal ini pun semakin mengindikasikan betapa sulitnya menjadi pemain muda di tim yang ada LeBron.

Di sisi lain, kita bisa melihat dari perspektif yang berbeda. Mungkinkah, pemain-pemain muda yang lantas "meledak" setelah tak lagi bersama LeBron dapat banyak ilmu semasa masih satu tim? Apakah sebaliknya, sosok LeBron adalah yang menyiapkan mereka untuk jadi bintang di tim lain?

Pertanyaan ini yang masih perlu dikaji untuk beberapa waktu lagi. Pasalnya, ada beberapa kasus yang berbeda. Ambil contoh Lonzo dan Kuzma, keduanya tampil cukup solid untuk pemain ruki di musim pertama mereka. Begitu LeBron datang, Lonzo mengalami kemunduran sedangkan Kuzma peningkatan. Sayangnya, peningkatan Kuzma hanya di musim pertama bersama LeBron. Setelah LeBron dan Lakers memutuskan merekrut Anthony Davis, Kuzma pun merosot secara penampilan meski meraih satu gelar juara.

Brandon Ingram tak bisa dimasukkan ke kategori ini sepenuhnya. Pasalnya, selama di Lakers pun, sebelum LeBron hadir, Ingram masih terlihat sangat kesulitan menemukn peran dan sentuhannya di lapangan. Setelah dari Lakers, Ingram benar-benar jadi sosok yang berbeda, bahkan kini bisa disebut sebagai satu dari dua poros utama Pelicans. Hipotesis LeBron tak baik untuk pemain muda masih punya waktu untuk dijadikan sebuah teori pasti. Bahkan, kini LeBron masih punya satu nama yang mungkin bisa mengubah jalan ceritanya yakni Talen Horton-Tucker. Pemain ini jadi satu-satunya pemain yang bertahan sejak Lakers juara dua musim lalu. Perkembangannya pun terlihat baik meski secara permainan masih jauh dari kata efektif. 

LeBron dan pemain muda, sejauh ini tampak bukan dua hal yang seirama. LeBron dan juara mungkin jauh lebih seirama. Ini selayaknya jadi pertimbangan para pemain muda dalam memutuskan bergabung dengan tim yang diperkuat LeBron. Namun, semua juga tergantung pada tujuan pemain itu sendiri. Jika ingin menjadi juara dengan singkat, sejauh ini kapal yang dipimpin LeBron terbukti sebagai kapal tercepat untuk sampai ke sana. 

Foto: NBA

Komentar