Honda DBL 2021 DKI Jakarta Series hanya menyisakan dua pertandingan. Pertama ada pertandingan final putri antara SMA Kristoforus 1 Jakarta melawan SMAN 70 Jakarta. Di nomor putra, gelar juara akan diperebutkan oleh SMA Bukit Sion dan SMAN 61 Jakarta.
Secara statistik, Kristo dan Bulungan (sebutan SMAN 70) sebenarnya memiliki catatan yang nyaris serupa. Secara efektivitas tembakan, Bulungan unggul 38 persen berbanding 36 persen dari Kristo. Namun, di nomor offensive rebound dan tembakan gratis, Kristo unggul. Sedangkan di turnover, selisih keduanya ssnagtlah tipis.
Akan tetapi, ada satu catatan yang cukup "menyeramkan" dari Kristo yang harus diwaspadai oleh Bulungan. Kristo, sepanjang perjalanan mereka, rata-rata memasukkan 24,7 tembakan per gim. Menariknya, mereka juga memiliki catatan asis per gim di angka 19,7.
Di sini berarti Kristo selalu bisa menemukan tembakan yang lebih baik untuk rekan mereka. Secara pengamatan saya di gim mereka sendiri, pergerakan bola Kristo memang luar biasa dinamis.
Untuk ukuran tim SMA dan khususnya di nomor putri, merrka berhasil membuat permainan terlihat indah dan mudah di waktu yang sama. Tercatat ada lima pemain Kristo yang memiliki rataan setidaknya 6,3 poin per gim yang juga menunjukkan bahwa mereka punya lima nama yang bisa menjadi eksekutor di setiap gim.
Pola bermain ini cukup berbeda dengan Bulungan yang memiliki tiga pemain ball dominant. Syarafina, Darania, dan Keira adalah tiga pemain itu. Eksekusi-eksekusi penguasaan bola Bulungan bisa dibilang hampir semuanya datang dari mereka. Ketiganya mengombinasikan rataan 43,6 percobaan tembakan (FGA) dari rata-rata 60,3 percobaan tim keseluruhan. Jumlah ini setara dengan 72 persen.
Menarik melihat bagaimana tiga pemain Bulungan ini akan beradaptasi melawan kesolidan setidaknya lima pemakn utama Krsto. Jika ada satu pemain di luar tiga nama itu yang bisa lebih agresif di gim ini, kemungkinan besar gim akan berlangsung tambah ketat lagi.
Konsep serupa sebenarnya juga terjadi di nomor putra. Kolektivitas tim melawan ball dominant. Nasa (sebutan SMAN 61) memiliki lima pemain yang mencetak setidaknya 5,5 poin per gim, dengan tiga di antaranya menembus dua digit angka. Sedangkan Buksi (sebutan Bukit Sion) menumpukan serangan mereka pada tiga nama.
Tiga tumpuan Buksi untuk meraih three peat mereka di Honda DBL DKI Jakarta Series adalah Aaron Nathanael, Matthew Manuputty, dan Rafael Pasha. Ketiganya menyumbang total 32,5 poin dari 53 rataan poin Buksi per gim. Hebatnya lagi, ketiga pemain ini sangat efektif. Tidak ada dari mereka yang memiliki catatan akurasi di bawah 43 persen, bahkan Pasha mencapai 52 persen.
Uniknya, meski secara poin Buksi didominasi tiga pemain ini, ketiganya tak melepaskan banyak tembakan. Seperti yang sudah disebut, efektivitas ketiganya membuat secara percobaan, tim ini cukup merata. Artinya, jika ada satu atau dua pemain lain yang mampu meningkatkan akurasi mereka di partai final ini, maka peluang Buksi untuk meraih gelar pun semakin besar.
Untuk Nasa, fokus utama kini adalah tentang rotasi pemain, utamanya dalam mengatasi aturan menit bermain yang diterapkan Honda DBL atau bahkan jika terjadi situasi foul trouble. Secara kedalaman skuat, pelapis mereka memang cukup solid, namun belum ada yang menunjukkan kemampuan yang setara dengan lima andalan mereka.
Hal ini akan membuat lima pemain utama ini mungkin tidak akan bermain bersama secara penuh di dua kuarter awal. Pelatih akan berusaha memadupadankan starter dan cadangan sebelum akhirnya terjun total dengan lima pemain utama tersebut di paruh kedua. Itupun dengan catatan aman dari foul.
Foul juga kerap menjadi pembeda di partai final. Oleh sebab itu, saya berharap kedua tim mampu menjaga jumlah foul mereka agar suguhan partai ketat terus tersaji sepanjang gim.
Tambahan untuk Nasa, jika mereka bisa lebih bijak lagi dalam memilih percobaan tripoin, saya rasa gim bisa jadi milik mereka. Pasalnya, meski dikelilingi pemain yang mungkin memiliki label "shooter" tim ini rata-rata hanya memasukkan tidak sampai tiga tripoin per gim dengan percobaan hampir 19 kali per gim (akurasi 16 persen). Daripada melakukan hal yang berpotensi membuat mereka membuang penguasaan bola, sebaiknya fokus untuk mencari tembakan dengan persentase masuk yang lebih tinggi.
Hanya hitungan jam sebelum tepis mula dan Honda DBL 2021 DKI Jakarta Series akan menemukan pemenangnya. Di nomor putri, siapapun juaranya adalah juara baru. Sedangkan di nomor putra, Buksi mengejar peluang menjadi tim pertama yang juara di tiga gelaran beruntun. Sebaliknya, jika Nasa juara, mereka akan menjadi tim pertama yang menumbangkan Buksi sejak 2017. Are you ready for the finals?!
Foto: Dika Kawengian