Dennis Schroder sedang membangun kepercayaan liga lewat Boston Celtics. Sebelumnya, dia dianggap melakukan hal yang sia-sia ketika menolak perpanjangan kontrak senilai AS$84 juta untuk empat tahun dari Lakers. Ternyata ada fakta menarik di balik cerita itu. Schroder mengungkapkan cerita yang selama ini dirahasiakan.

Schroder menandatangani kontrak setahun dengan nilai AS$ 5,9 juta dengan Celtics. Itu menjadi bahan lelucon di media sosial. Setelah semuanya reda, Schroder akhirnya membuka kisah yang sebenarnya. Ternyata sangat bertolak belakang dengan apa yang selama ini diberitakan media.

"Lakers tidak pernah berbicara dengan saya tentang perpanjangan kontrak selama musim reguler. Ketika saya masih bermain," ungkap Schroder, seperti dilansir Yahoo!Sports. "Mereka mengumumkan di media tentang perpanjangan kontrak, tapi saya tidak pernah melihat kontrak itu di depan saya."

Menurut Schroder, manajemen Lakers hanya ingin membuat saya terbuai saja. Mereka baru menyodorkan perpanjangan kontrak setelah musim kompetisi selesai. Karenanya, Schroder memutuskan untuk tidak mengambil kontrak tersebut.

Tidak jelas apa yang sebenarnya dimaksud Schroder di sini, tetapi dia mengaku tidak pernah melihat kontrak Lakers di depannya. Jika itu benar, maka Schroder berusaha menyelamatkan harga dirinya. Karena Lakers tampaknya ingin bermain-main dengan agennya.

"Bagi saya sekarang, secara pribadi, saya ingin membuat diri saya nyaman di tempat yang baru. Saya suka Lakers dan mereka melakukan hal-hal hebat, tetapi saya pikir ada hal-hal yang harusnya jadi perhatian mereka. Pemain tidak sepenuhnya menyerahkan pada agen, mereka juga harus diajak bicara untuk menentukan masa depannya," jelasnya.

Kalau memang benar cerita Schroder, maka kita bisa menilai kalau uang bukan hal utama dalam keputusannya menolak kontrak tersebut. Schroder ingin membuat dirinya merasa nyaman saja. Menolak kontrak dengan nilai besar memang sulit, tapi bagi Schroder lebih baik mendapatkan gaji kecil di tim yang menghormatinya sebagai pemain profesional. (tor)

Foto: Boston Globe

 

Komentar