Gelaran basket di PON selama ini identik dengan dominasi provinsi dari Pulau Jawa. Entah Barat, Timur, Tengah, hingga DKI Jakarta, bergantian berebut kejayaan di gelaran empat tahunan ini.
Untuk gelaran ke-20 ini pun, tak banyak berubah. Bisa dilihat dari peserta yang lolos saja, separuh dari setiap nomor (putra dan putri) datang dari provinsi di Pulau Jawa (Jambi putri lolos PON). Pulau Sulawesi mengirimkan dua wakil, Sulawesi Utara (Sulut) di nomor putra dan Sulawesi Selatan (Sulsel) di nomor putri.
Kami sudah mengulas salah satu permata basket Indonesia masa depan asal Sulut yakni Fernando Manansang. Kini, kami akan bergeser ke Sulawesi Selatan yang juga memiliki satu pemain yang tampil sensasional di PON kali ini yaitu Ummil Asmi.
Serupa dengan Fernando, Ummil mampu memimpin provinsinya melaju dengan dua kemenangan dalam dua gim atau tidak terkalahkan. Berposisi sebagai senter, Ummil bahkan memastikan Sulsel lolos ke semifinal usai mengalahkan Papua hari ini dengan skor 68-45. Sebelumnya, Sulsel mengalahkan DKI Jakarta dengan skor 66-56.
Dua kemenangan dengan selisih dua digit poin tersebut memang tak melulu karena Ummil. Namun, jelas peran Ummil sangat besar saat kita melihat catatan statistiknya. Ummil tampil selama 70 menit di dua gim tersebut atau setara dengan 35 menit per gim. Ia hanya kalah dari empat pilar Jawa Timur putri yang sudah kami bahas sebelumnya.
Tak sekadar lama di lapangan, Ummil juga tampil super di dua gim tersebut. Ia selalu menjadi top skor dan top rebounder untuk Sulsel. Secara rata-rata, ia bahkan memimpin PON dengan 24,0 poin dan 19,0 rebound per gim! Karena minimnya data, saya tidak tahu apakah ada pemain lain yang pernah menorehkan rataan setinggi ini sebelumnya di PON.
Dalam laga lawan Papua, Ummil bahkan mencetak catatan yang selama ini hanya dimiliki Galank Gunawan dengan mencetak 20+ rebound, lebih tepatnya 22 rebound! Ummil membagi catatan reboundnya dalam 12 offensive rebound dan 10 defensive rebound. Ummil benar-benar tak terhentikan.
Baca juga: Ummil Asmi Bawa Tim Putri Sulsel Cetak Sejarah
Menariknya, kala kita melihat permainannya, maka tak ada kesan yang cukup mengintimidasi dari Ummil. Berbalut hijab, Ummil tampak tenang bahkan cukup terkontrol emosinya, bukan tipikal yang meledak-ledak. Gerakannya juga flamboyan, sederhana, fundamental, tapi mematikan.
Ummil membaca pick n roll dengan baik. Melalui bantuan Sabrina Sandewang dan Azizah Abas yang menjadi pembawa bola, alumnus DBL All Star 2016 ini melakukan screen dan roll ke area kunci. Saat dirasa area kunci penuh, Ummil pun tetap akurat dari area perimeter. Hal ini membuat lawan pun kesulitan membaca keputusan apa yang akan diambilnya.
Secara rataan, 3,5 asis per gim Ummil adalah yang tertinggi kedua di Sulsel, hanya kalah dari Sabrina. Hal ini juga semakin membuat Ummil paket yang cukup lengkap sebagai pemain. Di satu sisi lainnya, catatan ini juga menunjukkan betapa solidnya Sulsel, utamanya dalam melakukan penyelesaian akhir. Tim ini rata-rata memasukkan 27 tembakan tiap gim dengan 20 di antaranya datang dari asis.
Kini, Ummil dan Sulsel selangkah lagi melaju ke semifinal. Di gelaran 2016 di Jawa Barat, dengan format yang berbeda, Sulsel kalah di babak gugur atas DKI Jakarta dengan skor telak 67-38. Satu langkah lagi seorang Ummil Asmi akan membawa harum sederet pebasket putri Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan. Ewako Ummil!
Foto: Harianto