Pengalaman bermain di Portland Trail Blazers selama dua musim rupanya memberi kedewasaan bagi Carmelo Anthony. Dia tidak lagi berpikir jadi aktor utama di tim, bahkan masuk tim inti. Melo hanya berpikir untuk memenangkan gelar juara bersama Los Angeles Lakers musim depan.
Melo akan menjalani musim ke-19 di NBA, dengan tujuan utama mencari cincin juara. Itu alasan Melo mau membubuhkan tanda tangan di kontrak yang disodorkan Lakers. Bonusnya, dia bisa bermain bersama sahabatnya, LeBron James. Tapi Melo berubah lebih dewasa. Dia tidak lagi mengincar posisi tim inti, bahkan tidak pernah berpikir jadi bintang utama di Lakers.
"Pada titik ini, apa yang seharusnya dilakuan, mari kita lakukan. Saya tidak mau memilih lagi. Saya memiliki pengalaman menjadi starter selama 18 tahun. Saya juga punya pengalaman turun dari bangku cadangan dalam semusim penuh, tahun lalu. Jadi starter bukan sesuatu yang penting bagi saya sekarang. Saya tidak berpikir seperti itu," kata Melo awal pekan ini, dikutip dari ESPN.
Trail Blazers mengubah pandangan Melo tentang peranan di tim. Di musim 2019-2020, Melo bermain 58 pertandingan, dan semuanya turun sebagai starter. Dia mencetak 15,4 poin dan 6,3 rebound per pertandingan. Sementara di musim 2020-2021, Melo hanya turun tiga kali sebagai starter dari total 69 pertandingan. Dia mencetak rata-rata 13,4 poin per pertandingan. Musim lalu dia masih bisa tampil 24,5 menit per laga. Hasilnya memang sama saja, karena dalam dua musim tersebut Trail Blazers hanyalah tim yang berjuang menuju babak playoff. Bukan tim yang diunggulkan untuk menjadi juara liga.
Sekarang Melo bergabung dengan Lakers, yang menjadi salah satu favorit juara. Tampaknya bakal lebih mudah dengan kondisi fisik dan mental yang lebih dewasa. "Apa pun yang diinginkan pelatih, akan saya lakukan. Saya tidak akan tersinggung, meski tidak bermain sepanjang pertandingan. Saya hanya ingin tim ini menang," tegasnya.
Pelatih Lakers, Frank Vogel sejak awal meminta pemainnya menurunkan ego. Dia tahu bahwa tidak mudah mengendalikan pemain-pemain berlabel bintang. Tapi, sikap Melo ini cukup melegakan. Meski kalau ditinjau dari kebutuhan, Melo terbilang penting bagi timnya.
Lakers finis di urutan ke-21 di liga musim lalu untuk persentase tripoin 35,4 persen. Karena itu, Lakers memilih untuk melepaskan dua penembaknya, Kentavious Caldwell-Pope dan Kyle Kuzma. Sebaliknya, Melo musim lalu mencetak persentase tembakan 40,9 persen bersama Trail Blazers. Dia masih tergolong sebagai pemain catch-and-shoot terbaik di liga meski usianya sudah 37 tahun. Melo bakal punya ruang lebih luas dalam melakukan tembakan terbuka ketika bermain bersama LeBron James. (tor)
Foto: Basketball Forever