Kalender acara FIBA di Asia untuk tahun ini harusnya ada dua, FIBA Asia Cup dan FIBA Women’s Asia Cup. Sayangnya, acara yang pertama diundur penyelenggaraannya karena pandemi virus korona di Indonesia, lebih tepatnya Jakarta yang pada Agustus lalu masih sangat tinggi. Untuk acara kedua, sejauh ini semua berjalan sesuai rencana dan tepis mula akan digelar 27 September di Amman, Yordania.

Ini adalah gelaran ke-29 FIBA Women’s Asia Cup sepanjang sejarah. Kali pertama gelaran ini diselenggarakan terjadi pada 1965 di Seoul, Korea. Di gelaran itu pula, Korea pulang dengan gelar juara usai mengalahkan Jepang. Korea pun sampai sekarang jadi tim dengan gelar juara terbanyak dengan total 12 gelar. Cina ada di belakang mereka dengan 11 gelar juara dan Jepang membawa lima gelar juara. Hanya tiga negara ini yang pernah membawa pulang gelar juara sepanjang 28 gelaran.

Dalam prosesnya, FIBA juga memberikan klasifikasi atas negara-negara peserta berdasarkan prestasi mereka. Untuk gelaran tiga hari lagi, ini adalah pertandingan Divisi A. Sedangkan timnas Indonesia yang nantinya akan tampil di November, bertarung di Divisi B. Lawan Indonesia pun sampai sekarang belum dimunculkan resmi oleh FIBA.

Untuk Divisi A ini, ada delapan tim yang akan bertanding dalam dua grup. Seluruh peserta edisi 2021 sama dengan peserta edisi 2019. Hal ini terjadi karena di 2019, Divisi B tidak ada gelaran. India yang finis terakhir di gelaran 2019 tidak mengalami degradasi untuk gelaran kali ini. Adapun delapan tim peserta adalah Jepang, Cina, Austalia, Korea, Selandia Baru, Filipina, Cina Taipei, serta India.

Grup A akan diisi Jepang, Korea, Selandia Baru, India, dan sisa tim lainnya berada di Grup B. Seperti biasa, setiap tim akan saling berhadapan di grup. Total satu tim bermain tiga gim. Tim teratas dari masing-masing grup akan lolos langsung ke semifinal. Dua slot sisa semifinal akan diperebutkan oleh tim peringkat dua dan tiga masing-masing grup. Pertemuannya akan silang grup. Tim peringkat empat masing-masing grup akan bermain satu kali lagi untuk menutup peringkat terakhir. Bedanya, kali ini tim peringkat terakhir tidak akan degradasi ke Divisi B.

Jepang jadi unggulan pertama di gelaran kali ini dengan modal tiga gelar juara beruntun. Ditambah dengan performa luar biasa di Olimpiade lalu yang membawa medali perak, Jepang benar-benar berada di atas angin. Namun, kesulitan yang mereka hadapi sekarang adalah pergantian kepala pelatih dan total delapan pemain berubah dari Olimpiade lalu.

Cina yang merupakan peringkat dua gelaran sebelumnya akan datang dengan skuad muda menjanjikan mereka. Nama Shao Ting yang cukup senior pun tidak akan ikut bermain di gelaran kali ini. Li Yueru, Li Meng, Li Yuan, dan Han Xu, akan memimpin generasi angkatan 94 ke atas ini. Ini akan jadi ajang unjuk gigi pertama tim Cina ini sampai beberapa gelaran internasional ke depan.

Australia pun diprediksi jadi kekuatan ketiga terbesar di gelaran kali ini. Serupa dengan Cina, Australia akan membawa generasi baru mereka. Hanya akan ada dua pemain yang tersisa dari gelaran 2019 dan tidak ada satupun pemain yang berangkat dari Olimpiade Tokyo.

Terakhir, tidak afdal rasanya jika tidak menyertakan tim langganan juara, Korea. Korea dipastikan tampil tanpa Jisu Park yang masih membela Las Vegas Aces di WNBA Playoff. Pun begitu, pemain seperti Kang Leeseul dan Park Hyejin yang sudah tampil sejak Asian Games 2018 Jakarta masih berada dalam skuad. Mereka akan memberi bantuan pengalaman untuk skuad muda Korea.(DRMK)

Foto: FIBA

 

Komentar