Minnesota Timberwolves tampak terus berupaya mempertahankan citra mereka sebagai tim yang tidak memiliki visi menjadi juara. Terbaru, hanya jelang satu minggu sebelum pemusatan latihan musim baru dimulai, Timberwolves memecat Presiden Operasional Basket mereka yang juga merangkap Manajer Umum, Gersson Rosas.

Pemecatan ini terasa sangat tidak jelas karena semua rangkaian proses yang terjadi. Pertama dan utamanya, tidak ada satupun media yang mengendus bahwa Rosas dalam posisi yang rawan dipecat. Ia terlihat masih dipercaya penuh oleh manajemen atas Timberwolves. Secara permainan pun, Timberwolves terlihat meningkat meski rekor menang-kalah mereka masih tak membaik.

Kedua, Rosas sudah mengambil banyak sekali keputusan sepanjang jeda musim ini. Hal ini seharusnya bisa dihindarkan jika manajemen atas Timberwolves lebih cepat memecat Rosas. Jika seperti ini, pengganti Rosas, akan bertugas mengeksekusi rencana yang dibuar oleh Rosas. Tidak banyak cerita berhasil dari kondisi demikian.

Untuk mengganti sendiri, Timberwolves telah mendapuk Sachin Gupta sebagai presiden baru mereka. Sedangkan Gupta tak akan merangkap posisi manajer umum. Timberwolves akan mencari sosok lain untuk ini dan kabarnya, manajer umum Philadelphia 76ers, Elton Brand, menjadi kandidat terdepan demi pekerjaan ini.

Beberapa tanggapan dan opini pun muncul terkait kejadian pemecatan ini. Paling instan, bintang Timberwolves, Karl-Anthony Towns, langsung menuliskan tiga huruf untuk mewakili perasaannya dalam cuitan pribadinya. Tiga huruf itu adalah,”wtf.” Hal ini membuat publik percaya bahwa Rosas adalah sosok yang dicintai para pemain dan Towns sebagai bintang utama tim tak sepakat dengan keputusan ini.

Di sisi lain, ada opini yang menyebutkan bahwa Rosas dianggap gagal dalam menyusun skuat terbaik. Utamanya kala ia melepaskan hak pilih NBA Draft untuk mendapatkan D’Angelo Russell. Kabarnya ini adalah tindakan yang terlalu ceroboh dan pemilik baru Timberwolves, Alex Rodriguez dan Marc Lore. Dua sosok ini juga diyakini sebagai pihak utama yang memutuskan pemecatan Rosas meski pemilik yang lama, Glen Taylor, masih menangani tim sampai sekarang.

Terakhir, isu paling aneh yang muncul dibalik pemecatan ini terkait dengan moral. Rosas yang sudah menikah, dikabarkan menjalani hubungan terlaran dengan salah satu pegawai Timberwolves. Rosas dikabarkan tampak menghabiskan waktu berdua dengan pegawai tersebut di beberapa kesempatan acara olahraga di area Minnesota.

Apapun alasannya, sekali lagi, memecat sosok penting dalam membangun visi dan misi tim yang baru mencanangkan rebuild sekitar dua tahun lalu adalah keputusan yang liar. Timing yang sangat berdekatan dengan musim baru menambah liar lagi keputusan ini. Hal-hal seperti ini bukan tidak mungkin membuat pemain seperti Towns, Russell, hingga Anthony Edwards, tidak betah dan minta ditukar. Jika terjadi, kondisi Timberwolves pun semakin runyam.

Catatan hanya lolos sekali ke playoff sejak 2005 adalah fakta yang tidak bisa dilupakan. Ini adalah indikasi utama betapa berantakannya organisasi ini. Lebih buruk lagi saat satu-satunya kelolosan mereka ke playoff dibawa oleh Jimmy Butler yang lantas mereka tukar satu musim sebelumnya. Sulit diterima akal sehat.

Jika Anda adalah pendukung Timberwolves atau sempat berencana mendukung tim ini, Anda sebaiknya pikir lagi kondisi yang runyam ini. Jelas, masih ada kemungkinan Timberwolves menjadi lebih baik karena pemain dan pelatih tidak ada yang terlibat. Transaksi yang dilakukan oleh Rosas sendiri sebenarnya masih cukup baik untuk setidaknya berjuang demi peringkat terakhir ke playoff di Wilayah Barat.

Akan tetapi, hal ini baru bisa terwujud jika jajaran manajemen atas Timberwolves mampu membuat kemajuan komunikasi yang jauh lebih baik. Hasilnya, bukan tidak mungkin pemecatan Rosas justru menjadi titik balik untuk kemajuan Timberwolves dalam meraih prestasi. (DRMK)

Foto: NBA

Komentar