Pada awal bulan Agustus 2021, NBA mengumumkan bahwa salary cap untuk musim 2021-2022 sebesar AS$112,4 juta. Untuk tax level sendiri ditetapkan sebesar AS$136,6 juta. Namun NBA tengah berusaha meningkatkan salary cap ini. Caranya dengan mencari kontrak hak siar televisi yang lebih besar.

Menurut Morten Jensen dari Forbes, bayaran pemain NBA sekarang semakin besar. Contohnya Stephen Curry, yang menandatangani kontrak dengan Golden State Warriors senilai AS$201 juta pada tahun 2017. Jadi kalau salary cap tidak dinaikkan, NBA khawatir para pemain tidak ada yang menerima kontrak jangka panjang di masa yang akan datang.

Dikutip dari laporan Jabari Young, jurnalis CNBC, NBA sedang mengincar kontrak hak siar televisi yang bernilai AS$75 miliar pada tahun 2025 nanti. Belum jelas durasi kontraknya, namun menurut Jabari, NBA bisa mendapatkan AS$8 miliar per tahun. Jumlah tersebut naik dibandingkan pendapatan hak siar NBA yyang ditandatangani pada musim 2016-2017, sebesar AS$24 miliar.

Lonjakan pendapatan dari hak siar ini tentu bisa berpengaruh pada salary cap. NBA sendiri mengincar jumlah salary cap lebih dari AS$300 juta di masa depan. Sementara itu, perkiraan kenaikan salary cap sampai tahun 2025 nanti sebesar AS$171 juta, atau dengan estimasi kenaikan 8 persen.

Berita ini tentu saja membawa angin segar bagi pemain dan agennya. Oleh karenanya, jangan heran kalau dalam waktu empat tahun ke depan, para pemain enggan menerima kontrak jangka panjang. Sebab mereka mengincar kenaikan salary cap pada tahun 2025 mendatang.

Namun sebelum semua itu bisa diwujudkan, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Pertama tentu saja mencari televisi baru yang mampu membayar sebesar itu. Kemudian membahas rencana anggaran dengan NBPA dan Dewan Komisaris NBA. Mereka juga mempertimbangkan keuangan klub-klub peserta liga. (tor)

Foto: nba.com

Komentar