Daryl Morey menyeberang dari Houston Rockets ke Philadelphia 76ers pada musim lalu. Setelah serangkaian kesuksesan, Morey menutup dua musim terakhirnya bersama Rockets dengan sedikit kontroversi. Morey bermasalah karena komentarnya terhadap kondisi politik Cina pada 2019. Setahun setelahnya, Morey resmi mundur dari Rockets yang berujung pada pecahnya duet James Harden dan Russell Westbrook.

Setelah pergi, posisi Morey digantikan oleh Rafael Stone yang sebelumnya berperan sebagai wakil presiden operasional. Rockets di bawah Stone awalnya tampak masih ingin berjuang mempertahankan prestasi mereka yang selalu lolos ke playoff sejak 2013. Namun, haluan tim berubah di tengah musim. Seiring badai cedera yang menghampiri, Rockets pun mencanangkan pembagunan ulang tim (rebuild).

Rebuild ini dimulai dengan pertukaran P.J. Tucker ke Milwaukee Bucks. Tak sampai seminggu berselang, Victor Oladipo yang sempat dikira akan membangkitkan kariernya di Rockets juga dilepas ke Miami Heat. Sebulan sebelum dua transaksi ini, Rockets lebih dahulu memutus kontrak DeMarcus Cousins. Seluruh catatan di atas membuat Rockets kini hanya punya Eric Gordon dan Danuel House Jr., sebagai veteran yang bermain lebih dari dua musim di tim ini.

Selepas melakukan perombakan total, Rockets pun tak lagi mengejar kemenangan. Mereka cenderung pasrah atas deretan kekalahan yang mereka derita. Semua ini mereka lakukan demi mendapatkan hak memilih NBA Draft yang baik. Hasilnya nyata, mereka dapat hak memilih kedua secara keseluruhan yang mereka gunakan untuk mengambil Jalen Green, salah satu talenta terbaik di kelas draft ini. Di sisa musim reguler lalu pula, kita disuguhkan penampilan menjanjikan dari deretan pemain muda Rockets seperti Kevin Porter Jr., Kenyon Martin Jr., hingga Jae’Sean Tate.

(Baca juga: Houston Rockets dan John Wall Tak Akan Bersama untuk Musim 2021-2022)

Ketika John Wall dan manajemen Rockets menemukan kata sepakat untuk memindahkan Sang Pemain ke tim lain, di mata saya kini Rockets hanya tinggal satu langkah untuk melengkapi proses rebuild mereka. Pelengkap langkah tersebut adalah mengupayakan sekuat tenaga pertukaran yang menghadirkan Ben Simmons dari Philadelphia 76ers.

Ya, kami memang sempat membuat artikel tentang tiga tim yang mampu memanfaatkan jasa Ben untuk musim depan meski dengan skenario terburuk tembakannya tak berkembang. Rockets tidak ada di sana karena sama sekali tidak terdengar ada niatan dari mereka untuk melepas Wall. Gaji tinggi Wall dan Ben akan menyulitkan transaksi terjadi.

Kini, dengan kedua pemain sama-sama menolak bermain untuk masing-masing tim, pertukaran pun jadi masuk akal. Di mata saya pun, Rockets masih bisa menggunakan jasa Ben sedangkan Sixers seharusnya akan menyambut Wall dengan tangan terbuka. Ya, saya tahu, Rockets akan sesak dengan pembawa bola utama seiring kehadiran Green, KPJ, hingga ruki lainnya, Josh Christopher dari bangku cadangan. Akan tetapi, saya yakin Ben akan digeser dan lebih bergerak off ball dengan susunan yang Rockets punya sejauh ini.

Bayangan saya, Rockets akan memainkan starter dengan susunan Green, KPJ, Tate, Ben, dan Christian Wood. Ini akan menjadi komposisi yang untuk saya sama kuatnya dari tripoin dan di area kunci. Jelas akan ada kemungkinan kesulitan menentukan prioritas siapa yang melakukan eksekusi dalam setiap penguasaan bola. Di sini peran Stephen Silas sebagai pelatih akan mengambil peran. Dengan sejarahnya menangani pemain muda, harusnya ini adalah skuat yang cocok dengan dirinya.

Saya mencoba pertukaran ini menggunakan trade simulator. Hasilnya, jika hanya menukar Ben dengan Wall semata, maka pertukaran ini akan gagal. Pasalnya, Sixers sudah terlalu berlebih untuk gaji pemain. Pilihannya, Sixers harus menambah satu pemain dengan gaji setidaknya AS$2 juta untuk mendapatkan Wall.

Mengingat secara kebutuhan Sixers berada dalam posisi yang lebih sulit karena mereka tak benar-benar punya pemain yang mampu menambal posisi Ben, maka Rockets bisa sedikit melakukan “pemerasan”. Dari skuat Sixers yang ada sekarang, saya yakin Rockets akan berupaya mendapatkan Tyrese Maxey atau Matisse Thybulle dalam transaksi ini. Keduanya memenuhi syarat gaji tadi. Jika bisa mendapatkan satu di antara Maxey dan Matisse, saya yakin Rockets rela melepas satu hak memilih putaran pertama mereka ke Sixers.

Jika transaksi ini benar terwujud, maka jeda musim 2021 ini layak dinobatkan menjadi jeda musim paling gila yang pernah ada. Selain aksi mengumpulkan bintang antara Los Angeles Lakers dan Brooklyn Nets, transaksi antara Rockets dan Sixers akan membuat keseimbangan kekuatan NBA terjaga. Persaingan antarwilayah pun akan menjadi semakin ketat.

(Baca juga: Tiga Tim yang Bisa Menggunakan Jasa Ben Simmons Meski Akurasinya Tak Membaik)

Wall akan membuat Sixers tak kehilangan posisi mereka sebagai pesaing tiga besar Wilayah Timur, melawan Bucks dan Nets. Sedangkan Ben akan melengkapi proses rebuild Rockets, muda dan penuh tenaga. Jika Rockets bisa menukar Eric Gordon sebelum batas akhir pertukaran untuk pemain muda lain atau hak memilih putaran pertama, maka Rockets hanya butuh satu musim untuk melakukan rebuild total. Sebuah prestasi yang apik untuk Rafael Stone di musim keduanya sebagai manajer umum tim.

Untuk saat ini, tidak ada skenario yang lebih baik dari skenario ini di mata saya. Kedua tim sama-sama di posisi sulit dan saling membutuhkan. Jika ke depannya kedua tim mampu menukar kedua pemain tanpa berhubungan satu sama lain (bertukar dengan tim lain), maka kredit layak diberikan untuk masing-masing manajer. Bukan pekerjaan mudah memindahkan dua pemain dengan gaji besar dan tidak cukup efisien secara permainan. Namun, sekali lagi, saya berharap transaksi ini bisa terwujud untuk menambah panas kembalinya musim penuh NBA.

Foto: NBA

 

Komentar