Satu dari deretan nama mantan pemain yang masuk ke Naismith Memorial Basketball Hall of Fame kelas 2021 adalah Chris Bosh. Bosh mengakhiri kariernya usai dinyatakan memiliki masalah penggumpalan darah pada paru-paru dan juga betisnya. Meski Bosh sempat berupaya melakukan comeback beberapa kali, saran dari seluruh tim medis Heat untuk Bosh pensiun memaksa kariernya berakhir pada 2016 lalu.

Terpilihnya Bosh di jajaran Hall of Fame tak perlu diragukan lagi. Untuk saya pribadi, Bosh adalah prototipe dari seluruh perkembangan bigman modern sekarang. Jauh sebelum mayoritas bigman di NBA menembak tripoin secara masif, Bosh sudah melakukan hal itu sejak pertama kali ia menginjakkan kaki di NBA pada 2003 lalu.

Jika Anda melihat perkembangan pemain seperti Brook Lopez dan DeMarcus Cousins atau bahkan Anthony Davis yang di awal kariernya sama sekali tak mencoba menembak tripoin, Bosh benar-benar sebaliknya. Meski secara akurasi tak cukup spesial, Bosh selalu mencoba dua digit tripoin sejak musim pertamanya. Angka ini bahkan lebih baik dari Ben Simmons yang amburadul sampai sekarang.

Tak sekadar percaya diri dari tripoin, Bosh sejak awal kariernya sudah menemukan sentuhan yang apik untuk menembak dari tembakan gratis. Catatan akurasi tembakan gratis terburuk Bosh terjadi di musim pertamanya, itupun di angka 70 persen, masih jauh lebih baik dari mayoritas bigman yang ada di liga saat memulai karier mereka.

Bosh pun tak melupakan tugas utamanya untuk berjibaku di bawah ring. Bosh memiliki rerata 8,5 rebound per gim sepanjang kariernya. Tercatat tiga musim ia memiliki rataan dua digit rebound per gim. Secara defense, Bosh memang tak memiliki catatan statistik tradisional yang istimewa. Namun, saat kita melihat catatan defensive ratingnya, Bosh masih bisa dibilang cukup baik dengan catatan 105.

Salah satu rebound terpenting Bosh terjadi di gim yang seharusnya Anda semua ingat, gim enam final NBA 2013. Satu offensive rebound yang ia lakukan berujung pada tripoin Ray Allen yang memaksa gim berlanjut ke tambahan waktu dan akhirnya Heat memaksa gim tujuh. Itu adalah salah satu rangkaian kejadian terbaik di sejarah final NBA.

Sepanjang sepengetahuan saya pun, Bosh adalah bigman kedua yang disebut sebagai stretch four, setelah Dirk Nowitzki. Di era bersamaan pun, rasanya hanya Kevin Love yang mampu sejajar dengan kedua pemain ini.  Dua pemain ini juga sangat layak mendapatkan predikat sebagai prototipe bigman modern.

Menempatkan Bosh masuk ke Hall of Fame bukanlah hal yang sulit ditentukan. Semuanya hanya menunggu waktu saya. Kini, dengan peresmian Bosh masuk ke jajaran legenda, namanya akan abadi sebagai seorang pemain. Lebih besar lagi, namanya akan abadi sebagai salah satu pemain yang mengubah permainan basket secara global. Terus berjaya Bosh!

Foto: NBA

 

Komentar