Blake Griffin memainkan musim lalu untuk dua tim. Separuh musim kedua dihabiskan bersama Brooklyn Nets sedangkan paruh musim pertama ia masih membela Detroit Pistons. Blake dan Pistons menemukan kata sepakat untuk memutus kontrak hingga sisa kontrak dua musim Blake akan dibayarkan secara berkala.
Keputusan Blake bergabung ke Nets sempat membuat publik gempar. Keputusan ini dianggap sebagai titik aklamasi bahwa Nets adalah sebuah tim super. Apalagi LaMarcus Aldridge juga baru saja bergabung. Namun, Blake pun menganggap publik membingungkan. Di paruh musim pertama, banyak pendapat menyebut dirinya telah habis, tidak bisa membantu tim NBA untuk mengejar gelar juara. Begitu ia bergabung ke Nets, ia malah dianggap sebaliknya.
Tak berhenti di situ, Blake juga banyak menerima komentar negatif dari penggemar Pistons sendiri. Beberapa bahkan merasa Blake sudah melakukan sabotase kepada Pistons. Ia dianggap sengaja tak tampil baik selama Pistons. Hal ini terbukti dengan banyaknya jumlah dunk Blake dengan Pistons dan Nets.
Setelah bungkam sekian lama, Blake akhirnya angkat bicara mengenai komentar negatif kepadanya. Kepada siniar Pardon My Take, Blake mengutarakan seluruh perasaan aslinya tentang pendapat tersebut. Namun, ia juga sedikit membukukan sarkasme di pernyataannya.
“Di musim 2018-2019, saya adalah seorang All Star, saya terpilih bermian di All Star,” buka Blake. “Saya juga terpilih di All-NBA Team, saya melakukan dunk beberapa kali, bermain di playoff dengan masih terbelit cedera. Namun ya bagaimana lagi, saya rasa saya juga membenci diri saya sendiri Detroit,” sindir Blake secara halus.
Musim 2018-2019 adalah musim penuh pertama dan satu-satunya Blake di Pistons. Menariknya, itu adalah salah satu musim terbaik Blake sepanjang kariernya di NBA yang dimulai pada 2010. Blake tampil 75 kali dan mencetak rataan 24,5 poin, 7,5 rebound, dan 5,4 asis per gim. Catatan poin tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang kariernya sedangkan asis jadi yang tertinggi kedua.
Di musim itu pula, Blake melakukan transisi pada gaya bermainnya. Ia melepaskan tujuh tripoin per pertandingan dengan akurasi mencapai 36 persen. Blake meninggalkan gaya bermainnya yang eksplosif dan penuh dunk menjadi yang jauh lebih mengikuti perkembangan zaman sekarang. Rasanya, deretan fakta di atas mau tidak mau harus membawa kita pada kata setuju atas pernyataan Blake. (DRMK)
Foto: NBA