Hasil kualifikasi FIBA World Cup 2023 Zona Asia menempatkan Indonesia bergabung dengan tiga tim Asia Barat. Mereka adalah Yordania, Lebanon, dan Arab Saudi. Keterangan mengenai megapa kondisi ini terjadi bisa disimak di sini. Untuk kali ini, kita akan coba mengulas lawan-lawan Indonesia di kualifikasi.
Membaca beberapa komentar yang muncul di akun media sosial @mainbasket, kami meyakini tidak semua tahu mengenai kekuatan lawan-lawan Indonesia. Selain karena kita nyaris tidak pernah disuguhi laga-laga dari tim ini, fakta bahwa Indonesia memang tak pernah bertemu tiga negara tersebut adalah faktor lain mengapa kita boleh buta akan kekuatan mereka.
Pun begitu, di era modern ini, tidak ada yang benar-benar buta jika kita benar-benar mencari. Hampir seluruh laga dari tiga negara tersebut tersedia di internet, utamanya saat mereka bertarung untuk kualifikasi Piala Asia 2021 Jakarta. Untuk edisi pertama ini, kami akan membahas kekuatan Yordania yang duduk di peringkat 39 rangking FIBA.
Yordania lolos ke Piala Asia 2021 sebagai juara Grup F dengan rekor tak terkalahkan (5-0). Bergabung dengan Kazakhstan, Palestina, dan Sri Lanka, Yordania tampil dominan. Dalam lima kemenangan tersebut, hanya satu yang terjadi dengan selisih poin satu digit. Hasil 71-68 terjadi saat Yordania jumpa Kazakhstan untuk kali pertama pada Februari 2020.
Oh iya, setiap tim memang seharusnya bermain enam kali di kualifikasi Piala Asia 2021 ini. Akan tetapi, di jendela terakhir Grup F yang digelar di Yordania, Sri Lanka memutuskan untuk tidak hadir karena kondisi pandemi virus korona. Hal ini lah yang membuat Yordania dan Sri Lanka sama-sama hanya bermain lima kali.
Menilik gim-gim Yordania di kualifikasi ini, saya melihat beberapa poin yang harus siap dihadapi Indonesia dua bulan lagi. Pertama kita akan bahas pemain-pemain kunci Yordania. Total ada 20 pemain yang membela Yordania di lima gim tersebut. Dari jumlah itu, enam di antaranya menorehkan dua digit poin. Namun, hanya tiga yang memainkan semua gim tersebut.
Jika kita urutkan berdasarkan jumlah gimnya, maka pemain paling menonjol di Yordania adalah Freddy Ibrahim. Freddy adalah pemain dengan rataan menit terbanyak dengan 29,1 menit per gim. Dari jumlah tersebut ia mencetak 16,8 poin, 4,0 rebound, dan 5,4 asis per gim. Freddy juga memiliki rataan tripoin cukup paten di angka 40 persen (10/25) dan sempurna dari tembakan gratis (14/14).
Freddy Ibrahim (Foto: fiba.basketball)
Freddy bermain sebagai garda sekaligus fasilitator utama tim. Dengan usia yang masih 24 tahun, Freddy bisa saya bilang adalah pemain yang cukup “dewasa” di lapangan. Ia membaca pertahanan lawan dengan baik, memilih tembakan yang juga cukup bijaksana. Secara keseluruhan, Freddy akan menjadi masalah besar untuk garda Indonesia, utamanya dalam skema pick n roll.
Amin Abu Hawwas jadi pemain kedua tersubur yang bermain lima gim. Meski memiliki 11,4 poin per gim, Amin sebenarnya bukanlah sosok skorer yang menakutkan. Jika kita berkaca pada statistik ini saja, maka ia bisa akan sangat menipu. Amin lebih ditugaskan sebagai penjaga garda terbaik lawan. Untuk tripoin, Amin tak cukup mengancam dengan hanya rataan 9,5 persen per gim. Mayoritas poinnya datang melalui penetrasi karena atletismenya yang mumpuni.
Mohammad Husein jadi pemain terakhir yang memiliki kontribusi besar dalam lima gim kualifikasi. Sebagai senter utama, Husein yang cukup senior (31 tahun), bertugas dan bermain selayaknya senter konvensional. Ia kuat di bawah area kunci dan berusaha sekuat tenaga mengamankan rebound. Catatan 10,2 poin dan 7,0 rebound menunjukkan dengan jelas konsentrasi Husein. Sedikit catatan penting dari Husein adalah keberaniannya mencoba tripoin sesekali. Dari lima gim, hanya sekali Husein tak melepaskan satupun tripoin. Akurasinya memang tidak istimewa, tapi jika diberi terlalu banyak keleluasaan, bukan tidak mungkin Husein bisa menemukan sentuhannya.
Memasuki barisan pemain yang tidak tampil penuh lima gim, ada nama Sami Bzai. Bzai memiliki curriculum vitae yang menarik. Meski terakhir bermain untuk klub Yordania, Bzai ternyata lahir dan tumbuh di Amerika Serikat. Ia tampil di NCAA Divisi II 2016 untuk South Eastern Oklahoma State University bahkan menjadi starter di 28 dari total 31 gim yang ia mainkan. Selama kualifikasi Piala Asia 2021, dalam tiga gim, Bzai mencetak 15,0 poin, 4,3 rebound, dan 3,0 asis per gim.
Dar Tucker (Foto: fiba.basketball)
Yordania bukannya tak punya pemain naturalisasi. Sosok Dar Tucker tampil dua gim selama kualifikasi untuk Yordania. Menariknya, Tucker hanya bermain 47 menit dalam dua gim tersebut, secara total. Pemain yang tercatat bermain di Liga Brasil ini menorehkan rataan 11,0 poin dan 7,0 rebound per gim. Tucker menempati posisi sayap dan memiliki kapasitas sama baiknya untuk menembak dan penetrasi.
Terakhir di daftar adalah Ahmad Al Dwairi. Pemain keturunan Yordania – Turki ini juga dikenal dengan nama Ahmet Duverioglu. Ahmad adalah nama paling besar di tim ini dengan statusnya sebagai pemain Fenerbahce. Ahamd sudah bermain untuk Fenerbahce sejak 2016 dan menjadi senter cadangan untuk Jan Vesely. Dengan berlaga di Fenerbahce, kita tentunya sudah tahu bahwa Ahmad bukanlah talenta biasa-biasa saja.
Untuk ukuran senter, pemain ini bisa dibilang memiliki ketangkasan di atas rata-rata dalam menyerang. Meski belum memiliki jarak tembak sampai tripoin, keberadaan Ahmad di bawah ring sudah cukup untuk menghancurkan lawan-lawan Yordania. Tembakan hook shot juga dikuasainya dengan baik. Dalam dua gim kualifikasi, Ahmad mencetak rataan dobel-dobel 23,0 poin, 10,0 rebound, dan 4,5 asis per gim.
Ahmad Al Dwairi (Foto: fiba.basketball)
Yordania bukanlah lawan sembarangan untuk Indonesia. Tim ini juga memiliki pengalaman bermain di Piala Dunia 2019 Cina dengan meraih satu kemenangan di babak penentuan peringkat atas Senegal. Kecuali Bzai, tidak lima pemain lain di atas tampil di Yordania, yang semakin menunjukkan bahwa skuat ini adalah skuat yang berpengalaman.
Secara permainan, Yordania adalah tim yang piawai bermain pick n roll. Upaya utama mereka adalah menyerang untuk area kunci. Selain Freddy Ibrahim, praktis tidak ada pemain Yordania yang benar-benar mengancam dari tripoin. Bahkan Tucker pun masih bisa dibilang belum konsisten utnuk tripoin. Oleh karena itu, jika nanti Indonesia berhadapan dengan Yordania, kunci utamanya adalah menghentikan pick n roll. Jika pertahanan Indonesia atas gaya menyerang ini berhasil, masih ada peluang untuk Indonesia memberi kejutan untuk Yordania.
Foto: FIBA
*Artikel ini pertama kali diunggah pada 1 September 2021 dengan judul yang sama