FIBA melaksanakan undian untuk kualifikasi World Cup 2023 pada Selasa sore, 31 Agustus 2021. Semua negara kini sudah siap berjuang mendapatkan tiket ke Indonesia, Jepang dan Filipina, dalam dua tahun ke depan. Namun dari undian tersebut, tampaknya masih ada yang mengganjal. Khususnya untuk zona Asia dan Oceania. Ternyata FIBA sudah mengatur sedemikian rupa, untuk memudahkan negara-negara tersebut dalam melaksanakan kualifikasi.
Pertama yang dilakukan FIBA adalah menetukan 16 peserta kualifikasi Piala Dunia Basket. Ini sangat mudah, karena 16 negara tersebut diambil dari peserta babak utama FIBA Asia Cup 2021. Jadi tidak perlu lagi ada turnamen lagi untuk menentukan peserta kualifikasi.
Kedua, FIBA membagi 16 negara tersebut jadi dua wilayah yaitu timur dan barat. Pembagian ini berdasarkan letak negara dan zona waktu yang bedanya cukup jauh di benua Asia. Jelas ini akan menyulitkan kalau melaksanakan kualifikasi dengan sistem home-and-away. Maka dari itu, karena jumlahnya genap, maka dengan mudah bisa dibagi untuk wilayah timur dan barat.
Tapi setelah itu, muncul masalah baru. Di wilayah timur, ada tiga negara yang menjadi tuan rumah FIBA World Cup 2023, yaitu Indonesia, Filipina dan Jepang. Karenanya bisa muncul kemungkinan bahwa setelah drawing nanti, muncul dua negara tuan rumah dalam satu grup.
FIBA akhirnya memindahkan salah satu negara tersebut ke wilayah barat, dan pilihan itu jatuh ke Indonesia. Sebagai gantinya, India pindah ke wilayah timur. Dengan demikian masalah teratasi.
Selanjutnya, FIBA menempatkan ke-16 negara tersebut dalam delapan pot yang berbeda. Masing-masing pot berisi dua negara. Penentuan pot tersebut berdasarkan pembagian wilayah tadi, dan rangking negara yang dicatat oleh FIBA. Pot dengan angka ganjil berisi negara di wilayah Asia Timur dan Oceania. Mereka diundi untuk masuk ke Grup A dan B. Sementara pot dengan angka genap berisi negara Asia Tengah dan Barat, termasuk Indonesia yang sudah dipindahkan. Mereka diundi untuk mengisi Grup C dan D.
Setelah dilakukan pengundian, maka tidak terjadi pertemuan dua negara tuan rumah dalam satu grup. Filipina ada di Grup A bersama Korea, Selandia Baru dan India. Jepang masuk Grup B bersama Australia, Cina, dan Chinese Taipei. Indonesia ada di Grup C bersama Yordania, Lebanon, dan Saudi Arabia. Serta yang terakhir di Grup D berisi Iran, Kazakhstan, Syiria, dan Bahrain.
Ternyata tidak berhenti sampai di situ saja. Kualifikasi FIBA World Cup ini akan berlangsung dua fase. Masing-masing fase terdiri dari dua jendela (window). Fase pertama dari masing-masing grup akan diambil tiga teratas. Kemudian tiga tim terbaik dari masing-masing grup akan diundi lagi untuk fase kedua. Jadi pada akhirnya nanti, akan ada enam negara yang dinyatakan lolos ke babak utama FIBA World Cup 2023 dari zona Asia dan Oceania, kecuali Jepang dan Filipina. Mengapa demikian? Karena itu semua berkaitan dengan status Indonesia. Lihat bagan di bawah ini:
Indonesia punya dua opsi untuk lolos ke FIBA World Cup 2023. Opsi pertama, mereka harus masuk perempat final FIBA Asia Cup 2021 atau Top 8 di kejuaraan tersebut, pada tahun 2022 nanti. Kalau target itu dipenuhi, maka jatah negara yang lolos ke World Cup dikurangi jadi lima negara.
Sebaliknya, kalau Indonesia gagal memenuhi syarat yang diberikan di FIBA Asia Cup 2021, maka masih punya opsi kedua. Opsi ini membuat Indonesia bernasib sama dengan negara-negara peserta lainnya. Indonesia harus berjuang mendapatkan tiga peringkat teratas di fase kedua. Dengan kata lain, Indonesia harus berada di Top 5 di akhir Kualifikasi FIBA World Cup nanti.
Kualifikasi FIBA World Cup 2023 untuk fase pertama atau jendela 1, 2 dan 3 dilaksanakan mulai November 2021 hingga Juli 2022. Kemudian untuk fase kedua, dimulai bulan Agustus 2022 sampai Februari 2023. Setelah ke-32 negara peserta sudah ditetapkan, maka pada bulan Maret 2023 nanti, FIBA akan mengundi grup babak utama World Cup 2023. (tor)
Foto: fiba.basketball