Ben Simmons menjadi sasaran tembak publik atas kegagalan Philadelphia 76ers di playoff musim lalu. Potongan video Ben melewatkan peluang melakukan layup atau dunk dan mengubahnya menjadi umpan saat laga semifinal wilayah melawan Atlanta Hawks sangat mungkin menjadi video yang akan kita lihat terus seiring berjalannya waktu.
Di momen itu, hampir semua orang sepakat bahwa ada masalah dengan Ben. Meminjam bahasa sekarang, bisa dibilang Ben ini sudah "kena mentalnya." Sorotan tajam publik membuatnya menarik diri dari tim nasional Australia untuk Olimpiade dengan alasan fokus untuk mengembangkan permainannya, utamanya jelas kemampuan menembak jarak jauh.
Meski Ben sudah ada niat untuk memperbaiki diri, hampir seluruh media basket Amerika Serikat mengabarkan bahwa Sixers sudah habis kesabaran dengan Ben. Mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk menukarnya ke tim lain yang mau setidaknya memberi mereka pemain kaliber All Star dan hak pilih.
Sebaliknya, laporan media-media belakangan ini juga menyebut bahwa Ben kecewa dengan hal ini. Ia pun tam berniat kembali ke Sixers. Bahkan ada yang menyebut jika Sixers gagal menukarnya sampai musim dimulai, ia akan mogok main. Kabar ini belum pernah dikonfirmasi oleh kedua belah pihak.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah pemain seperti Ben ini benar-benar tidak bisa berguna di basket sekarang? Apakah tidak ada tim yang bisa menggunakan jasanya meski kemampuan menembaknya masih sama?
Modernisasi basket memang membawa hampir seluruh lapisan pecinta basket fokus pada statistik. Statistik tripoin Ben jelas tidak bisa dilihat. Dua musim terakhir, ia memasukkan 5/17 tripoin secara keseluruhan. Di dua musim sebelumnya lagi, ia tak sekalipun mampu memasukkan tripoin dari 17 percobaan. Sepanjang kariernya di NBA, Ben hanya memasukkan 5 dari 34 tripoin atau 15 persen.
Ini jelas statistik yang langsung membuat rapor Ben anjlok seadanya. Catatan 56 persen eFG% yang ia bukukan pun bisa dibilang seluruhnya datang dari area dua poin yang tidak sampai ke area midrange.
Pun demikian, secara keseluruhan, statistik Ben masih bisa dibilang luar biasa saat kita mengesampingkan tripoin tadi. Ia membukukan 15,9 poin, 8,1 rebound, 7,7 asis, dan 1,7 steal per gim. Hanya Russell Westbrook, Luka Doncic, dan LeBron James yang memiliki rataan serupa. Itupun hanya Westbrook yang memiliki catatan steal seimbang dengan Ben.
Untuk saya, Ben masih sangat berguna untuk beberapa tim NBA meski kemampuan tripoinnya tak berkembang dan Sixers tidak termasuk tim itu. Saya selalu menjuluki Ben sebagai "Mini LeBron," (jika kita mengesampingkan akurasi tripoin tentunya). Ia cepat dan kuat, saya rasa tidak ada pemain yang mau repot-repot menghadang Ben jika ia melakukan penetrasi, apalagi dalam proses transisi.
Atas hal ini, untuk saya, tim yang tepat memakai jasa Ben adalah tim yang senang bermain dalam tempo cepat dan memiliki penembak jitu di sekelilingnya. Golden State Warriors yang sejauh ini dikabarkan sebagai peminat terdepan saya rasa sudah sangat tepat mengincar Ben.
Tempatkan Ben di tengah Stephen Curry, Klay Thompson, James Wiseman, dan satu penembak jitu tambahan, maka tim ini akan tak terhentikan. Tidak ada Draymond dan Andrew Wiggins? Saya menilai Sixers tak akan melepas Ben ke Warriors tanpa meminta salah satu atau bahkan dua nama ini.
Bayangkan, bola rebound diambil oleh Wiseman, diberikan kepada Ben yang memimpin fastbreak tepat di tengah lapangan. Curry berlari di area sayap kiri, Klay menunggu di sudut kanan, dan satu penembak lagi (antara Mychal Mulder, Moses Moody, atau Damion Lee) di sudut kiri. Dari belakang Ben, Wiseman membuntuti dengan langkah kencang. Tim ini lawan jelas kesulitan menentukan prioritas siapa yang harus dijaga dalam posisi ini.
Menempatkan Ben di Warriors saya rasa juga akan membuatnya bisa berkembang secara kemampuan membaca permainan dan tentunya menembak. "Tidak begitu, buktinya Draymond tidak membaik." Sanggahan ini saya rasa muncul memang karena Draymond tidak mau repot. Ya untuk apa ia berlatih menembak saat ia adalah opsi terakhir mencetak poin untuk tim ini. Apalagi, usia Draymond juga sudah memasuki kepala tiga.
Tim lain yang saya rasa akan sangat pas untuk Ben adalah Utah Jazz. Silakan Anda lihat komposisi pemain Jazz dan statistik mereka musim lalu, tim ini benar-benar menggantungkan hidup mereka pada tripoin. Seluruh starter kecuali Rudy Gobert memiliki kapasitas mumpuni untuk menembak tripoin. Bahkan sampai ke bangku cadangan pun, Jazz masih sesak dengan para penembak jarak jauh.
Jika Ben ke Jazz, maka siapa yang merapat ke Sixers? Pilihan saya jatuh kepada Michael "Mike" Conley. Mike memang pemain penting untuk Jazz. Statistik menyebutkan selama ia di lapangan, Jazz selalu lebih baik. Namun, usia yang tak lagi muda dan kelemahan dalam bertahan juga harus dipertimbangkan oleh Jazz. Memasukkan Ben ke skuat ini memang akan sedikit mengurangi frekuensi tripoin, tapi akan menambah ancaman di area dua poin lawan dan tentunya kecepatan transisi.
Sayangnya, transaksi ini tidak bisa terwujud di awal musim. Pasalnya, Mike baru saja mendapatkan kontrak baru beberapa waktu lalu. Ia baru bisa ditukar ke tim lain per 4 November nanti, sekitar tiga minggu setelah NBA mulai. Selain itu, kontrak baru ini "hanya" bernilai AS$21 juta, sedangkan kontrak Ben di angka AS$33 juta. Ada selisih nilai yang akan menyulitkan Jazz untuk melepas hanya Mike seorang. Mereka harus menambahkan pemain lain.
Terakhir, tim yang menurut saya bisa menggunakan jasa Ben dengan tepat adalah Toronto Raptors. Goran Dragic yang sempat mengeluarkan pernyataan tidak cukup tertarik untuk bermain bagi Raptors bisa mereka kirim ke Sixers. Ditambah dengan melepas Chris Boucher, Raptors bisa mendapatkan Ben dari Sixers secara finansial.
Proyeksi saya, Raptors akan memiliki starter Ben, Fred VanVleet, Gary Trent Jr., OG Anunoby, dan Pascal Siakam. Jika tak nyaman menempatkan Siakam sebagai senter, Nick Nurse masih punya Khem Birch yang bisa masuk dan menggeser Gary kembali ke perannya sebagai pemain keenam (Sixth Man). Raptors juga mendapatkan pemain sayap yang solid dari NBA Draft 2021 dalam sosok Scottie Barnes. Raptors bisa mengubah peruntungan jika Ben bisa mereka dapatkan.
Tidak ada yang tidak mungkin di NBA dewasa ini. Apapun bisa terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Bisa saja, Ben dan Sixers melunak dan akhirnya rujuk. Kunci dari skenario ini adalah bagaimana perkembangan Ben sepanjang jeda musim. Sebaliknya, jika harus berpisah pun, Ben saya yakin masih sangat mampu bersaing di NBA. Tiga tim di atas sangat cocok untuk menampung Ben dengan gaya bermainnya yang ada selama ini.
Foto: NBA