Dallas Mavericks diluar dugaan banyak pihak tidak melakukan pergerakan masif di bursa pemain bebas (free agency). Tidak ada nama-nama besar yang merapat. Deretan pemain seperti Reggie Bullock, Sterling Brown, dan Moses Brown yang mereka datangkan pun kemungkinan besar hanya akan mengisi barisan cadangan.
Atas dasar ini, hampir bisa dipastikan bahwa Mavericks masih akan bergantung pada skuat utama mereka yang tidak berubah dalam dua musim ke belakang. Tim Hardaway Jr., Boban Marjanovic, Dorian Finney-Smith, Dwight Powell, Maxi Kleber, hingga Kristaps Porzingis adalah nama-nama yang selama ini mengelilingi Luka Doncic.
Khusus Porzingis, sorotan publik benar-benar sedang tertuju kepadanya. Pasalnya, sejak datang dari New York Knicks, Porzingis yang diharapkan mampu membentuk duet maut dengan Luka justru tampil tak konsisten. Kesan atletis dan dinamis yang ia tunjukkan selama di Knicks perlahan memudar dan memunculkan ragu untuk para penggemar Mavericks serta NBA secara umum.
Melihat hal ini, Kepala Pelatih Mavericks yang baru, Jason Kidd, melakukan pendekatan yang berbeda. Ia melakukan sesuatu yang tidak dilakukan Rick Carlisle selama menangani Porzingis, yakni mendatangi kampung halamannya. Selepas menyambangi Luka di Slovenia untuk perpanjangan kontrak, Kidd ternyata mampir ke Latvia untuk berbincang dengan Porzingis.
"Saya ingin melihat di mana ia tinggal, di mana tempat yang ia sebut rumah," buka Kidd kepada The Dallas Morning News. "Tempatnya (rumah Porzingis) sungguh indah. Kita selalu bicara tentang keluarga saat membentuk tim. Saya rasa, terkadang, kita perlu menunjukkan hal itu secara langsung. Saya peduli dengannya dan saya ingin ia tahu tentang itu," imbuhnya.
"Saya tahu dia sedang dalam kondisi sehat dan baik. Saya tahu dia sangat bersemangat menyambut musim baru. Setelahnya, saya ingin berbicara dengannya secara seimbang baik tentang basket atau hal di luar basket. Kami selalu bicara tentang basket, tapi saya ingin tahu di mana ia menempatkan dirinya di luar lapangan dan ia berada di tempat yang bagus," tutupnya.
Porzingis sendiri secara statistik sebenarnya tak bisa dibilang buruk. Dua musim di Mavericks, ia mengemas rataan 20,3 poin, 9,2 rebound, dan 1,7 blok per gim. Akurasi dan efektivitas tembakannya pun masih terjaga. Namun, aura kehadirannya di lapangan bisa dibilang jauh berbeda ketimbang ia di Knicks. Bahkan, dalam beberapa laga, ia bisa disebut "tak terlihat" di lapangan.
Peran Porzingis akan sangat besar dalam laju prestasi Mavericks. Sudah dua musim ini mereka berhasil melaju ke playoff tapi tak pernah lewat ronde pertama. Di gim-gim itu pula, Luka tampak memanggul beban Mavericks sendirian. Jika Porzingis bisa mengembalikan performa selayaknya ia di Knicks sebelum cedera, final wilayah seharusnya bukan target yang tidak masuk akal untuk Mavericks. (DRMK)
Foto: NBA