Dalam tiga tahun berturut-turut di liga kasta tertinggi bola basket Indonesia, Pelita Jaya EMP Jakarta lagi-lagi sukses melaju ke final. Kali ini di Indonesian Basketball League (IBL) 2017, kepastian itu didapat lagi setelah mengalahkan Aspac Jakarta. Mereka memenangkan laga kedua di babak Playoffs itu dengan skor 82-74 di C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat, Sabtu 29 April 2017.

Pertama kali tampil setelah menerima sanksi larangan bermain di dua pertandingan sebelumnya, Kore White tampil impresif. Dalam pertandingan itu, ia mencetak double-double 28 poin dan 10 rebound. Sementara rekannya, point guard Martavious Irving, mengoleksi 14 poin, 9 rebound, 6 asis, dan 5 steal. Respati Ragil Pamungkas ikut menyumbang 12 poin, 6 rebound, 4 asis, dan 3 steal.

Di sisi Aspac, Dominique Williams memimpin perolehan dengan mengoleksi 27 poin, 6 rebound, 5 asis, dan 3 steal. Point guard Andakara Prastawa Dhyaksa mencetak 15 poin. Akan tetapi, raihan itu tidak membuahkan kemenangan, sebab Pelita Jaya sejak awal tidak memberi kelonggaran.

Setelah kalah di pertandingan pertama, Aspac tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Mereka berusaha untuk tidak tertinggal jauh seperti yang terjadi di pertandingan-pertandingan sebelumnya di Playoffs ini. Kemudian, kedua tim jadi saling berbalas poin dan mengakhiri kuarter pertama dengan skor 17-16 untuk keunggulan Pelita Jaya.

Kuarter kedua, Pelita Jaya mulai mendominasi. Serangan-serangan mereka membuahkan hasil positif. Sementara itu, Aspac kewalahan mempertahankan wilayahnya sendiri. Bahkan serangan-serangan mereka tumpul. Empat kali di kuarter itu Aspac mengalami turn over. Kesempatan itu dimanfaatkan Pelita Jaya untuk melebarkan kedudukan 48-27.

Berangkat dengan modal bagus, Pelita Jaya melanjutkan dominasinya di paruh waktu kedua. Mereka menjaga keunggulan dengan memanfaatkan kepiawaian pemain asing Kore White dan Irving. Hanya saja Kepala Pelatih Johanis Winar tak mau pemainnya lengah di kuarter ketiga ini. Apalagi di pertandingan pertama lawannya itu bisa bangkit di kuarter ketiga, dan ia tidak ingin itu terjadi lagi. Sayangnya, kata Johanis lagi, hal itu malah terulang. Untung timnya bisa cepat mengatasi masalah.

“Dari awal mereka disiplin,” komentar Johanis tentang performa anak-anak asuhnya. “Mereka telah menjalankan gameplan meski pun ada naik dan turunnya. Itulah game.”

“Kami bertarung dengan keras,” Kore White ikut buka suara. “Perlu untuk kami tetap bermain besama-sama.”

Di sisi Aspac, Kepala Pelatih Antonius Ferry Rinaldo alias Inal mengatakan bahwa kekalahan mereka akibat timpangnya skor di paruh waktu pertama. Apalagi Pelita Jaya di kuarter kedua, tambah Inal, mendapat momentum akibat kinerja wasit yang patut diperdebatkan. Wasit dalam pandangannya melakukan empat kali kesalahan (bad calls) yang merugikan timnya.

Kendati demikian, Aspac secara bertahap berjuang mengejar ketinggalan. Di paruh waktu kedua itu mereka mengandalkan tembakan-temabakan Williams untuk menambah poin. Terbukti, ia sampai mencetak 23 poin setelah di paruh waktu pertama hanya mengoleksi empat poin saja. Hanya saja usahanya itu tidak juga mmembuat mereka unggul. Aspac selalu tertinggal di setiap kuarter.

Selanjutnya, Pelita Jaya akan bertemu Satria Muda Pertamina Jakarta di final. Pertandingan pertama akan berlangsung pada Kamis, 4 Mei 2017, di C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat. Sementara itu, pertandingan kedua berlangsung di Jakarta pada Sabtu, 6 Mei 2017. Pertandingan ketiga akan dilangsungkan jika memang dibutuhkan.(*)

Foto: Hari Purwanto.

Komentar