Buruknya penampilan Ben Simmons di Playoff NBA 2021 masih jadi pembicaraan hangat di kalangan analis. Tapi kali ini, pembicaraan itu meluas, bahkan dikaitkan dengan Michael Jordan. Ternyata MJ pernah memberikan sebuah pernyataan menarik seputar kultur di liga yang mulai berubah, khususnya terkait dengan pemain muda. Jordan menyebut kalau mereka memiliki etos kerja yang buruk seiring kemudahan mendapatkan kekayaan dan ketenaran.

Michael Jordan pernah mengatakan hal tersebut pada acara Oprah Winfrey pada tahun 2005 silam. Kala itu, MJ menjadi bintang tamu dan diberi pertanyaan soal perbedaan basket dulu dan sekarang. Ternyata MJ sudah meramalkan perubahan kultur di liga yang bakal menurunkan kualitas pemain muda.

"Dalam olahraga kami, seseorang dibayar karena potensinya. Sementara sebagian besar anak muda masuk ke liga profesional sekarang berbeda. Banya pemain yang tidak jelas level permainan mereka di NBA, tapi sudah mendapatkan jaminan kontrak selama lima tahun, gaji jutaan dolar, sorotan media dan penggemar yang banyak, dan menjadi bintang iklan," ungkap pemegang enam cincin juara NBA tersebut.

MJ juga bercerita soal pengalamannya, dan membandingkan dengan masa depan. Dulu ketika dia, Charles Barkley dan pemain-pemain di era tersebut tidak akan bisa jadi bintang iklan tanpa punya prestasi di liga. Semua dinilai dari prestasi dan level permainan orang tersebut.

"Pada dasarnya, membayar anak muda hanya berdasarkan potensi dan berharap menjadi pemain yang baik, tidak bisa dilakukan di masa yang akan datang. Karena itu membuat etos kerja mereka buruk. Ketika seorang pemain muda mendapatkan sesuatu dengan muda, maka dia tidak akan bekerja keras lagi untuk meningkatkan level permainannya," tegas MJ.

Pernyataan Michael Jordan ini ada kaitannya dengan Ben Simmons yang baru saja gagal membawa Philadelphia 76ers lolos ke Final Wilayah Timur. Menurut laporan Jason Dumas dari Bleacher Report, manajemen Sixers mulai ragu dengan Ben Simmons. Keraguan tersebut dipicu dari tidak adanya peningkatan kemampuan Simmons dari tahun ke tahun.

"Beberapa eksekutif di kantor manajemen Sixers masih merasa malu dengan pencapaian timnya. Mereka malu karena kalah dari Atlanta Hawks. Kalau mereka kalah dari Milwaukee Bucks atau Brooklyn Nets, mungkin tidak akan kecewa berat. Singkatnya, banyak eksekutif yang mulai ragu dengan Ben Simmons. Sebab, dia seperti tidak mau mengatasi kelemahannya sendiri," kata Dumas.

Puncak kekecewaan manajemen Sixers terhadap Ben Simmons terjadi di Semifinal Wilayah Timur. Ketika Sixers kalah 3-4 dari Atlanta Hawks. Ben Simmons jadi kambing hitam dari kegagalan tersebut. Dalam tujuh pertandingan, Simmons hanya tiga kali mencetak poin digit ganda, dengan catatan poin tertinggi 18 poin. Analis NBA kini mengaitkan kinerja Simmons dengan bayarannya di Sixers. Simmons mengantongi kontrak sampai 2025 dengan bayaran rata-rata per musim AS$35 juta. (tor)

Foto: Auto Hebdo

Komentar