Aspac Jakarta lebih percaya diri kali ini. Sebab mereka bisa menang mutlak (2-0) atas Pacific Caesar Surabaya di playoff putaran pertama. Ini bisa jadi suntikan semangat menghadapi semifinal melawan Pelita Jaya EMP Jakarta. Selain itu, kini Aspac lebih siap dengan roster yang ada saat ini.
Seperti yang kita tahu bahwa Aspac bukan salah satu tim istimewa di musim reguler. Hanya saja penampilan mereka menanjak di akhir musim dan puncaknya di playoff putaran pertama. Faktor utamanya adalah para pemain sekarang semakin padu.
"Memang kami sekarang lebih mengerti satu sama lain. Tapi kembali lagi, semua harus bermain dengan sistem yang sudah disiapkan pelatih," ujar bintang Aspac, Andakara Prastawa Dhyaksa.
Di dua laga playoff putaran pertama melawan Pacific Caesar Surabaya, Aspac seperti menemukan permainan yang selama ini hilang. Fandi Andika Ramadani dan kawan-kawan menang dengan skor 96-73 di laga pertama dan menang telak 108-77 di pertemuan kedua. Mereka tampil dominan di bawah keranjang lawan, serta akurasi tembakan yang luar biasa. Terlihat dari catatan statistik, Aspac memasukkan 13 kali tembakan tiga angka di pertandingan pertama dan 14 di pertandingan kedua. Jelas itu bisa jadi senjata andalan Aspac menghadapi Pelita Jaya di semifinal.
"Saya ingin Aspac itu jadi tim yang lebih baik dalam efisiensi penyerangan dan transisi dari offense ke defense. Lalu diikuti dengan rebound yang kuat, dan lebih konsisten bertahan," kata kepala pelatih Aspac, Antonius Ferry Rinaldo. "Bila proses tersebut terus kami jalankan dengan baik, saya yakin bisa membawa Aspac menjadi juara IBL 2017."
Satu lagi faktor yang harus kita cermati, yaitu kehadiran Dominique Nelson Williams. Ia bisa membawa perubahan signifikan dalam permainan Aspac. Dom bermain bersama Aspac di delapan pertandingan (enam laga di musim reguler dan dua laga di playoff). Selama Dom bermain, Aspac hanya kalah sekali, yaitu saat melawan Pelita Jaya EMP Jakarta di Seri 6 Jakarta. Saat itu, Aspac menyerah 60-71. Namun, saat itu Dom berhasil mencetak 20 poin ke ring Pelita Jaya. Di playoff pun, Dom berhasil mencetak 27 dan 33 poin ke ring Pacific. Mantan pemain Central Washington University itu bisa jadi pembeda di laga semifinal nanti.
Selain Dom, Aspac masih punya smallman yang punya kecepatan dan akurasi tembakan seperti Andakara Prastawa, Abraham Damar Grahita, Oki Wira Sanjaya. Dari sisi bigman, Pierre Henderson-Niles sangat kuat untuk bertahan, lalu mereka juga punya Pringgo Regowo dan Valentino Wuwungan yang bertugas untuk menyerang. Laga semifinal kali ini akan jadi pembuktian, siapa yang terkuat di antara dua tim ibu kota tersebut.
Foto: Hari Purwanto