Pemain keenam (sixth man) dalam bola basket berarti pemain yang bukan starter tapi sering bermain dan sangat bagus performanya. Orang keenam ini bisa saja punya menit bermain yang sama dengan pemain-pemain di tim utama atau bahkan lebih. Untuk mendapat penghargaan sebagai pemain cadangan terbaik, seorang pemain boleh saja tampil sebagai starter, tetapi ada batasannya. Ia harus lebih banyak datang dari bangku cadangan. Biasanya liga memiliki jumlah pertandingan yang harus dipenuhi. Dari definisi tersebut, maka Arif Hidayat sangat pantas untuk menyandang gelar Sixthman of The Year pada IBL 2017.
Rabu malam (19 April 2017), bertepatan dengan laga semifinal pertama CLS Knights Surabaya melawan Satria Muda Pertamina Jakarta, Arif menerima penghargaan sebagai pemain keenam terbaik di liga. Terpilihnya Arif sekaligus menyingkirkan dua kandidat lain yaitu Avan Seputra (Satria Muda Pertamina Jakarta) dan Daniel Timothy Wenas (Pelita Jaya EMP Jakarta).
Dua musim terakhir jadi tahun terbaik Arif. Ia menjadi bagian dari sejarah CLS Knights Surabaya yang menjuarai IBL 2016. Kemudian pada IBL 2017, Arif sukses merebut gelar pribadi sebagai Sixthman of The Year.
Peningkatan performa Arif tak lepas dari peran kepala pelatih Wahyu Widayat Jati dan asisten pelatih Koko Heru Setyo Nugroho. Menurut Arif, mereka berdua yang membuat dirinya tampil seperti saat ini. Secara khusus ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada keduanya di akun instagram pribadi Arif.
Sebenarnya Arif musim ini juga memberi dampak luar biasa bagi CLS Knights. Ia tak hanya sekadar menjadi pemain yang menggantikan peran Mario Wuysang di lapangan, namun Arif kini juga menjadi bagian dari rencana-rencana strategi (game plan) CLS Knights. Artinya, ada maksud tersendiri dari pelatih ketika memasukkan Arif, bukan hanya sekadar mengistirahatkan Mario.
"Arif itu punya energi yang luar biasa ketika di lapangan. Defensenya kini semakin kuat, lalu kehadirannya juga memberi pengaruh luar biasa, seperti saat lawan Garuda di playoff," kata Coach Cacing. "Arif memang pantas mendapatkan penghargaan ini, dia bisa jadi harapan CLS Knights ke depan bila Mario memutuskan untuk pensiun."
Kadang kala, Arif dan Mario turun bersamaan. Seperti di pertandingan semifinal antara CLS Knights melawan Satria Muda. Ini membuat lawan bingung dengan strategi yang dipakai CLS Knights. Tapi inilah kelebihan Arif, ia bisa bermain sesuai kebutuhan pelatih.
"Tapi ini memang bukan tujuan saya. Sebab tetap saja saya ingin membawa CLS Knights juara. Saya selalu siap menjalankan peran apapun yang diminta pelatih," ucap Arif yang masih menyimpan keinginan untuk bisa masuk dalam tim nasional basket Indonesia.
Foto: Hari Purwanto
Arif Hidayat, Tak Sekadar Pemeran Pengganti (Sixthman of the Year IBL 2017)
20 Apr 2017 11:43
| Penulis : Tora Nodisa