IBL 2021 resmi berakhir, dengan Satria Muda Pertamina Jakarta menjadi juaranya. Tetapi dari sisi penyelenggara, berakhirnya liga musim ini bisa menumbuhkan kepercayaan diri basket Indonesia.

Penyelenggaraan IBL secara tidak langsung membantu upaya pemerintah membangun optimisme masyarakat untuk terus bergerak dan berkarya tanpa meninggalkan protokol kesehatan. Awalnya, IBL sendiri juga tidak berjalan mulus. Beberapa kasus penularan Covid-19 juga sempat terjadi. Namun mereka berhasil menurunkannya sampai tidak ada kasus yang terjadi.

"Kami membuktikan bisa mengalahkan Covid 19 dengan cara kami, yaitu kerjasama dalam disiplin terhadap protokol kesehatan dalam setiap kegiatan," kata Junas Miradiarsyah selaku Direktur Utama IBL.

"Di awal kompetisi masih ada yang terpapar Covid-19, namun sekali lagi, dengan kerjasama, saling jaga dan disiplin penuh pada protokol kesehatan, akhirnya kami bisa terbebas dari Covid-19 hingga menyelesaikan kompetisi musim ini."

Terlepas dari kasus-kasus tersebut, liga musim ini dirasa membawa suasana baru dalam basket Indonesia. Seperti menonton dari rumah, kemudian peningkatan interaksi dari media sosial. Semuanya dicatat sebagai perubahan dalam kultur basket Indonesia.

Sebagai contoh, dalam tiga laga final dengan sistem best-of-three, ternyata memecahkan rekor baru di liga.

"Saat siaran langsung gim final, penonton yang menyaksikan bisa sampai 71 ribu orang, lewat saluran Youtube IBL TV. Ini sebuah rekor baru," katanya.

Musim ini sudah berakhir, namun musim depan harus segera disiapkan. Namun sebelum itu, Indonesia akan menyambut sebuah gelaran akbar pada pertengahan tahun mendatang, yaitu FIBA Asia Cup 2021.

"Musim ini kami nilai sebagai awal untuk menuju lebih baik lagi pada musim-musim berikutnya. Sukses IBL menumbuhkan kepercayaan diri bola basket Indonesia," tutup Junas. (tor)

Foto: IBL Indonesia

Komentar