Lelah menunggu kepastian, Jeremy Lin akhirnya menyerah. Pemain asal Tiongkok tersebut kini mengubur mimpi untuk bisa kembali ke NBA. Lin menulis surat terbuka yang berisi tanggapan tentang situasinya sekarang, serta tak lupa memberi nasihat kepada pemain Asia-Amerika di NBA yang masih aktif.
Sejak awal tahun 2021 lalu, wajah Jeremy Lin menghiasi laman portal berita basket. Ini setelah pemain berusia 32 tahun tersebut berani melepas semua kekayaan dan ketenaran di Tiongkok, untuk mengejar ambisi kembali ke NBA. Karena itu, pada bulan Januari lalu, Lin memutuskan untuk bergabung dengan Santa Cruz Warriors di NBA G-League.
Baca juga: Jeremy Lin Rela Tinggalkan Uang dan Popularitas di Tiongkok
Sebenarnya penampilan Lin juga tidak buruk. Dalam sembilan pertandingan bersama tim afiliasi Golden State Warriors itu, Lin mencetak rata-rata 19,8 poin, 3,2 rebound, dan 6,4 asis dengan akurasi tembakan 50,5 persen dan tripoin 42,6 persen. Salah satu yang menurunkan nilai Lin yaitu sempat absen di pertandingan karena cedera. Penampilan Lin di G-League ternyata tidak cukup untuk membuatnya bisa kembali ke NBA.
Dalam beberapa minggu terakhir, atau sebelum musim reguler NBA 2020-2021 usai, Lin melihat rekan-rekannya di G-League mendapatkan kontrak dari tim-tim NBA. Entah itu kontrak selama sisa musim kompetisi, atau hanya kontrak 10 hari. Sayangnya, Lin tidak mendapatkan tawaran apa-apa dari kontestan NBA. Sampai akhirnya, dia menulis sebuah surat terbuka yang diunggah dalam akun Instagram pribadinya.
"Selama berbulan-bulan, saya melihat pemain lain menerima kontrak, kesempatan, dan peluang. Saya berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa saya hanya butuh satu kontrak 10 hari di NBA. Itu bisa membuat saya mengeluarkan kepada dari air. Saya butuh kesempatan untuk membuktikan diri," tulis Lin.
Meski menyerah dalam mengejar mimpinya, Lin tidak menganggap itu sebagai sebuah kegagalan. Lin yakin kalau jalan yang ditempuh selama ini sudah benar. Dia sudah berusaha membuktikan kemampuannya, meski takdir berkata lain. Lin berharap bisa menjadi inspirasi bagi pemain-pemain lainnya.
Selama di NBA G-League, tantangan yang dihadapi Lin ternyata jauh lebih besar. Tidak hanya seputar fisik dan teknik saja. Pemain yang sempat menjadi juara NBA 2019 bersama Toronto Raptors itu, jadi obyek perisakan (bullying) yang terjadi di liga tersebut. Itu semua ada kaitannya dengan isu rasisme yang terjadi di Amerika Serikat.
Baca juga: G-League Usut Kasus Jeremy Lin yang Dipanggil 'Coronavirus' Dalam Pertandingan
"Kepada generasi pemain bola basket Asia-Amerika berikutnya. Sobat, saya berharap bisa berbuat banyak di NBA untuk menghancurkan batasan, terutama sekarang. Tetapi mungkin kalian yang bisa melakukannya. Kalau punya kesempatan, jangan ragu. Jangan khawatir tentang orang yang berpikir tentang apakah kalian pantas ada di sana atau tidak. Ketika kaki kalian ada di NBA, maka tarik yang lain bersamamu," pesan Lin.
Dalam unggahan tersebut, Lin belum mengumumkan rencana berikutnya. Lin berusaha untuk tetap optimistis menghadapi masa depan kariernya.
"Saya gagal mencapai tujuan saya, tetapi saya tidak menyesal. Saya telah memberikan semuanya, dan saya pergi dengan kepala tegak," pungkasnya. (tor)
Foto: facebook.com/SantaCruzWarriors