Meski ada pertentangan, tapi NBA tetap menggulirkan Play-In Tournament, karena sudah menjadi keputusan liga sejak awal. Pro dan kontra masih terjadi di akhir musim reguler 2020-2021, bahkan melibatkan dua bintang besar NBA, Stephen Curry dan LeBron James. Curry mendukung adanya Play-In Tournament, sementara LeBron ada di sisi sebaliknya. Namun ternyata, setelah musim reguler berakhir, keduanya malah dipertemukan di Play-In Tournament.
Dikutip dari laporan Howard Beck dari Sports Illustrated, ada data menarik seputar NBA musim ini. Di sisa waktu satu bulan terakhir, ada 24 tim yang masih bersaing mendapatkan tiket playoff, yang jumlahnya hanya enam slot per wilayah. Menurut Beck, itu tidak hanya dramatis, namun sudah merupakan revolusi baru dalam sejarah liga. Hal senada juga disampaikan oleh Evan Wasch selaku wakil presiden eksekutif strategi dan analitik bola basket NBA.
"Dengan 24 tim yang masih terlibat persaingan sengit hingga satu bulan terakhir, itu adalah jumlah tertinggi yang pernah kami alami. Dalam sejarah liga, tidak ada musim yang lebih menarik dibandingkan musim ini. Terutama saat liga memasuki bulan-bulan terakhir," katanya, dikutip dari Sports Illustrated.
Pujian juga dilontarkan oleh bintang utama Golden State Warriors, Stephen Curry. Dia menilai, skenario Play-In Tournament paling masuk akal untuk membuat liga semakin seru. Bahkan Curry mengatakan kalau musim-musim sebelumnya terkesan membosankan.
"Saya rasa skenario ini harus dipertahankan. Saya berpikir ini (Play-In Tournament), tetap dipakai meski liga kembali ke jumlah pertandingan normal (82 gim). Karena saya merasa persaingan lebih dinamis, menyenangkan, sekaligus menghibur. Bila suasana tetap panas hingga akhir musim, maka bagus buat liga," kata Curry, menyatakan dukungan terhadap penyelenggaraan Play-In Tournament.
Sebaliknya, pada awal Mei 2021 lalu, saat Los Angeles kalah dari Toronto Raptors, LeBron James mengkritik format Play-In Tournament yang dibuat liga.
"Siapa pun yang datang dengan omong kosong itu, harus dipecat," kata LeBron.
Baca juga: LeBron James Protes Keras Ide Turnamen Play-In
LeBron tidak sendirian dalam menyuarakan penolakan terhadap Play-In Tournament. Sebelumnya, pada pertengahan bulan April 2021, Mark Cuban sebagai pemilik Dallas Mavericks mengatakan kalau Play-In Tournament adalah sebuah strategi yang salah dari NBA. Padahal, saat rapat Dewan Gubernur NBA di awal musim, Cuban setuju kalau NBA menggulirkan skenari Play-In Tournament.
Namun penolakan Cuban itu bisa dimaklumi, sebab pada bulan April, performa Mavericks sedang menurun. Mereka ada di urutan ketujuh di klasemen Wilayah Barat. Kemudian, setelah timnya kembali ke zona playoff, Cuban tidak lagi melakukan protes.
Baca juga: Skema Playoff dan Play-In Tournament NBA 2021
Meski ada penolakan dari sebagian pemain atau klub, nyatanya NBA tetap kukuh pada pendiriannya. Mereka ingin membuat atmosfer persaingan baru di liga ini. Kalau Play-In Tournament berhasil membuat liga lebih semarak, bukan tidak mungkin akan jadi format tetap di NBA untuk musim-musim berikutnya. Sementara itu, meski Curry dan LeBron silang pendapat, nyatanya mereka akan bertemu di Play-In Tournament pada Rabu, 18 Mei 2021, waktu Amerika Serikat. (tor)
Foto: CBS Sports