Meski musim reguler belum berakhir, isu-isu menyambut musim yang akan datang sudah mulai mengudara. Salah satunya adalah isu mengenai posisi para kepala pelatih di tim masing-masing. Berdasarkan laporan dari ESPN dan The Athletic, setidaknya ada tiga nama kepala pelatih yang berpeluang angkat kaki setelah musim ini. Nasib mereka benar-benar ditentukan di sisa musim, sejauh mana mereka membawa tim.

Nama pertama yang disebut dua media besar basket tersebut adalah Nate Bjorkgren yang menangani Indiana Pacers. Menjalani musim pertama dengan Pacers, Nate mengalami banyak masalah. Pacers tampak jelas mengalami kesulitan di musim ini dengan berada di peringkat sembilan klasemen sementara Wilayah Timur, memegang rekor (30-34).

Posisi ini jauh dari pencapaian Pacers musim lalu. Bahkan, dalam lima musim terakhir, ini adalah pencapaian terburuk Pacers. Musim lalu, Pacers menutup musim sebagai peringkat empat dengan 45 kemenangan dan 28 kekalahan. Memang, Pacers masih berpeluang lolos ke playoff melalui Play-In Tournament, namun tidak tampaknya konsistensi permainan Pacers musim ini bisa jadi alasan utama posisi Nate terancam. Beberapa laporan juga menyebutkan Nate tidak mampu menguasai suasana ruang ganti.

Setelah Nate, ada pula nama Terry Stotts yang menangani Portland Trail Blazers. Terry adalah pelatih dengan masa bakti terlama di daftar ini. Ia total sudah menangani Blazers selama sembilan musim. Namun, lamanya masa bakti ini pula yang tampak menjadi pemicu terancamnya posisi Terry sebagai kepala pelatih.

Jika melihat musim reguler saja, sebenarnya Terry tak terlihat bermasalah. Dalam delapan musim sebelumnya, Blazers hanya gagal sekali lolos ke playoff, itupun terjadi di musim pertama Terry memegang kendali. Selain itu, Terry juga berhasil mengantarkan Blazers selalu meraih rekor kemenangan di lima dari delapan musim tersebut.

Masalah utama Terry adalah playoff. Blazers tak pernah benar-benar bertaji saat melaju ke babak ini. Penampilan terbaik mereka terjadi dua musim lalu kala berhasil melaju hingga babak Final Wilayah Barat. Berhadapan dengan Golden State Warriors, sayangnya Blazers tak berkutik dan langsung kalah dalam empat gim.

Sembilan musim rasanya waktu yang lebih dari cukup untuk penggemar dan manajemen Blazers bersabar atas Terry. Blazers sendiri kini sedang berjuang untuk lolos ke playoff tanpa melalui Play-In Tournament. Namun, dengan pergerakan yang dilakukan oleh Blazers di pasar pemain, sekadar lolos ke playoff jelas bukanlah target mereka.

Apalagi, Blazers juga dihadapkan dengan waktu yang terus menipis untuk bintang utama mereka, Damian Lillard. Lillard yang kini berusia 30 tahun tak bisa terus-menerus dibiarkan begitu saja kemampuannya. Melakukan perombakan skuat, rasanya apa yang mereka miliki kini sudah cukup kompetitif. Oleh karena itu, perombakan pelatih bisa jadi opsi lain yang akan mereka coba. Besar kemungkinan, jika Blazers tak sampai ke final, Terry akan angkat kaki dari Moda Center.

Terakhir ada nama Mike Budenholzer yang memimpin Milwaukee Bucks. Munculnya nama Mike di sini bukanlah sebuah kejutan. Kami bahkan sudah memprediksi sejak awal bahwa musim ini akan menjadi musim penentuan Mike di Bucks. Alasannya mudah, Bucks sudah cukup dominan di musim reguler, tapi tak pernah menggigit di playoff.

(Baca juga: Kupas NBA 2020-2021: Kesempatan Terakhir Mike Budenholzer di Bucks)

Musim lalu bahkan mereka sudah angkat kaki sebelum sampai final wilayah. Sebuah pencapaian yang tidak bisa diterima begitu saja mengingat Giannis Antetokounmpo dinobatkan sebagai MVP untuk kali kedua musim lalu. Apalagi musim ini Bucks juga sudah mendatangkan sederet nama seperti Jrue Holiday, Bobby Portis, Bryn Forbes, hingga Torrey Craig untuk memperdalam rotasi pemain Bucks, final adalah sebuah tuntutan terendah untuk Mike.

Selain faktor “fasilitas” yang sudah diberikan oleh manajemen Bucks, faktor pamor dari Mike sendiri jadi penyebab mengapa ia dalam posisi terancam. Sebelum bersama Bucks, saat masih menangani Atlanta Hawks, Mike juga memiliki kebiasaan kuat di musim reguler lalu tumpul di playoff. Kala itu, banyak yang memaklumi pencapaiannya mengingat Hawks hanyalah tim semenjana dengan sederet pemain medioker.

Ada yang berpeluang pergi, ada pula yang berpeluang mengganti. Jason Kidd (asisten pelatih Lakers), Nate McMillan (kepala pelatih pengganti Hawks), Chauncey Billups (asisten Clippers), hingga Mark Jackson (analis NBA) masuk dalam daftar nama yang berpeluang mengisi posisi sentral di tiga tim tersebut.

McMillan adalah satu-satunya nama yang kini sedang menjabat sebagai kepala pelatih. Namun, sejatinya ia menghadapi musim ini sebagai asisten pelatih Lloyd Pierce. Seiring belum adanya pengumuman sampai kapan ia menjadi Kepala Pelatih Hawks, bukan tidak mungkin ia berpindah musim depan. Apalagi ia berhasil mendongkrak performa Hawks, tawaran mungkin akan datang dalam jumlah yang masif. (DRMK)

Foto: NBA

 

Populer

Rating NBA Menurun, Shaquille O’Neal Salahkan Revolusi Stephen Curry
Duo Bapak-Anak Scottie Pippen Raih Tripel-dobel Pertama NBA
Jason Kidd Marah-marah ke Pemain Cadangan Mavericks
Bucks Tertinggal 30 Poin, Giannis: Sebaiknya Kami Tidak Usah Bertanding Saja
KD yang Berbahagia, KD Jadi Berbahaya
Cavaliers 10-0 Lewat Performa Dominan atas Warriors
Kenny Atkinson: 10-0 adalah Angka Ajaib
Main di G-League, Apakah Kontrak Bronny Berubah?
Yuki Kawamura Jadi Pemain Kelahiran Jepang Keempat yang Mencetak Poin di NBA
Semua Pemain Spurs Tidak Tahu Kabar Gregg Popovich