Umat Islam diwajibkan menjalankan puasa Ramadan selama sebulan penuh. Tak terkecuali mereka yang berstatus sebagai pemain NBA aktif. Namun di tengah musim yang tidak biasa di tahun 2021 ini, puasa Ramadan menjadi tantangan terberat bagi mereka.

Ada yang masih belajar puasa sehingga harus absen beberapa pertandingan, ada pula yang mengalami penurunan performa. Namun semua disikapi dengan positif karena sedang menjalankan kewajiban sebagai pemeluk agama Islam.

Ada puluhan pemain muslim di NBA, tapi yang paling banyak ada di tim Portland Trail Blazers. Tim ini punya tiga pemain muslim yaitu Enes Kanter, Jusuf Nurkic, dan Rondae Hollis-Jefferson. Nama terakhir dikontrak selama 10 hari saja.

Bila dihitung sejak hari pertama puasa sampai Idul Fitri nanti, ketiga pemain Blazers itu akan tampil 16 pertandingan. Lebih dari separuh Ramadan dihabiskan dengan bertanding.

"Kapanpun waktu Ramadan tiba, itu memberi saya kekuatan mental. Seperti kekuatan super saya kembali," kata Kanter, awal pekan lalu, dikutip dari CBS Sports.

Sebagai pemain NBA, dibutuhkan disiplin yang luar biasa untuk berpuasa sambil bermain bola basket. Bayangkan semua kalori yang terbakar saat dirinya menginjak lapangan basket. Itu belum termasuk persiapan untuk pertandingan dan malam yang panjang di jalan saat laga tandang.

"Rasanya luar biasa, karena saya tahu bahwa saya melakukan sesuatu yang seharusnya saya lakukan menurut keyakinan saya. Tetapi pada saat yang sama, saya harus bermain bola basket sebagai pemain profesional." tambah Kanter.

(Sumber foto: Yahoo!Sports)

Kanter menjelaskan bahwa puasa Ramadan memang berat. Khususnya bagi mereka yang berprofesi sebagai atlet profesional. Tapi uniknya, justru Kanter merasa bahwa Ramadan tahun ini lebih nikmat dari biasanya. Karena semakin banyak pertandingan, maka pikiran akan teralihkan dari keinginan untuk makan dan minum.

"Begitu ada pertandingan, saya tidak berpikir tentang lapar dan haus. Kami hanya fokus pada pertandingan saja," ungkap Kanter, seperti dilansir Bleacher Report.

Selain di tim Blazers, banyak pemain muslim tersebar di 30 klub NBA. Dennis Schroder dari Los Angeles Lakers juga seorang muslim yang taat. Ada pula Jaylen Brown, yang penampilannya tidak menurun selama Ramadan tahun ini. Tetapi yang menggemparkan akhir-akhir ini adalah pengakuan bintang Brooklyn Nets, Kyrie Irving.

Baca juga: Netijen Heboh Saat Kyrie Irving Mengaku Berpuasa Ramadan

Bulan lalu, Irving yang sempat mencetak 40 poin saat bertanding melawan Boston Celtics, sering absen karena masalah pribadi. Bahkan Steve Nash sebagai kepala pelatih tidak memberikan keterangan yang jelas tentang pemainnya tersebut. Kemudian pada 7 April, waktu Amerika Serikat, Irving mengatakan bahwa dirinya bersyukur kepada Allah, karena sudah kembali bertanding.

Irving ternyata kembali absen pada 13 April, satu hari setelah awal puasa Ramadan. Setelah itu, kehebohan terjadi setelah Nets menang 109-104 atas Celtics. Saat itu, Irving mengaku bahwa dirinya sedang menjalani puasa Ramadan.

"Saya ikut Ramadan bersama saudara-saudari Muslim saya," kata Irving, dilansir ESPN. "Ini butuh penyesuaian. Saya berkomitmen untuk melayani saya kepada Tuhan, Allah, dan kemudian meksanakan semua ajaran agama saya."

Meski sempat angin-anginan, tapi Irving tetap bisa mencetak 24 poin dan 8,5 asis dalam dua minggu terakhir, atau dihitung sejak dirinya melaksanakan puasa Ramadan. Sebuah catatan statistik yang luar biasa meski dirinya baru menyesuaikan diri dengan ibadah tersebut.

Ramadan ini akan berakhir pada pertengahan bulan Mei, atau tepatnya saat Nets melakoni laga-laga terakhir mereka di musim reguler 2020-2021. Dengan berakhirnya Ramadan, Irving akan kembali ke rutinitas awal dan lebih fokus pada playoff musim ini. Nets berencana mengejar gelar juara NBA tahun ini.

Atlet profesional, apalagi di Amerika Serikat menghadapi tantangan yang berat selama Ramadan. Mereka terkadang mengalami penurunan performa atau bahwa bisa kehilangan posisi pemain inti. Namun para pemain NBA muslim tidak pernah menyalahkan Ramadan. Mereki perubahan pola makan dan tidur merupakan hambatan unik yang tak terbantahkan bagi para pemain NBA muslim. Mungkin yang terlihat jelas adalah mengalami penurunan dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang berperut penuh dan terhidrasi.

Dikutip dari Cronkite News, Dr. Matt Anastasi, spesialis kedokteran olahraga di Mayo Clinic di Phoenix, mengidentifikasi tiga pertimbangan utama untuk atlet puasa, yaitu hidrasi, tidur, dan nutrisi. Di Amerika Serikat, hidrasi sangat penting.

"Suhu udara akan lebih panas di kebanyakan tempat di Amerika," kata Anastasi. "Sementara para atlet tidak makan dan minum lebih dari 12 jam. Itu waktu yang lama bagi seorang atlet kehilangan asupannya."

Bila mereka tidak memerhatikan faktor-faktor ini dengan baik, para atlet Muslim bisa kesulitan, karena gizi yang buruk dan jadwal tidur yang terganggu bukanlah resep sukses seorang atlet. Menurut sebuah studi 2011 terhadap seniman bela diri Singapura di Asian Journal of Sports Medicine, berpuasa bisa mengurangi fungsi kognitif respons cepat seorang atlet.

Terlepas dari hambatan yang besar ini, bagaimanapun, banyak atlet Muslim memilih untuk tidak memandang Ramadan sebagai hal yang negatif. Bahkan jauh dari prasangka tersebut. Pada 1990-an, bintang Houston Rockets Hakeem Olajuwon mengatakan dia justru merasa lebih kuat dan lebih energik saat berpuasa. (tor)

Foto: Yahoo!Sports

Komentar