Mike Schmitz dari ESPN berkesempatan untuk keliling benua Eropa melihat bakat-bakat basket di sana. Ada beberapa pemain yang menonjol, dan dianggap sebagai prospek Draft NBA paling menarik bila mereka bersedia tampil di liga basket terbaik dunia tersebut.

Victor Wembanyama - Perancis

(Sumber foto: fiba.basketball)

Victor Wembanyama menduduki peringkat pertama pilihan ESPN. Pemuda 17 tahun itu sudah punya tinggi 2,18 meter. Dia memiliki bentang tangan hampir tiga meter. Jadi bisa dibayangkan bahwa Wembanyama sudah punya fisik yang mendukung sebagai pemain basket profesional.

Dia sekarang bermain untuk klub Center Federal de Basket-ball, Perancis. Sementara itu, dia pernah mendapatkan medali perak bersama timnas Perancis di ajang FIBA U16 European Champhionship tahun 2019. Sementara itu, sepulang dari kejuaraan FIBA, Webanyama direkrut oleh klub Nanterre 92 di ajang EuroCup 2019.

Wembanyama mendapatkan bakat basket dari ibunya. Selain itu, kakak perempuannya yang bernama Eve, merupakan pemain basket profesional serta pernah mendapatkan medali emas di FIBA U16 Womens European Champhionship tahun 2017. Jadi tak heran kalau Wembanyama sudah akrab dengan bola basket sejak kecil. Wembanyama akan tersedia di Draft NBA tahun 2023 mendatang.

Nikola Jovic - Serbia

(Sumber foto: bcmegabasket.net)

Biasanya, talenta internasional papan atas muncul saat pemain berusia 15 atau 16 tahun saat bermain untuk tim nasional junior. Seperti Luka Doncic adalah seorang anak ajaib yang mengejutkan Eropa pada usia 13 tahun. Tapi Nikola Jovic adalah prototipe yang berkembang pesat justru setelah melewati usia emas masa mudanya. Saat Jovic berusia 13 tahun, dia berfokus pada polo air untuk klub Serbia Partizan. Jovic pindah ke bola basket dan bergabung dengan klub kecil bernama Sava di Beograd. Pengakuan dari beberapa orang, Jovic pernah memasukkan 11 tripoin dalam satu pertandingan.

Jovic sekarang punya tinggi 2,08 meter dan bermain untuk Mega Soccer Bet, klub yang sama dengan Nikola Jokic dan Goga Bitadze. Jovic juga tampil Kejuaraan Eropa FIBA U16 pada tahun 2019 di Udine, Italia. Namun dalam pertandingan persiapan melawan Perancis, Jovic mengalami patah tangan kanan dan harus absen dalam turnamen tersebut.

Jovic akhirnya menjalani turnamen Adidas Next Generation Tournament (U18) di Beograd pada bulan Maret lalu. Meskipun tingkat permainan di turnamen tersebut turun, dia rata-rata mencetak 29,3 poin, 10,3 rebound, 4,5 asis dan 1,8 blok dalam waktu kurang dari 30 menit. Akurasi tembakannya mencapai 66 persen.

Meskipun Doncic adalah idola anak-anak Eropa, tapi Jovic lebih tertarik untuk menjadi seperti Kevin Durant, Brandon Ingram dan Julius Randle. Jovic bisa saja masuk dalam NBA Draft 2021 atau 2022 mendatang.

Gabriele Procida - Italia

(Sumber foto: fiba.basketball)

Gabriele Procida adalah prospek Draft NBA yang paling nyaman dari dua nama sebelumnya. Sebab, dia sudah pasti masuk NBA Draft 2021. Tapi uniknya, kalau dirinya tidak terpilih dalam Draft tahun ini, maka dia tidak akan bermain di NBA.

Pemuda setinggi 2 meter tersebut tidak mungkin disia-siakan oleh pemilik klub NBA. Apalagi dia punya bahu yang lebar serta luwes dalam bergerak. Procida punya modal yang bagus untuk bisa bermain di NBA. Dia punya kemampuan bertahan yang bagus, bisa membawa bola, serta penentu serangan tim. Pada FIBA European Champhionship tahun 2019, Procida mengoleksi 13,1 poin, 4,6 rebound, dan 2,3 asis bersama timnas Italia.

Pada musim ini, pemain Italia berusia 18 tahun menembakkan mempu menembak tripoin 42 persen dari 81 percobaan di musim pertamanya di liga divisi pertama. Procida juga melakukan banyak hal kecil yang dibutuhkan tim. Menurut Mike Schmitz, Procida itu seperti Kevin Huerter atau Furkan Korkmaz. Pemain yang tinggi namun bisa diandalkan untuk melakukan tembakan jarak jauh.

Filip Petrusev - Serbia

(Sumber foto: fiba.basketball)

Sayangnya, saat Mike Schmitz dari ESPN datang, Filip Petrusev mengalami cedera betis. Tetapi mantan pemain Gonzaga itu pernah menjadi Pemain Terbaik Wilayah West Coast tahun 2020. Jadi rasanya itu sudah cukup untuk menggambarkan performa pemuda 21 tahun asal Serbia tersebut.

Petrusev bermain di Mega Soccer Bet di Beograd. Dalam 21 pertandingan, Petrusev rata-rata mencetak 23,6 poin dan 7,6 rebound dalam 31,6 menit. Akurasi tembakan keseluruhan adalah 61 persen, dengan tripoin 42,9 persen. Menurut data ESPN, Petrusev adalah satu-satunya pemain U-22 yang bisa mencetak 20 poi dan memenangkan MVP ABA.

Petrusev membuat banyak perubahan sejak pindah dari Washington ke Beograd. Dengan kemampuannya, Petrusev masuk timnas senior Serbia di bahwa Igor Kokoshkov. Dia pernah mencetak 27 poin dan 6 rebound dalam 33 menit pada laga melawan Georgia. Terlepas dari pertumbuhan fisiknya, Petrusev punya permainan yang mirip dengan Nikola Vucevic. Namun mengingat usianya, Petrusev bakal bisa berkembang lebih baik lagi.

Sebenarnya banyak bakat-bakat dari Eropa yang dianggap layak masuk NBA Draft. Faktanya, sekarang pemain Amerika Serikat juga harus mengembangkan kemampuan bila ingin bertahan di NBA. Kalau tidak, mereka akan tersingkir oleh pemain-pemain Eropa. (tor)

Foto: fiba.basketball

Komentar