Pengalaman bertemu dengan pemain idola bisa jadi momen yang sangat berharga bagi seorang penggemar, termasuk kisah Arief Ramadhani ini. Dia pernah bekerja menjadi staf pelatih di Yao Ming Foundation. Lalu, pengalaman yang tidak terlupakan tentu saja bertemu dengan pemain legendaris Tiongkok tersebut.
Kisahnya bermula ketika Danny Duck -sapaan akrabnya- bekerja sebagai konsultan Business Management Boeing di kota Shanghai, pada tahun 2011 silam. Tepat di tahun yang sama, Yao Ming menyatakan pensiun dari NBA. Danny memang seorang pemain basket, dia pernah berlatih di beberapa klub di Jakarta seperti Lions, Merah Putih, dan Scorpio. Ternyata ketika bekerja di Tiongkok, salah satu rekan kerjanya yang sering bermain basket bersama memberinya tawaran untuk menjadi volunter pelatih basket di Yao Ming Foundation. Danny pun melamar dan berhasil lulus tes. Dia adalah orang Indonesia pertama yang dipercaya Yao Ming sebagai "Youth Development Program Manager" selama hampir tiga tahun (2013-2016).
"Saya sempat bertemu dengan Yao Ming, sebelum akhirnya kembali ke Indonesia tahun 2016," ujar Danny, yang kini aktif di kepengurusan Komunitas Manusia Basket Indonesia (MBI).
(Sumber foto: Koleksi Pribadi)
Yao Ming Foundation yang merupakan gagasan mantan pemain Houston Rockets tersebut untuk mengenalkan olahraga basket di negerinya. Yayasa tersebut fokus mengenalkan basket untuk anak usia 8-16 tahun. Danny kagum dengan metode yang dipakai yayasan tersebut untuk mengenalkan basket.
"Tidak ada latihan pertandingan, yang ada hanya latihan dasar. Saya ditunjuk untuk melatih kelompok umur 12-16 kategori putra-putri, walau sesekali juga bersama staf pelatih lainnya melatih anak-anak usia dibawah 10 tahun," kenangnya.
(Sumber foto: Eastday)
Pertemuan Danny dan Yao Ming terjadi di tahun 2013. Saat itu semua staf pelatih Yao Ming Foundation dari seluruh provinsi di Tiongkok diudang oleh Yao Ming dalam acara Charity Fair di Shanghai. Danny bisa bertemu dengan sosok yang selama ini hanya bisa dilihatnya di layar kaca. Baginya, Yao Ming adalah pribadi yang ramah dan menghargai setiap pelatih yang ikut andil mengembangkan yayasannya.
"Di negera asalnya, Yao Ming sangat dihormati dan menjadi salah satu pahlawan olahraga. Yao Ming Foundation ada diseluruh provinsi di Tiongkok. Materi untuk latihan disusul oleh tim kepelatihan bersama Yao Ming," jelasnya.
Sejak kembali dari Tiongkok tahun 2016, Danny berharap bisa berbagi pengalaman kepada pelatih muda dan insan basket tanah air, terutama dalam hal pengembangan basket usia muda. Menurutnya, Indonesia punya potensi besar di basket Asia. Tetapi Indonesia juga harus fokus pada pengembangan basket usia dini.
"Adanya program dan kompetisi seperti DBL, Jr. NBA, dan banyaknya akademi basket di Indonesia, sebenarnya sudah sangat baik. Tetapiperlu ada pemerataan program kepelatihan dan wasit di daerah," pungkasnya. (*)
Penulis: Dana Purba
Foto: Koleksi Pribadi Arief Ramadhani