Kompetisi Honda DBL 2021 South Sumatera Series yang digelar DBL Indonesia bersama Sumatera Ekspres (Sumeks) memang telah usai. Namun, tugas DBL tak selesai seketika itu juga. DBL Indonesia masih melakukan monitoring kondisi peserta hingga 14 hari pasca event

Durasi 14 hari itu diambil mengacu pada masa inkubasi virus Covid-19 sesuai petunjuk WHO, yang umumnya 1-14 hari. Sepanjang kurun waktu itu, DBL Indonesia aktif memonitor dan menjalin komunikasi dengan para partisipan. Mulai dari pemain basket, ofisial tim, peserta dance, hingga perangkat pertandingan.

Langkah ini mendapatkan apresiasi dari Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan, Dra. Lesty Nurainy Apt.,M.Kes. Lesty menyebut, saat pra event hingga penyelenggaraan, apa yang dilakukan DBL Indonesia sudah bisa menjadi contoh yang baik terkait penerapan protokol kesehatan (prokes).

"Lebih kami apresiasi lagi ternyata panitia masih melakukan monitoring dengan memastikan kondisi kesehatan para peserta pasca event," ujar Lesty saat menerima kunjungan tim DBL Indonesia, Senin (29/3). Tim DBL Indonesia memang kembali ke Palembang untuk melaporkan hasil monitoring pasca event ke sejumlah stakeholder.

Membaca laporan yang disajikan DBL Indonesia, Lesty mengaku terkesan. Menurutnya event . Setidaknya para peserta bisa makin memahami pentingnya melakukan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

"Pemprov sebenarnya sudah menggaungkan pentingnya 3M untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Tapi dengan adanya DBL 2021 di Palembang kemarin ternyata hasilnya sangat membantu kami dalam mengimplementasikan prokes, terutama ke para pelajar," jelasnya.

Menurut Lesty, hal semacam itu tak mungkin bisa terjadi jika dalam kompetisi DBL 2021 kemarin penyelenggara tidak disiplin menjalankan prokes. "Jadi kedisiplinan penyelenggara kemarin, hasilnya ya terlihat sekarang ini," tegasnya.

Monitoring DBL Bisa Jadi Contoh Penyelenggara Event Lain

Di hari yang sama, tim DBL Indonesia juga melaporkan hasil monitoring pasca event ke Koordinator Tim Ahli Satgas Covid-19 Pemprov Sumsel, Prof Edwar Juliarta, MM.

Senada dengan Kadinkes, Prof Edwar juga menyebut banyak hal bisa dicontoh dari penyelenggaraan kompetisi DBL 2021. Bukan hanya penerapan prokes saat event. Tapi juga tanggungjawab penyelenggara, dalam hal ini DBL Indonesia, dalam memonitor kondisi para peserta pasca event.

"Proses monitoring yang dilakukan DBL Indonesia ini sebagai bentuk tanggungjawab jangan sampai setelah event terjadi cluster. Dan ini yang saya rasa harus ditiru penyelenggara event lainnya. Jadi bukan lepas begitu saja pasca kegiatan, tapi perlu dipantau juga kondisi pihak-pihak yang dilibatkan," jelas pria yang juga menjabat Asisten III Bidang Administasi dan Umum Pemprov Sumsel itu.(*)

Komentar