Satya Wacana Saints Salatiga sapu bersih Pacific Caesar Surabaya dengan kemenangan 78-55. Di pertemuan kedua sekaligus terakhir musim ini, Pacific sama sekali tak berkutik. Hanya sempat unggul lima poin melalui Yonatan di awal laga, Pacific terus tertinggal di sisa gim.
Turnover yang masif membunuh Pacific dari dalam. Anak-anak asuh Aries Herman membuat total 28 turnover, turnover terbanyak dalam satu gim musim ini. Di paruh babak saja, Pacific membuat turnover yang berselisih sedikit dengan total poin mereka. Di dua kuarter pertama, Pacific membuat 18 poin dan 16 turnover.
Alexander Franklyn jadi top skor gim dengan 18 poin, 3 rebound, dan 4 asis selama 21 menit. Franklyn memulai gim dari bangku cadangan dan memasukkan 7/16 tembakan (43 persen). David Nuban menambahkan 13 poin, 7 rebound, dan 4 steal.
Anjas Rusadi menyusul dengan 11 poin plus 5 rebound, juga dari bangku cadangan. Antoni Erga melengkapi daftar pencetak angka digit ganda Satya Wacana dengan 10 poin, 7 rebound, 5 asis, plus 3 steal. Hasil ini membuat Satya Wacana memutus dua kekalahan beruntun.
"Ini kemenangan yang baik buat tim kami, apalagi seiring dua kekalahan beruntun yang kami alami. Kemenangan ini menjaga asa kami untuk lolos ke playoff. Namun, masih banyak hal yang perlu kami benahi, salah satunya adalah akurasi tembakan gratis," terang Franklyn usai gim kepada Mainbasket.
Untuk Pacific, Yonatan jadi top skor dengan dobel-dobel 15 poin dan 12 rebound selama 27 menit. Sayangnya, di akhir laga Yonatan harus menyudahi gim lebih cepat karena cedera. Gabriel Senduk setia membantu dari bangku cadangan dengan 11 poin dan 5 rebound. Yoseph Wijaya menyusul dengan 10 poin.
Hasil ini membuat Satya Wacana memutus dua kekalahan beruntun sekaligus menandai kemenangan keempat mereka dari 10 gim.
Untuk Pacific sendiri, ini adalah kekalahan kedua beruntun sekaligus yang kesembilan dalam jumlah gim yang sama.
Pacific akan kembali bermain esok hari melawan Bali United Basketball. Satya Wacana baru bermain lusa, melawan Bima Perkasa Yogyakarta. (DRMK)
Foto: Ariya Kurniawan