Sejak kegagalan mereka di final NBA musim lalu, rasanya Miami Heat adalah nama tim yang paling sering muncul di rumor transaksi pemain. Tim lain yang bersaing dengan mereka untuk pamor ini rasanya cuma Los Angeles Lakers dan Brooklyn Nets. Namun, Heat masih membuka jarak lebih jauh dari keduanya, Heat selalu dikaitkan dengan isu-isu perpindahan pemain.

Sebelum Giannis Antetokounmpo sepakat memperpanjang kontrak dengan Milwaukee Bucks, ia terus dikaitkan dengan Heat. Victor Oladipo juga demikian, sebelum pindah ke Houston Rockets, Heat dikabarkan sebagai pelari terdepan untuk mendapatkannya. Bahkan, seiring Rockets yang berantakan dan isu Oladipo akan berpindah lagi semakin memanas, Heat kembali dikaitkan.

Menariknya, setelah kita melihat pencapaian Heat, sebenarnya tidak ada yang bermasalah. Heat kini duduk di peringkat empat klasemen sementara Wilayah Timur dengan rekor 21 kali menang dan 18 kali kalah. Mereka hanya kalah dari Milwaukee Bucks, Brooklyn Nets, dan Philadelphia 76ers. Jadi, Heat sejujurnya tak terlihat bermasalah.

(Baca juga: Musim Pertama Bak Mimpi Buruk untuk Stephen Silas)

Di mata saya, masalah utama Heat adalah cedera. Dari seluruh skuat Heat, hanya Duncan Robinson yang tercatat bermain di seluruh gim. Kelly Olynyk dan Precious Achiuwa jadi dua pemain yang tercatat absen satu kali sedangkan Andre Iguodala absen dua kali. Sisanya, setiap pemain Heat absen setidaknya lima gim sepanjang musim.

Terbukti, sejak Jimmy Butler kembali bermain, Heat mulai meraup kemenangan. Memulai gim dengan (6-12), Heat kini berhasil memenangi 10 dari 11 gim terakhir mereka. Rangkaian kemenangan ini yang membawa Heat merangsek naik di klasemen hingga akhirnya duduk di peringkat empat seperti sekarang.

Lantas, mengapa Heat terus dikaitkan dengan pemain-pemain lawan?

Setelah menilik kepada statistik Heat secara tim, hal ini terasa cukup wajar. Heat ternyata adalah tim tiga terbawah untuk offensive rating di Wilayah Timur. Dua tim yang lebih buruk dari mereka adalah Orlando Magic dan Cleveland Cavaliers. Hanya ada New York Knicks, tim zona playoff yang berada di lima terbawah offensive rating Wilayah Timur.

Lalu, bagaimana Heat menang? Ya, mereka menang melalui pertahanan apik. Di Wilayah Timur, Heat ada di peringkat tiga defensive rating terbaik. Dua tim di atas mereka adalah Knicks dan Sixers. Pun demikian, hal ini tidak akan cukup jika mereka ingin mengulang prestasi musim lalu atau bahkan menjadi juara lagi. Mereka jelas harus memperbaiki serangan mereka, utamanya efektivitas tembakan mereka (53,8 persen, peringkat 17 keseluruhan NBA).

Hal yang membuat efektivitas tembakan Heat buruk di musim ini adalah tripoin mereka yang sangat tersendat. Heat adalah tim peringkat 10 untuk rataan percobaan tripoin terbanyak di liga dengan 36,9 tembakan per gim, namun akurasi mereka hanya 34,9 persen, menempatkan mereka di urutan 26 dari 30 tim.

Bandingkan dengan musim lalu, Heat berada di peringkat dua akurasi tripoin terbaik di liga dengan 37,9 persen, hanya kalah dari Utah Jazz. Hebatnya lagi, Heat juga mencatatkan akurasi tersebut sebagai tim peringkat sembilan percobaan tripoin terbanyak di liga dengan 35,4 tembakan per gim. Penurunan ini otomatis melukai statistik serangan mereka yang jelas berimbas kepada kemenangan mereka.

Atas dasar hal-hal di atas, jika Heat ingin mengulang prestasi dan harus melakukan perubahan, maka mereka harus mencari pemain yang bagus dalam bertahan dan konsisten dalam melakukan tripoin. Dalam hal ini, kita harus mempertimbangkan bahwa ada pemain-pemain yang tak mungkin dilepas oleh Heat seperti Jimmy Butler, Bam Adebayo, Duncan Robinson, Precious Achiuwa, dan Tyler Herro.

Mengapa nama-nama di atas telindungi dari peluang untuk ditukar? Karena mereka adalah pemain inti Heat, di usia optimal dan muda, serta masih memenuhi standar permainan Heat yang bagus dalam bertahan dan tajam plus efektif saat menyerang. Namun, nama yang terakhir disebut mungkin saja ditukar untuk mendapatkan nama yang lebih besar dan memenuhi kriteria yang sudah saya sebutkan sebelumnya.

Ada dua nama yang dikaitkan kencang dengan Heat untuk saat ini, mereka adalah LaMarcus Aldridge dan Kyle Lowry. Nama yang pertama disebut menurut saya adalah opsi yang tidak masuk akal untuk Heat. Heat adalah tim yang memikiki mobilitas sangat tinggi dan hal itu sama sekali tak mendekati sosok Aldridge, tidak sekarang, tidak pula dahulu (waktu masa jayanya).

Aldridge memang memiliki akurasi tripoin yang lumayan (36 persen, 6,6 percobaan per gim), namun hal tersebut didapat dengan proses spot up dan pick n pop semata. Aldridge juga tipikal pemain post play, sesuatu yang sudah dimiliki Butler dan Bam Adebayo. Heat rasanya tak perlu pemain seperti ini. Secara statistik pun, Aldridge hanya memiliki offensive rating 107 dan defensive rating 111, catatan yang rendah untuk offensive rating dan tidak spesial untuk defensive rating. Seharusnya, Heat tak perlu berpikir untuk mendapatkan Aldridge kecuali ia melakukan buy out dengan Spurs dan Heat bisa mendapatkannya dengan kontrak minimal. Kalaupun pertukaran memang jadi satu-satunya jalan untuk mendatangkan Aldridge, opsi terbaik Heat adalah memberikan Kelly Olynyk dan Myers Leonard, meski saya ragu Spurs akan menerimanya.

Kyle Lowry secara pandangan tanpa statistik adalah sosok yang tepat untuk Heat. Mereka butuh garda utama yang memiliki mobilitas tinggi, mampu menjadi pencetak angka, dan pemain bertahan yang solid. Goran Dragic dan Kendrick Nunn adalah pemain yang memenuhi dua kriteria awal, tapi tidak memiliki kemampuan bertahan yang solid.

Hasil percobaan menggunakan tradenba.com yang saya lakukan berujung pada Heat melepaskan Dragic, Iguodala, dan Nunn ke Raptors untuk Lowry. Hal ini bisa berkembang dengan Heat meminta tambahan hak memilih atau pemain dengan gaji kecil seperti DeAndre’ Bembry atau Matt Thomas.

Heat dan Raptors bisa melakukan kesepakatan besar dengan menyertakan barisan bigman mereka. Asumsi saya, Olynyk yang menyisakan hanya satu musim kontrak jelas akan masuk semua paket pertukaran yang dicoba oleh Heat. Leonard juga sangat mungkin masuk seiring performa medioker dan kasus rasisme terakhirnya. Raptors sendiri tampaknya berupaya mencari pertukaran untuk Aron Baynes yang tak sesuai ekspektasi mereka.

Menarik melihat bagaimana Heat akan menyiapkan tim mereka untuk posisi yang lebih baik di paruh kedua musim ini. Sedikit keberuntungan mereka adalah stigma masyarakat yang menempatkan mereka sebagai underdog, sama seperti musim lalu. Fokus publik kini tertuju pada Nets dengan skuat super mereka, Sixers yang tampak di atas angin dengan Doc Rivers, serta Bucks yang masih mencari jalan terbaik untuk Giannis.

Namun, sekali lagi, kita harus mengingat apa yang terjadi musim lalu. Heat adalah tim yang mengerikan saat diremehkan. Ditambah pengalaman masuk final musim lalu dan jika seluruh pemain Heat dalam kondisi fit, maka tim ini akan menjadi salah satu tim yang paling berbahaya di liga. Jangan lewatkan Heat!

Foto: NBA

 

Komentar