Tulisan berikut adalah sambungan dari tulisan sebelumnya: "Operator dan Klub-Klub Harus Berkorban, Para Pemain Harus Bersatu".
---
Tujuannya adalah demi kesejahteraan bersama yang adil. Tujuannya adalah agar memiliki posisi tawar terhadap permintaan-permintaan operator dan klub.
Benar bahwa para pemain harus ikut berkorban demi memajukan liga yang gak maju-maju setelah berusia hampir kepala empat ini. Namun seperti yang gw bilang di tulisan sebelumnya, pengorbanan terbesar akan ada di pundak operator dan klub. Merekalah yang secara ekonomi punya modal, atau dalam bahasa “basket Indonesia” adalah yang punya duit. Sebaliknya, para pemain butuh duit.
Sudah berapa tahun kita mendengar bahwa ada pemain-pemain yang dibayar sangat rendah. Meskipun ini bisa dibantah oleh klub dan operator dengan menunjukkan bahwa para pemain tersebut juga mendapatkan berbagai fasilitas yang bila divaluasi, maka angkanya juga akan lumayan besar. Bagi gw, uang adalah uang, fasilitas adalah fasilitas. Klub perlu menyediakan keduanya, dan angkanya harus memuaskan semua pihak.
Dengan bersatu, para pemain memunyai kapasitas untuk menuntut bayaran layak terendah bagi setiap pemain. Dengan begitu, tak ada lagi pemain yang menutup mata atas nasib rekannya sesama pemain yang dibayar sangat rendah. Tingkat kenaikan gaji kemudian diukur berdasarkan prestasi masing-masing.
Perlu dicatat, fungsi pemain bersatu bukanlah untuk menekan klub dan operator. Fungsinya adalah membentuk dasar organisasi liga yang baik, menjaga agar semua pihak menjaga komitmennya, dan bersungguh-sungguh. Pemain-pemain yang digaji di bawah upah minimum regional tak boleh terjadi. Begitu pula kegiatan pembayaran pemain “di bawah meja” karena diperebutkan beberapa tim harus binasa.(*)
Foto: Unsplash