IBL

Sehari lalu (5/10/2017), halaman iblindonesia.com melansir berita tentang penandatanganan kesepakatan antara tiga organisasi, Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi), Indonesian Basketball League (IBL) dan ASEAN Basketball League (ABL). Secara singkat, isi kesepakatan ini tentang penertiban pemain dan klub. Ini dilakukan agar basket Asia Tenggara berkembang ke arah yang lebih baik.

Dari iblindonesia.com, dalam kesepakatan antara IBL dan ABL disebutkan bahwa para pemain yang telah didaftarkan oleh klubnya di salah satu liga, tidak dapat didaftarkan pada liga lainnya, pada saat yang bersamaan dan musim yg sama.

IBL akan memulai musimnya pada tanggal 8 Desember mendatang dan berakhir pada bulan April 2018. Sementara ABL akan dimulai pada bulan November 2017 dan berakhir pada bulan April 2018.

"Kerjasama dengan ABL, memastikan kedua liga mendapatkan pemain terbaik untuk setiap klub peserta, di saat yang bersamaan. Ini menunjukkan bahwa kami saling menghargai kalender liga masing-masing," komentar Hasan Gozali, Direktur IBL.

Ditegaskan COO ABL, Jericho Ilagan, bagi klub IBL yang ingin berpartisipasi di ABL, maka harus mendapatkan pesertujuan dari Perbasi. ABL akan menghormati liga domestik sekaligus peraturan dan ketentuan federasi masing-masing negara.

Sejatinya peraturan ketertiban klub ini sebenarnya sudah ada sejak IBL dimulai tahun 2003 silam. Dalam aturannya, IBL menegaskan bahwa pemain yang sedang bermain di satu musim kompetisi, tidak boleh bermain di kompetisi atau liga lain pada waktu yang bersamaan. Apalagi kalau klubnya juga tampil di dua liga.

Peraturan ini sempat terabaikan sampai kemudian ditegakkan kembali oleh NBL Indonesia di musim perdananya 2010-2011.

Khusus untuk Indonesia, ABL memang jadi liga yang paling dekat dan kerap diikuti tim-tim Indonesia. Sejak 2009 (ABL dimulai) sudah ada klub Indonesia yang berpartisipasi, Satria Muda Jakarta yang kemudian mengganti nama menjadi Indonesia Warriors dan Laskar Dreya di tahun 2014.

Dengan berjalannya kesepahaman ini, maka apa yang pernah terjadi pada Satria Muda di NBL Indonesia musim 2011-2012 dan ABL 2012 tidak akan bisa diulangi oleh CLS Knights Surabaya. Saat itu, beberapa pemain Satria Muda yang sudah bermain di Championship Series NBL Indonesia dan keluar sebagai juara (April 2012) juga ikut membela Indonesia Warriors di final ABL (Juni 2012). Sama juga ketika Hangtuah Sumsel di NBL Indonesia 2013-2014 yang sebagian besar pemainnya kemudian juga berlaga di ABL 2014 dengan nama Laskar Dreya.

 

Foto: Hari Purwanto

Komentar