IBL

 

“Tak kenal maka tak sayang, jika tidak mengenal atau mengetahui sesuatu, kita tidak mungkin menyukainya.”

Dalam dunia sepakbola, setelah musim berakhir, klub-klub Eropa mengagendakan acara “rekreasi” mereka ke negara-negara yang jauh dari keberadaan mereka bertanding. Asia tenggara, bahkan Indonesia pun pernah di kunjungi oleh beberapa klub sepakbola Eropa. Agenda rekreasi mereka bukan tanpa alasan dan tujuan. Selain untuk menciptakan brand awareness, tujuan mulia dari agenda rekreasi para klub-klub Eropa adalah menyapa para penggemarnya langsung yang selama ini hanya bisa menonton pertandingan dari media elektronik. Mereka ingin memperkenalkan diri mereka lebih dekat agar menimbulkan rasa cinta yang mendalam.

Seperti peribahasa di atas. Di Basket, tim NBA pun melakukan hal yang hampir sama dengan klub-klub sepakbola Eropa. Beberapa ada yang melakukan pertandingan pramusim jauh dari dataran Amerika, seperti pertandingan antara Golden State Wariors dengan Minnesota Timberwolve yang dilakukan di Shenzen, Guangdong, Tiongkok. Warriors, Timberwolves, dan NBA ingin menciptakan brand awareness kepada masyarakan Tiongkok secara mendalam. Agar masyarakat Tiongkok tidak lupa untuk selalu menonton pertandingan NBA. Agar masyarakat Tiongkok selalu ingat dengan Curry.

Di Indonesia, tim-tim IBL atau bahkan pihak liga seperti lupa harus membangun brand awareness ke masyarakat Indonesia. Seakan lupa untuk lebih dalam memperkenalkan siapa mereka. Hanya beberapa tim yang sudah memulai menciptakan brand awareness dengan baik.

Dalam sebuah teori, brand awareness adalah daya ingat konsumen atau calon konsumen tentang suatu produk. Sehingga jika brand awareness tidak diciptakan, bagaimana masyarakat Indonesia bisa tahu tentang liga basket profesional yang ada di Indonesia, dan bagaimana masyarakat Indonesia tahu kalau tim IBL itu tidak hanya Satria Muda Jakarta dan Aspac Jakarta saja? Masih ada NSH Jakarta, Pacific Caesar Surabaya, Satyawacana Salatiga dan tim-tim lainnya.

Menciptakan Brand Awareness tidak bisa dilakukan hanya oleh pihak liga saja, pihak tim pun harus melakukan hal yang sama. Pihak liga melakukan brand awareness untuk memperkenalkan liga mereka, dan pihak tim harus melakukan hal yang sama untuk memperkenalkan tim mereka.

Tujuannya adalah sama, menarik minat para penggemar basket untuk menonton baik secara langsung atau melalui media elektronik. Dalam sebuah produk, tujuan dari brand awareness adalah mengundang konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan, dan menciptakan konsumen agar terus menerus membeli produk yang sama, dan dalam sebuah tim olahraga, baik tim sepakbola atau tim bola basket, brand awareness adalah cara untuk mengundang para penggemar untuk selalu menonton setiap pertandingan, baik itu menonton secara langsung atau melalui media elektronik.

Ketika para penggemar berdatangan ke Stadion atau GOR para tim akan mendapatkan berbagai keuntungan. Pertama dukungan langsung dari para penggemar, kedua mendapatkan pundi-pundi uang dari hasil penjualan tiket, dan ketika para penggemar yang hanya bisa melihat tim-tim kesayangannya melalui media elektronik, para tim pun mendapat keuntungan, dukungan serta doa yang menyertai dari berbagai benua untuk tim kesayangannya dan pundi-pundi uang dari hak siar.

Brand Awarness adalah salah satu cara untuk menciptakan fanatisme pada setiap tim. Untuk menimbulkan rasa cinta yang mendalam antara fans dan tim. Sehingga ketika tim kesayangannya bertanding, para fans tergerak untuk mendukung tim kesayangannya. Mereka akan melakukan “ritual” pemenuhan batin dengan menonton tim kesayangannya bertanding. Bahkan, tidak hanya menonton pertandingan saja, para fans pun akan melengkapi dirinya dengan atribut-atribut yang melambangkan kecintaannya pada tim kesayangannya, dan demi menyempurnakan “ritual” mereka bersorak mendukung timnya.(*)

Foto: premiere.exe Japan

Komentar