IBL

Untuk pertama kalinya, 3x3 akan dipertandingkan di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang. Sempat diragukan, namun akhirnya Tokyo memang menunjukkan bahwa tempat ini layak untuk dijadikan tonggak sejarah untuk 3x3. Lihat saja, di final Liga 3x3 Premiere.exe Jepang, sebanyak 25 ribu penonton hadir untuk menyaksikan partai puncak. Laga ini berlangsung di Hills Roppongi, yang bakal menjadi tempat berlangsungnya 3x3 Olimpiade, tiga tahun mendatang.

Animo penonton memberi keyakinan panitia penyelenggara Olimpiade dan FIBA bahwa 3x3 pun bisa menarik penonton yang cukup banyak. 3x3 menjadi sangat terkenal di Jepang berkat liga 3x3 Premiere.exe yang sudah berjalan empat edisi. Liga ini diikuti 18 tim dari Jepang, namun mereka bisa memainkan pemain asing. Selain itu kompetisi ini berlangsung sangat panjang dengan dibagi tiga konferensi, delapan fase dan satu grand final.

21685911_1482234348524756_7847149859870477943_n (1)

Di final tahun ini, Tim Tokyo atau yang dikenal sebagai tim Dime.Exe, mengalahkan juara bertahan, tim Hamamatsu atau Agleymina.Exe, dengan skor 18-14. Bintang Tokyo, Keita Suzuki sukses mengantarkan timnya menjadi juara sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai pemain 3x3 terbaik di Jepang.

Di babak final ini, Tokyo atau Jepang pada umumnya menunjukkan bahwa mereka sudah siap menjadi tuan rumah 3x3 Olimpiade. Sebab tim Tokyo berisi empat pemain asli Jepang (tanpa pemain asing). Ini menegaskan bahwa Jepang juga punya talenta 3x3 yang luar biasa. Selain itu, soal penggemar, jangan ditanya lagi. 25 ribu penonton sudah bisa menunjukkan bagaimana animo penonton 3x3 di Jepang.

Sekedar informasi, Tokyo dan Hamamatsu akan berlaga di FIBA 3x3 World Tour Chengdu Masters 2017 yang berlangsung 23-24 September 2017 mendatang. Hamamatsu merupakan tim Jepang yang pernah mengalahkan Novi Sad Al Wahda di FIBA 3x3 World Tour Final 2016 lalu.

Foto: premier.3x3exe.com

Komentar