IBL

Cleveland Cavaliers berhasil membungkus kemenangan kedua di putaran pertama Playoff NBA 2017. Menghadapi Indiana Pacers, hasil akhir laga kedua ini relatif lebih baik daripada laga pertama. Cavs menang 117-111. Di laga pertama, Cavs beruntung karena tembakan C.J. Miles di detik-detik akhir tidak berjumpa sasaran. Skor akhir 109-108 waktu itu.

Hingga saat ini, kemenangan-kemenangan Cavs mungkin terlihat sudah terprediksi sebelumnya. Apalagi kalau melihat posisi peringkat musim reguler yang mempertemukan kedua tim. Namun ada hal lain yang akan terus menghantui LeBron James, Kevin Love, Kyrie Irving dan kawan-kawan sampai mereka berhasil merebut juara kembali. Hantu tersebut adalah pertahanan mereka yang sangat lemah.

Dalam dua laga pertama playoff ini, Cavs menunjukkan dengan gamblang pertahanan mereka yang rapuh. Setidaknya dari sudut pandang statistik, pertahanan Cavs adalah yang terburuk.

Di laga pertama, defensive rating Cavs ada di angka 118,9. Artinya, dalam skala 100 kali penguasaan bola (ball possessions), Cavs memperkenankan lawan mencetak sampai 118,9 poin! Kalau dibandingkan dengan rata-rata defensive rating tim-tim NBA sepanjang musim reguler, ini adalah angka terburuk.

Angka defensive rating Cavs membaik di laga kedua menjadi 112. Namun bila dibandingkan dengan rata-rata defensive rating musim reguler lalu, ini masih tetap angka terburuk.

Sebagai perbandingan, defensive rating terburuk musim reguler 2016-2017 adalah milik Los Angeles Lakers dengan rata-rata 110,6. Terbaik dalam hal bertahan ini adalah San Antonio Spurs dengan 100,9.

Buruknya pertahanan Cavs di playoff ini seharusnya bukanlah hal yang mengejutkan. Di musim reguler, efisiensi pertahanan Cavs ada di urutan 22, atau yang terburuk di antara 16 tim yang lolos ke babak playoff. Bahkan setelah jeda All Star di bulan Februari lalu, efisiensi pertahanan Cavs sebenarnya merosot ke urutan 29 di antara 30 tim NBA.

Angka-angka tersebut akan menjadi sandungan di laga-laga Cavs selanjutnya. Apalagi fakta menarik lainnya adalah efisiensi serangan Indiana Pacers yang sebenarnya tidak bagus-bagus amat. Pacers hanya ada di urutan 15 tim-tim NBA dengan serangan tertajam. Ofensive rating Pacers 106,2.

Bila Cavs lolos ke putaran kedua, maka potensial lawan yang akan dihadapi adalah Milwaukee Bucks atau Toronto Raptors, dua tim yang efisiensi serangannya berada di atas Pacers. Raptors bahkan ada di urutan enam tim yang paling tajam di NBA. Hanya berbeda 1,1 poin saja dengan efisiensi serangan Cavs yang ada di urutan ketiga.

Pertahanan yang lemah ini bukanlah hal yang terjadi begitu saja. Bukan pula hal yang bisa diubah sedemikian cepat. Walau pun kemungkinan tersebut bisa saja terjadi. Kekuatan pertahanan kolektif adalah buah dari kemauan setiap pemain untuk bertahan dengan baik. Padahal, dari 100 pemain dengan efisiensi pertahanan terbaik di musim ini, hanya ada dua nama pemain Cavs yang muncul. Kevin Love di urutan 44 dan LeBron James di urutan 73. Tristan Thompson dan Iman Shumpert menyusul di 150 besar kemudian.

Untuk merangkum kelemahan-kelemahan Cavs dalam bertahan berikut beberapa detailnya: Cavs adalah tim terburuk dalam urusan transisi bertahan. Cavs juga merupakan tim dengan steal terrendah per penguasaan bola. Mereka berada di urutan 25 dengan jumlah blok terbanyak. Serta urutan sembilan terburuk dalam hal defensive rebound. Data-data tersebut seolah membuka fakta bahwa pemain-pemain Cavs tidak berbuat banyak ketika ring mereka digempur.

Walau pertahanannya buruk, lalu apa yang membuat Cavs kerap menang? Boleh jadi ketajaman serangannya. Di musim reguler, efisiensi serangan Cavs adalah yang terbaik ketiga setelah Golden State Warriors dan Houston Rockets. Beruntung bagi Cavs kedua tim tersebut ada di Wilayah Barat. Cavs rata-rata memasukkan 110,9 per 100 penguasaan bola. Sementara Rockets 111,8 dan Warriors 113,2 per 100 penguasaan bola.

Dengan demikian, kita jadi tahu strategi bertahan Cavs sejauh ini. “Menyerang adalah strategi bertahan terbaik.”

Foto: AP/Sports Inquirer

Komentar